Jumat, 26 September 2014

Laporan





















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita semua dituntut untuk mengetahui hal- hal yang lebih komplek dan berguna bagi kita semua . Dalam hal ini , kita semua dituntut untuk berkembang , dan mampu melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi dibumi kita. Sering kita melihat kejadian aneh diatmosfer , terutama tentang meteor. Sebelum kita mengetahui apa itu  meteorologi dan klimatologi, terlebih dahulu kita harus mengetahui , apa sih meteor itu?. Meteor berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, yang  berdasarkan atas ilmu cuaca dan astronomis.Ilmu cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenommena optik yang terjadi di atmosfer.Sedangkan astronomis adalah benda-benda ruang angkasa yang masuk kebumi.
Jadi dari penjelasan kata meteor tesebut,  yang kita tinjau dari ilmu cuaca dan astronomi , meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang  pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini adalah sebagai ilmu cuaca. Sedangkan Klimatologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu klima dan logos.Klima yang artinya lintang dan logos artinya ilmu.Jadi Klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas atau mempelajari tentang iklim.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.Sedangkan Iklim merupakan Kumpulan rata-rata dari kondisi-kondisi fisik (temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan) di atmosfer dalam waktu yang lama dan tempat yang lebih luas, yang mencakup keseluruhan wilayah.
Cuaca dan iklim memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam.Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim, mulai dari jenis pakaian, makanan, bentuk rumah, pekerjaan sampai rekresi tidak terlepas dari pengaruh atmosfer beserta proses – prosesnya.Cuaca dan iklim selalu menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia di bumi.
Jadi konsep mengenai Meteorologi dan Klimatologi di atas merupakan materi yang telah diperoleh dalam ruang kuliah.Hal ini tidak hanya cukup pada pengetahuan konsep namun dibutuhkan bentuk pengkajian.Pengkajian konsep – konsep tersebut dilakukan dalam aplikasi di lapangan.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum meteorologi dan klimatologi ini adalah sebagai berikut:
a)    Untuk mengetahui dan memahami pengunaan alat alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
b)   Untuk mengetahui dan memahami proses kinerja dari alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
c)    Untuk mengetahu dan memahami jenis-jenis awan.
d)   Untuk mengetahui radiasi matahari secara maksimum dan minimum.
e)    Untuk mengetahui dan memahami lamanya penyinaran matahari serta faktor yang mempengaruhinya.
f)    Untuk mengetahui suhu dan kelembaban yang terjadi didaerah tersebut.
g)   Untuk mengetahui curah hujan dan kecepatan angin yang terjadi didaerah tempat kita melaksanakan praktikum.
1.3  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum meteorologi dan klimatologi ini adalah sebagai berikut:
a)    Agar mahasiswa mampu memahami dan menggunakan alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
b)   Agar mahasiswa mampu memahami proses kinerja dari alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
c)    Agar mahasiswa mampu memahami dan membaca jenis-jenis awan yang tampak dilangit.
d)   Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses radiasi matahari secara maksimum dan minimum.
e)    Agar mahasiswa bisa mengetahui dan memahami lamanya penyinaran matahari dan bisa mengetahui faktor apa yang mempengruhinya.
f)    Agar mahasiswa bisa mengetahui dan memahami suhu dan kelembaban yang terjadi didaerah tersebut.
g)   Agar mahasiswa bisa mengetahui curah hujan dan kecepatan angin yang terjadi didaerah tersebut.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Awan
Awan merupakan kumpulan dari titik-titik air atau kristak es yang melayang-layang di angkasa dan terbentuk karena adanya proses kondensasai maupun sublimasi. Kondensasi terjadi karena adanya proses panas atau penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran kecil( 0,01 mm ) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik.Awan dibedakan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan atas morfologinya dan berdasarkan atas ketinggiannya.
Berdasarkan atas morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain sebagai berikut :
1)   Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
2)   Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3)   Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
Berdasarkan atas ketinggiannya, awan dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1)   Golongan awan tinggi, jenis awan yang berada pada ketinggian di atas 6.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a)    Cirrus (Ci), awan yang halus, berserat seperti bulu burung. 
b)   Cirrostratus (Cs), awan putih yang halus seperti kelambu, menutup seluruh angkasa (sering menimbulkan halo matahari dan halo bulan).
c)    Cirrocumulus (Cc), awan ini berbentuk seperti gerombolan domba, yang menyebabkan adanya sedikit bayangan atau tidak sama sekali.
2)    Golongan awan sedang, awan yang berada pada ketinggian antara 2.000 6.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a)    Altostratus (As), berbentuk seperti selendang tebal, pada bagian yang menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang.
b)   Altocumulus (Ac), berbentuk bagai bola-bola yang tebal dan putih pucat dengan berbagai warna kelabu karena kurang mendapat sinar.
3)    Golongan awan rendah, awan yang berada pada ketinggian 0-2.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a)    Stratocumulus (Sc), berbentuk gelombang yang menutupi angkasa, sering nampak seperti gelombang lautan.
b)   Stratus (St), awan yang melebar seperti kabut, tetapi tidak sampai ke permukaan tanah.
c)    Nimbostratus (Ns), awan tebal dengan bentuk tidak teratur, jenis awan ini banyak menimbulkan hujan.
4)    Golongan awan dengan perkembangan vertikal, wan yang memiliki titik tertinggi sama dengan Cirrus dan terendah antara 5.00-2.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a)    Cumulus (Cu), awan tebal dengan puncak bermacam-macam. Terbentuk pada siang hari di saat udara naik. Bagian yang berhadapan dengan matahari tampak terang.
b)   Cumulonimbus (Cb), awan yang bervolume sangat besar, berbantuk menara, gunung atau puncaknya melebar. Jenis awan ini biasanya menimbulkan hujan disertai kilat dan guntur.
1.    Proses terbentuknya awan
Dalam atmosfer tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tesebut ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi . Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetesair dari fasa uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengentian homogen yaitu pembekuan pada air murni yang akan terjadi pada suhu dibawah 400C. Akan tetapi dengan keberadan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuaan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 00C.
Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa debu, asap,belerang dioksida, garam laut(NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001-10 mikrometer. Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut:
a)    Udara yang bergerak keatas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah , tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
b)    Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi awan pada RH mendekati 100 karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
c)    Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5-20 mm. Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengn kecepatan 0,01-5 cm/s , sedangkan kecepatan aliran udara keatas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh kebumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 maka tetes tersebut akan menguap . Untuk dapat jatuh kebumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih besar yaitu sekitar 1mm ( 1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara keatas.
d)   Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah awan awan tumbuh secara kontinyu , maka puncak awan akan melewati isoterm 00c. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan . Jika tidak terdapat inti pembekuan , maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu – 400C bahkan lebih rendah lagi.
2.2 Actinograph 
Actinograph adalah alat yang berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang dipasang pada silinder jam.
Arah lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari yaitu arah Timur – Barat. Pias dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WIB. Besarnya total radiasi matahari dapat diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas pias dengan menggunakan alat Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus :
Total Radiasi = Luas x Bilangan Tetapan Pias X Konstanta Alat









`Gambar 1. Actinograph Bimetal


2.3 Campbell Stokes
Campbell stokes adalah alat yang berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari.
Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :
a)    Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/ 29 Pebruari.
b)   Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31 Agustus.
c)    Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1 September – 10 Oktober.
Pembacaan kertas pias type campbell stokes antara lain adalah sebagai berikut:
a)    Apabila pembakaran pada kertas pias itu m,enghasilkan lubang berupa garis lurus, maka lama penyinarannya pada saat itu sepanjang garis lurus tersebut.
b)   Apabila bekas pembakarannya terputus-putus, maka lama penyinarannya pada saat itu adalah sepanjang garis luang yang telah digabungkan.
c)    Apabila bekas pembakaran pada kertas pias hanya membentuk lubang atau titik kecil dikelilingi hangus disekitarnya maka lama penyinarannya dihitung 1/2 dari garis tengah noda tersebut.
d)   Apabila terdapat 2-3 noda yang berbentuk bulatan (tidak tembus), maka lama penyinarannya dihitung 0,1 jam sedangkan 4-6 noda bulatan dianggap 0,2 jam.
e)    Pengambialn dan pemasngan kembali kertas pias dilakukakan pada saat matahari terbenam.
Waktu pengamata pias dipasang dari jam 06.00, dan diangkat pada jam 18.00.











                             Gamabar. 2 Campbell Stokes
2.4 Thermohigrograph
Thermohigrograph adalah alat yang berfungsi  mencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi) . Satuan dari alat thermohigrograf adalah  Derajat Calcius & Prosentase (%).  Thermohigrograph memilika kertas pias harian,  atau mingguan. Pada Termohigrograph  kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik. Selain itu pada thermohigrograph juga terjadi  kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik. Pada thermohigrograph terdapat dua sensor yaitu antara lain:
a)    Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan     menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena  turun
b)   Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.
Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya.Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik.Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk menjaga sifst higroskopisnya.Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias.Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.










                                    Gambar 3.Thermohigrograph.



2.5 Automatic Weather Seasion (AWS)
AWS  (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah.AWS  berfungsi untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta.
Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik embun, Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari. Waktu pengamatan : dilakukan selama 24jam. Pada AWS terdapat komponen AWS yaitu antara lain Sensor, Data Logger, Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display (optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger, Penangkal petir.Sensoryang terdapat pada AWS yaitu: Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature, Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge.







                                


Gambar 4.Automatic Weather Seasion (AWS).

BAB 111
METODELOGI
3.1 Lokasi Waktu  dan Kesampaian Daerah
a. Lokasi
Lokasi dilaksanakannya praktikum adalah didaerah tamalate , yaitu berada pada jalan taman surya , dekat dengan jalan raya , kompleks perumahan dan dekat dengan persawahan.
b. Waktu
Waktu yang dipergunakan saat praktikum adalah 8 hari , dan waktu yang dipergunakan untuk mulai praktikum adalah kurang lebih dari jam 08.00 sampai selesai
c. Kesampain Daerah
Untuk Mencapai daerah tempat melakukan praktikum  , kita menggunakan kendaraan roda dua dan roda tiga.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi. Metode observasi adalah metode atau cara pengambilan data secara langsung dan sistematis yaitu mengamati langsung saat praktikum dan mencatat hal hal yang terjadi pada saat melakukan praktikum.
3.3 Alat Dan Bahan
3.3.1 Awan
a. Alat dan Bahan
1)   Alat tulis menulis
2)   Mistar
3)   Kamera
3.3.2 Intensitas Radiasi Matahari
a. Alat dan Bahan
1)   Actinograph ( alat pengukur intensitas radiasi matahari).
2)   Alat tulis menulis
3)   Mistar
4)   Kalkulator
3.3.3 Lama Penyinaran Matahari
a. Alat dan Bahan
1)   Campbell stokes ( alat pengukur lama penyinaran matahari).
2)   Alat tulis menulis
3)   Mistar
4)   Kalkulator
3.3.4 Kelembaban dan Suhu
a. Alat dan Bahan
1)   Termohigrograph ( alat pengukur kelembaban dan suhu)
2)   Alat tulis menulis
3)   Mistar
4)   Kalkulator
3.3.5 Curah hujan dan Kecepatan Angin
a. Alat dan Bahan
1)   Automatic Weather Seasion ( alat pengukur curah hujan dan kecepatan angin)
2)   Alat tulis menulis
3)   Mistar
4)   Kalkulator












3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Pengamatan Awan
Jenis –jenis awan
Jenis –jenis awan
 
              
               Lihat jenis jenis awan tersebut                      -Lihat jenis- jenis awan
-Bagi awan menjadi      empat kuadran
Amati awan dari jama 08.00-16.00
Bagilah awan menjadi  empat  kuadran




                                                            -Ambilah gambar (poteret)  awan yang amati
                                                            -Setelah itu deskripsikan awan yang diamati
Tentukan nilai okta awan yang diamati
                                                           

















3.4.2 Pengamatan Actinograph
Actinograph (alat ukur intensitas radiasi matahari)
Actinograph (alat ukur intensitas radiasi matahari)
 



              
           -Setinglah alat actinograph
           -Pasang kertas pias, letakan pena penggarisnya, dan
     Sesuaikan dengan waktu setempat.
     -Letakan pena penggaris pada ketas pias dengan
            Menyorong plat yang ada disamping bawah alat
tersebut.
Amati cara kerja alat actinograph
 



                                                  
                                                     -Hitungalah jumlah kotak yang dilalui pena
                                                       penggaris tersebut pada kertas pias.
                                                     -Jumlahkan nilai kotak dari banyaknya                                                             kotak yang dilalui pena penggaris.
Tentukan nilai radiasi maksimum dan radiasi minimum
 












3.4.3 Pengamatan Campbell Stokes
Campbell Stokes (alat ukur lamanya penyinaran  matahari)
Campbell Stokes (alat ukur lamanya penyinaran  matahari)
 




              -Setinglah alat Campbell Sokes
              -Tentukan letak lintang setempat, kemudian
                sesuikan pada alat pengukur lamanya penyinaran
                matahari.
              -Masukkan salah satu jenis kertas pias sesuai
               dengan bulan pengamatan.
Amati cara kerja alat Campbel Stokes
 




                                                       -Tentukan jejak-jejak bakar pada kertas
                                                        pias , dengan melihat  lembar bantuan
                                                        pengamatan.

Hitunglah lamanya penyinaran matahari dengan menggunakan rumus
 












3.4.4 Pengamatan Thermohigrograph
Thermohigrograph (alat ukur kelembaban dan suhu)
Thermohigrograph (alat ukur kelembaban dan suhu)
 




                        -Setinglah alat Thermohigrograph
                        -Letakan alat pengukur kelembaban dan suhu
                         didalam ruangan tertutup, karena ditempat
                         melakukan praktikum tidak ada ruangan tertutup
                         jadi kondisikan saja.
Amati cara kerja alat Thermohigrograph
 




                                                         -Tentukan kelembaban dan suhu
                                                          suhu maksimun dan minumum, pada
                                                          kertas pias hasil perekaman dari alat
                                                          thermohigrograph.
Hitunglah kelembabab (%) dan suhu(C0).
 













Automatic Weather Seasion (AWS)
3.4.5 Pengamatan Automatic Weather Seasion (AWS)
Automatic Weather Seasion (AWS)
 



VVB
                        -Setinglah alat Automatic Weather Seasion(AWS)
                        -Pasanglah alat AWS pada pipa besi yang panjang,
                          kemudian tanjapkan AWS yang sudah terpasang
                          dipipa besi.
                        -Pada saat menanjapkan pipa besi yang berada pada                                                               alat AWS harus dalam posisi lurus dan tancapkan
                          pada tempat terbuka.
                        -Posisi alat AWS  sesuai dengan arah mata angin
                        -Alat AWS dan remoet controlnya harus dalam
                         keadaan hidup.
Amati cara kerja alat Automatic Weather Seasion (AWS) pada remote controlnya.
                       





                                                         -Amati Selama 24 jam data yang tercatat
                                                          pada remote control .

Lihatlah hasil data yang tercatat pada remote control selama praktikum kurang lebih 8 hari. .
 








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Pengamatan Awan
a. Perhitungan Awan 1
Tanggal
Jam
Gambar
Jenis Awan/Ketinggian
Hitungan data
12-03-2013
08.00
Kuadran I


Kuadran  II


Kuadran III


Kuadran IV
Cumulus = 20%  
Stratus    = 35%   65%
Cirrus     = 10%
Cirrus   
               85%
Stratus
Nimbus stratus
Cumulus            81%
Cirrus
Cumulus = 30%
Cirrus      = 10%  60%
Stratus     = 20%
Perhitungan awan=
65%+85%+81%+ 60%
4
=74,25%
=7/10
=6 Okta
6 Okta adalah langit berawan.
Tabel. 1 Pengamatan Awan 1
Keterangan:
Cumulus ketinggian: 500-1500 m/dpl
Cirrus ketinggian    : 6-12 m/dpl
Stratus                     : <-2 m/dpl
Alto stratus             : 2-6 m/dpl



Gambar a. Awan cumulus    Gambar b. Awan cirrus        Gambar c. Awan stratus

b. Perhitungan awan 2
Tanggal
Jam
Gambar
Jenis Awan/Ketinggian
Hitungan data
12-03-2013
12.30
Kuadran I



Kuadran  II




Kuadran III



Kuadran IV
Cumulus
                 85%    
Stratus   

Stratus cumulus    
Stratus                95%
Cumulus nimbus

Stratus cumulus
                           95%
Cirrus stratus

Cumulus    = 20%
Cirrus      = 10% 75%
Stratus     = 20%
Alto stratus=25%
Perhitungan awan=
85%+95%+95%+ 75%
4
=87,5%
=9/10
=7 Okta

Tabel 2. Pengamatan Awan II
Keterangan :
Cumulus nimbus ketinggian: 500-1500 m/dpl
Cirrus stratus ketinggian      : 6-12 Km/dpl




Gambar d. Awan stratus cumulus         Gambar e. Alto Stratus


c. Perhitungan awan 3
Tanggal
Jam
Gambar
Jenis Awan/Ketinggian
Hitungan data
12-03-2013
16.00

Kuadran I



Kuadran  II



Kuadran III



Kuadran IV
Alto Stratus    95%


Alto stratus
                     98%
Cumulus 



Cirrus stratus   99%



Cumulus    
Alto stratus   85%
Cirrus
Perhitungan awan=
95%+98%+99%+ 85%
4
=9/10
=7 Okta

Tabel 3. Pengamatan Awan III




Gambar  f. Alto Stratus         Gambar g. Cirrus Stratus
4.2.1  Hasil Pengamatan Actinograf
a. Senin, 11 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak  Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
2
24
07.00-08.00
5
60
08.00-09.00
8
96
09.00-10.00
10
120
10.00-11.00
13
156
11.00-12.00
22
264
12.00-13.00
9
108
13.00-14.00
8
96
14.00-15.00
5
60
15.00-16.00
4
48
16.00-17.00
3
36
17.00-05.00
Tidak ada yang dilalui
-
Jumlah
89
1.068
Tabel 4.2.1  Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-1
Keterangan :
Pukul 11.45 adalah radiasi maksimum 1.200 w/m2
Pukul 05.00badalah radiasi minimum 0 w/m2






Gambar 4.2.1 kertas pias actinograph 1

b. Selasa, 12 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
4
48
07.00-08.00
4
48
08.00-09.00
4
48
09.00-10.00
4
48
10.00-11.00
4
48
11.00-12.00
4
48
12.00-13.00
4
48
13.00-14.00
4
48
14.00-15.00
4
48
15.00.16.00
4
48
16.00-17.00
4
48
17.00-18.00
4
48
18.00-19.00
4
48
19.00-20.00
2
24
20.00-21.00
4
48
21.00-22.00
4
48
22.00-23.00
4
48
23.00-24.00
0
0
24.00-01.00
0
0
01.00-02.00
0
0
02.00-03.00
0
0
03.00-04.00
0
0
04.00-05.00
4
48
05.00-06.00
0
0
Jumlah
70
840
          Tabel 4.2.2  Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-2
Keterangan :
Pukul 14.00 adalah radiasi maksimum 700 w/m2
Puklul 06.00 adalah radiasi minimum 0 w/m2









Gambar 4.2.2 Kertas pias actinograph 2
c. Rabu, 13 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
2
24
07.00-08.00
5
60
08.00-09.00
5
60
09.00-10.00
6
72
10.00-11.00
4
48
11.00-12.00
13
156
12.00-13.00
4
48
13.00-14.00
9
108
14.00-15.00
18
216
15.00.16.00
6
72
16.00-17.00
7
84
17.00-18.00
4
48
18.00-19.00
0
0
19.00-20.00
0
0
20.00-21.00
0
0
21.00-22.00
2
24
22.00-23.00
0
0
23.00-24.00
0
0
24.00-01.00
0
0
01.00-02.00
0
0
02.00-03.00
0
0
03.00-04.00
0
0
04.00-05.00
4
48
05.00-06.00
1
12
Jumlah
90
1.080
            Tabel 4.2.3 Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-3
Keterangan :
Pukul 12.15 adalah radiasi maksimum 950 w/m2
Pukul 06.00 adalah radoiasi minimum 0 w/m2






Gambar 4.2.3 Kertas pias actinograph 3

d. Kamis, 14 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
0
0
07.00-08.00
0
0
08.00-09.00
2
24
09.00-10.00
5
60
10.00-11.00
9
108
11.00-12.00
22
264
12.00-13.00
27
324
13.00-14.00
18
216
14.00-15.00
4
48
15.00.16.00
4
48
16.00-17.00
5
60
17.00-18.00
5
60
18.00-19.00
4
48
19.00-20.00
0
0
20.00-21.00
1
12
21.00-22.00
1
12
22.00-23.00
0
0
23.00-24.00
0
0
24.00-01.00
0
0
01.00-02.00
0
0
02.00-03.00
0
0
03.00-04.00
0
0
04.00-05.00
5
60
05.00-06.00
1
12
Jumlah
113
1.356
       Tabel 4.2.4 Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-4
Keterangan :
Pukul 12.25 adalah radiasi maksimum 1.020 w/m2
Pukul 05.00 adalah radiasi minimum 0 w/m2






Gambar 4.2.4 Kertas Pias actinograph 4




e. Jumat, 15 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
0
0
07.00-08.00
0
0
08.00-09.00
8
96
09.00-10.00
5
60
10.00-11.00
8
96
11.00-12.00
17
136
12.00-13.00
21
168
13.00-14.00
19
152
14.00-15.00
7
84
15.00.16.00
7
84
16.00-17.00
6
72
17.00-18.00
4
48
18.00-19.00
0
0
19.00-20.00
0
0
20.00-21.00
5
60
21.00-22.00
0
0
22.00-23.00
0
0
23.00-24.00
0
0
24.00-01.00
0
0
01.00-02.00
0
0
02.00-03.00
0
0
03.00-04.00
0
0
04.00-05.00
0
0
05.00-06.00
1
12
Jumlah
108
1.296
       Tabel 4.2.5  Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-5

Keterangan :
Pukul 11.30 adalah radiasi maksimum 1010 w/m2
Pukul 06.00 adalah radiasi minimum 0 w/m2





Gambar 4.2.5 Kertas pias actinograph 5

f. Sabtu, 16 Maret 2013
Jam
Jumlah Kotak Yang Dilalui
Jumlah Kalori
06.00-07.00
0
0
07.00-08.00
3
36
08.00-09.00
5
60
09.00-10.00
5
60
10.00-11.00
7
84
11.00-12.00
5
60
12.00-13.00
4
48
13.00-14.00
4
48
14.00-15.00
5
60
15.00.16.00
6
72
16.00-17.00
4
48
17.00-18.00
5
60
18.00-19.00
5
60
19.00-20.00
4
48
20.00-21.00
4
48
21.00-22.00
4
48
22.00-23.00
4
48
23.00-24.00
4
48
24.00-01.00
4
48
01.00-02.00
4
48
02.00-03.00
4
48
03.00-04.00
4
48
04.00-05.00
4
48
05.00-06.00
0
0
Jumlah
98
1.176
    Tabel 4.2.6  Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-6
Keterangan:
Pukul 13.00 adalah radiasi maksimum 890 w/m2
Pukul 17.20 adalah radiasi minimum 70 w/m2





Gambar 4.2.6 Kertas pias actinograph 6







Gambar 4.2.7 alat  praktikum ( Actinograph)


4.3.1 Hasil Pengamatan Campbell Stokes
a. Pengamatan Campbell Stokes
Lama Penyinaran
Waktu Yang Sudah Terkonversi Kejam
Senin, 11 Maret 2013
3,75   jam
Selasa, 12 Maret 2013
5,55   jam
Rabu,  13 Maret   2013
10,58 jam
Kamis, 14 Meret  2013
9,8     jam
Jumat , 15 Maret  2013
8,5     jam
Sabtu , 16 Maret  2013
8,6     jam
Tabel 4.3.1 Pengamatan lamanya penyinaran matahari

b. Perhitungan Campbell Stokes
1) Senin , 11 Maret 2013


Gambar.4.3.1 Hasil pembakaran 1
Lpm =
                    =
                    = 31,15%
2)   Selasa, 12 Maret 2013


Gambar 4.3.2 Hasil pemabakaran 2
Lpm = 
                    =
                    = 45,83%
3)   Rabu, 13 Maret 2013


Gambar 4.3.3 Hasil Pembakaran 3
Lpm = 
         =
         = 88,16%
4)   Kamis, 14 Maret 2013



Gambar 4.3.4 Hasil Pembakaran 4
Lpm = 
         =
         = 81,66%
5)   Jumat, 15 Maret 2013


Gambar 4.3.5 Hasil Pembakaran 5
Lpm = 
         =
         = 70,83%



6)   Sabtu, 16 Maret 2013


Gambar 4.3.6 Hasil Pembakaran 6
Lpm = 
         =
         = 71,66%
7)   Minggu, 17 Maret 2013



Gambar 4.3.7 Hasil Pembakaran 7
Lpm = 
         =
  = 83,75%
Hari/ Tanggal
Hasil perhitungan
Senin 11 maret 2013
31,15%
Selasa 12 maret 2013
45,83%
Rabu 13 maret 2013
88,16%
Kamis 14 maret 2013
81,66%
Jumat 15 maret 2013
70,83%
Sabtu 16 maret 2013
71,66%
Minggu 17 maret 2013
83,75%
Tabel 4.3.2 Hasil Perhitungan.








Gambar 4.3.8 Alat praktikum (campbell stokes )
4.4.1 Hasil Pengamatan Thermohigrograph
a. Pengamatan Thermohigrograph
Hari/Tanggal
Kelembaban (%)
RH Max  RH Min  RH Rata2       
     Temperature (0C)
Tmax   Tmin    T rata2
Senin,11 Maret 2013
68                  39              53,5
33            21            27
Selasa,12 Maret  2013
83                  27               53,5
39            17            28
 Rabu,13 Maret   2013
72                  25               48,5
41            18         29,5
 Kamis,14 Maret 2013
72                  24                  48
41            20         30,5
Jumat, 15 Maret  2013
87                  18               52,5
46            20            33
Sabtu , 16 Maret 2013
64                  28                  46
41            20         30,5
Minggu,17Maret2013
72                  25                  48
44            23         33,5
Tabel 4.4.1 Pengamatan kelembaban dan suhu




b. Perhitungan Thermohigrograph








                    


Gambar 4.4.1 Hasil Pengamatan Dalam Satu Minggu.

1) Perhitungan Kelembaban (%)
a. Senin, 11 Maret  2013
RH=
       =
        = 53,2%
b. Selasa, 12 Maret  2013
RH=
       =
        = 55%
c. Rabu, 13 Maret 2013
RH=
       =
        = 48,5%

d. Kamis, 14 Maret 2013
RH=
       =
        = 48%
e. Jumat, 15 Maret 2013
RH=
       =
        = 52,5%
f. Sabtu, 16 Maret 2013
RH=
       =
        = 46%
g. Minggu , 17 Maret 2013
RH=
       =
        = 48%
2) Perhitungan Temperature (0C)
a. Senin, 11 Maret 2013
T  =
      =
       = 270C
b. Selasa, 12 Maret 2013
T  =
      =
       = 280C


c. Rabu, 13 Maret 2013
T  =
      =
       = 29,50C
d. Kamis, 14 Maret 2013
T  =
      =
       = 30,50C
e. Jumat, 15 Maret 2013
T  =
      =
       = 330C
f. Sabtu, 16 Maret 2013
T  =
      =
       = 30,50C

g. Minggu, 17 Maret 2013
T  =
      =
       = 33,50C
















Gambar 4.4.2 Alat thermohigrograph.















4.5.1 Hasil Pengamatan Automatic Weather Seasion (AWS)
a. Hasil Pengamatan Automatic Weather Seasion ( AWS)
Tabel. 4.5.1 data aws





































     Gambar 4.5.1 Automatic Weather Seasion
4.2 Pembahasan
4.2.1 Awan
Berdasarkan dari hasil pengamatan awan, yang dilakukan pada tangggal 12, maret 2013 pada jam 08.00 terlihat bahwa pada kuadran I jenis awan yang tampak adalah awan cumulus 20%, stratus 35% dan cirrus 10%. Jadi jumlah kesuluruhan awan yang tampak pada kuadran I adalah 65%.Kemudian pada kudran II yang tampak hanya awan cirrus dan stratus yang memiliki jumlah keseluruhan 85%. Setelah itu pada kudran III jenis awan yang tampak adalah awan nimbus stratus, cumulus ,cirrus yang memiliki jumlah keseluruhan 81%. Kemudian pada kudran IV jenis awan yang tampak adalah awan cumulus, yang memiliki jumlah 30%, cirrus 10% dan stratus 20%. Jadi jumlah keseluruahan awan pada kuran IV adalah 60%. Kemudian jenis awan dari kudran I sampai kuadran IV memiliki jumlah keseluruhan yaitu 6 okta .Yang dimana 6 okta ini merupakan langit yang berawan.
Kemudian pengamatan selanjutnya  dilakukan pada jam 12.30, yang  dimana jenis awan yang nampak pada kudran I adalah awan cumulus dan stratus yang memiliki jumlah keseluruhan 85%. Setelah itu jenis awan yang tampak pada kudrran II adalah awan stratus cumulus, stratus, dan cumulus nimbus, yang dimana memiliki jumlah keseluruhan yaitu 95% .Selanjutnya jenis awan yang tampak pada kudran III adalah awan stratus cumulus dan cirrus stratus, yang memiliki jumlah yaitu 95%. Kemudian pada kudran IV, jenis awan yang tampak adalah awan cumulus 20%, cirrus 10% , stratus 20% dan alto stratus 25% , untuk itu jumlah keseluruhannya awan yang tampak pada kudran IV adalah 75%. Jadi  jumlah keseluruhan jenis awan yang tampak dari kudran I sampai dengan kudran IV adalah 7 okta, yang dimaana 7 okta adalah langit tertutup. Jadi pada saaat itu langit tertutup oleh awan, tetapi tidak tertutup total.
Setalah itu pengamatan terakhir dilakukan pada jam 16.00, yang dimana jenis awan yang tampak pada kudran I hanya awan altostratus yang memiliki jumlah 95%. Kemudian jenis awan yang tampak pada kudran II adalah awan altostratus dan cumulus yang meiliki jumlah 98%. Setelah itu awan yang tampak pada kudran III hanya awan cirrus stratus , yang memiliki juimlah 99%. Kemudian awan yang tam[ak pada kudran IV adalah jenis awan cumulus, alto stratus, dan cirrus, yang memiliki jumlah keseluruhan adalah 85%. Jadi jumlah keseluruhan awan yang tampak dari kudran I sampai dengan kudran IV adalah 7 okta, yang dimanan 7 okta adalah langit tertutup. Untuk itu , langit pada saat itu tertutup oleh awan, tetapi belum secra keseluruhan.
Jadi kesimpulannya awan yang nampak pada saat melakukan pengamatan selama satu hari yaitu awan cumulus yang ketinggigiannya mencapai 500- 1500 m/dpl, awan cirrus yang memiliki ketinggian 6000- 12000 m/dpl, awan stratus yang memiliki ketinggian dari 0-2000 m/dpl, awan alto stratus yang memiliki ketinggian 2000-6000 m/dpl, awan stratus cumulus yang memiliki ketinggian 0-2000 m/dpl, awan cumulus nimbus yang ketinggiannya mencapai 5.00-2000 m/dpl, awan cirrus stratus 6000-12000 m/dpl. Untuk itu , pengamatan yang dilakukan pada satu hari tersebut terlihat bahwa langit pada pagi sangat berawan , kemudian pada siang hari langit nampak tetutup oleh awan dan pada sore hari masih tetapa juga langit dalam keadaan tertutup oleh awan .
4.2.2 Intensitas Radiasi Matahari ( Actinograph )
Berdasarkan dari hasil pengamata pada kertas bias yang berada pada alat actinographterlihat bahwa pada hari senin, 11 maret 2013 dari jam 06.00 pagi sampai 05.00 pagi,  terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui hanya 89 kotak. Sedangkan jumlah kalorinya sekitar 1.068 kalori. Jadi pada hari senin, 11 maret 2013 radiasi maksimusnya terjadi pada jam /pukul 11.45 yaitu mencapai 1.200 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada jam/pukul 05.00 yaitu 0 w/m2.Kemudian pada hari selasa, 12 maret 2013  mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 06.00 pagi kembali, terlihat bahwa jumlah kota yang dilalui berjumlah 70 kotak. Sedang untuk jumlah kalorinya mencapai 840 kalori. Untuk itu, pada hari selasa 12 maret 2013 radiasi maksimunya terjadi pada pukul  14 .00 yaitu mencapai 700 w/ m2. Sedangkan untuk radiasi minimunya terjadi pada pukul  06.00 yaitu sekitar 0 w/m2.
 Setelah itu pada hari rabu 13 maret 2013 mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan 06.00 pagi kembali , terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari itu dalah berjumlah 90 kotak . Sedangkan untuk jumlah kalorinya mencapai 1.080 kalori. Jadi pada hari rabu 13 maret 2013 radiasi maksimumnya terjadi tepat pada pukul 12.15 yaitu mencapai 950 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada pukul 06.00 yaitu mencapai sekitar 0 w/m2. Selanjutnya pada hari kamis 14 maret 2013 mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan 06.00 pagi kembali, terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari itu berjumlah 113 kotak . Sedangkan untuk jumlah kalorinya yaitu 1.356 kalori . Untuk itu , pada hari kamis 14 maret 2013 radiasi maksimumnya terjadi pada pukul 12.15 yaitu mencapai 1.020 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minumnya terjadi pada pukul 05.00 yaitu sekitar 0 w/m2.
Kemudian pada hari jumat 15 maret 2013 mulai dari pukul06.00 pagi sampai 06.00 pagi kembali terlihat, bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari itu adalah 108 kotak . Sedangkan untuk jumlah kalorinya mencapai 1.296 kalori . Jadi pada hari jumat 15 maret 2013 radiasi maksimumnya terjadi pada pukul 11.30 yaitu mencapai sekitar 1.010 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada pukul 06.00 yaitu sekiatar 0 w/m2. Selanjutnya untuk hari sabtu 16 maret 2013, mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 06.00 pagi kembali terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari tersebut berjumlah 98 kotak . Sedangkan untuk  jumlah kalorinya mencapai 1.176 kalori . Untuk itu , pada hari sabtu 16 maret 2013 radiasi maksimumnya terjadi tepat pada pukul 13.00 yaitu mencapai 890 w/m2. Sedangkan utuk radiasi minimumnya terjadi pada pukul 17.20 yaitu sekitar 70 w/m2.
Jadi kesimpulannya intensitas radiasi matahari  yangpada hari senin sampai sabtu susah diprediksi , karena intensitas  radiasi yang terjadi mulai dari hari senin sampai sabtu terus mengalami perubahan serta radiasi maksimum dan minimunya juga berubah ubah . Untuk Itu, intensitas radiasi matahari yang terjadi dari senin sampai sabtu apakah dalam keadaan panas total atau tidak ,  jadi sulit untukl ditebak .
4.2.3 Lamanya Penyinaran Matahari ( Campbell Stokes)
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan pada alat campbell stokes dan kertas pias yang terbakar pada alat campbell stokes terlihat bahwa lamanya penyinaran matahari pada hari senin 11 maret 2013 mencapai  31,15 % , selanjutnya pada hari selasa 12 maret 2013 mencapi 45,83%, Kemudian pada hari rabu 13 maret 2013 lama penyinaran mataharinya  mencapai sekitar 88,16 %, setelah itu pada  hari kamis 14 maet 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 81,66%, kemudian pada hari jumat 15 maret 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 70,83% , dan selanjutnya pada hari sabtu 16 maret 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 71,66%. Kemudian untuk hari minggu 17 maret 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 83,75%.
Jadi kesimpulannya, lamanya penyinaran matahari yang terjadi pada hari senin sampai minggu tepat terjadi pada hari rabu , yang dimana lama penyinaran mataharinya mencapai 88,16 % dan merupakan hasil pembakaran yang cukup banyak , mungkin cuaca pada hari rabu tersebut panas sehingga penyinarannya hampir mencapai 100%.
4.2.4 Kelembaban dan Suhu ( Thermohigrograph)
Berdasarkan dari hasil pengamaatan pada kertas pias yang berada pada alat thermohigrograph  terlihat bahwa kelembaban dan suhu yang terjadi pada hari senin 11 maret 2013 , yang dimana kelembaban maksimumnya mencapai 68%, dan kelembaban minimumnya mencapai 39%. Jadi kelembaban rata-ratanya mencapai 53,5%. Untuk suhu maksimumnya mencapai 330C, dan suhu minimumnya mencapai 210C .Jadi untuk suhu rata- ratanya mencapai 270C.Kemudian pada hari selasa 12 maret 2013 , kelembaban maksimumnya  mencapai 83%, dan kelembaban minimumnya mencapai 27%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai sekitar 55%.Sedangkan untuk suhu maksimumnnya mencapai 390C, dan untuk suhu minimumnya mencapai 170C.Jadi untuk suhu rata-rata yang terjadi pada hari selasa tersebut mencapai 280C.
Kemudian untuk hari rabu 13 maret 2013 , kelembaban maksimumnnya mencapai 72%, dan kelembaban minimumnya mencapai 25%. Untuk itu kelembaban rata-ratanya mencpai 48,5% . Sedangkan untuk suhu maksimimnya mencapai410C, dan suhu minimumnya mencapai 180C. Oleh karena itu , suhu rata-ratanya mencapai 29,50C. Setelah itu  untuk hari kamis 14 maret 2013, kelembaban maksimumnya mencapai 72%, dan untuk kelembaban minimumnya mencapai 24%. Jadi untuk  kelembaban rata-ratanya mencapai 48%. Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencpai 410C, dan suhu minimumnya mencapai 200C.
Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 30,50C.
Selanjutnya untuk hari jumat 15 maret 2013, kelembaban maksimumnya mencapai 87%, dan kelemban minimunya mencapai 18%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai 52,5%. Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 460C, dan untuk suhu minimumnya mencapai 200C.Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 330C. Kemudian untuk hari sabtu 16 maret 2013 , kelembaban maksimumnya mencapai 64%, dan kelembaban minimumnya mencapai 28%.  Untuk itu, kelembaban rata-ratanya mencapai 46%.Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 410C, dan suhu minimumnya mencapai 200C.Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 30,50C. Selanjutnya untuk hari minggu 17 maret 2013, kelembaban maksimumnya 72%, dan kelembaban minimumnya mencapai 25%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai 48%.Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 440C, dan suhu minimumnya mencapai 230C. Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 33,50C.
Jadi kesimpulannya naik turunnya atau berubah-ubah suhu dan kelembaban karena penyinaran matahari pula, semakin banyak atau terik penyinaran matahari maka suhu semakin tinggi dan kelembapan akan menjadi rendah, dan sebaliknya.

4.2.5 Automatic Weather Seasion (AWS)
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan data yang dilihat  pada alat AWS terlihat bahwa curah hujan , kecepatan angin , maupaun cuaca yang terjadi pada saat itu selalu berubah . Yang dimana dengan data ini terlihat bahwa cuaca, curah hujan maupun kecepatan angin yang terjadi pada saat itu susah ditebak atau prediksi , karena datanya selalu mengalami perubahan dari hari kehari .
Jadi kesimpulannya dengan AWS ini kita bisa melihat cuaca , curah maupun kecepatan angin berubah-ubah.






















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang  pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini adalah sebagai ilmu cuaca. Sedangkan klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas atau mempelajari tentang iklim.
Dalam praktikum meteorologi dan klimatologi kita mengamati awan, intensitas radiasi matahari, lamanya penyinaran matahari, kelembaban dan suhu, serta cuaca, curah hujan , dan kecepatan angin .Yang dimana dalam praktikum ini kita menggunakan alat-alat meteorologi dan klimatologi seperti actinograph, campbell stokes, thermohigrograph, dan Automatic Weather Seasion ( AWS).
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar