Jumat, 26 September 2014

Laporan Praktikum Biologi''Purwa''



PRAKTIKUM I

A.  Judul         :  Mengenal Struktur  Sel
B.  Tujuan       :
1.    Menjelaskan struktur  sel  hewan dan sel tumbuhan.
2.    Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan sel tumbuhan.
3.    Menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
C.  Dasar  Teori
1.    Struktur  Sel Mahluk Hidup
Orang yang pertama kali mengistilahkan tentang sel adalah Robert Hooke pada tahun 1667. Ia mengamati irisan atau sayatan gabus dengan mikroskop, dan ia melihat adanya ruangan-ruangan kecil pada gabus yang disebut dengan cella yang berarti kamar kecil.
Sel adalah satuan struktur dan fungsional terkecil dan dari suatu organisme hidup. Pada makhluk hidup yang bersel satu atau tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri sedangkan pada makhluk hidup yang bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan itu dapat dilakukan oleh kelompok sel-sel yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel. Secara umum sel pada makhluk hidup terdiri atas membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel berupa mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi, lisosom, plastida, sentrosom, vakuola, ribosom, dan inti sel. Secara umum sel makhluk hidup terdiri atas :
a.    Membran plasma
Satu sifat sel yang universal adalah membran pembatas luar. Membran sel ini berguna sebagai interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi semua sel. Fungsi dari membran plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
b.    Sitoplasma
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Sitoplasma berwujud cairan kental  yang di dalamnya terdapat berbagai organel-organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel.
c.    Organel
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Organel-organel dalam sitoplasma diluar nukleus meliputi :
1.    Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah sistem yang sangat luas di dalam sel yang terdiri atas sistem tubulus atau kantong-kantong pipih yang terdapat dalam sitoplasma semua sel. Fungsi retikulum endoplasma yaitu untuk menetralkan racun, mensintesis lemak dan kolestrol.
2.    Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Sintesis protein seperti itu terjadi dalam ribosom yang secara acak tersebar di seluruh sitoplasma.
3.    Mitokondria
Mitokondria adalah salah satu dari beberapa bagian yang terdapat di dalam sel atau yang biasa disebut sebagai organel sel. Mitokondria dalam sebuah sel memiliki jumlah yang bervariasi tergantung pada kebutuhan energi pada sel tersebut. Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.
4.    Badan Golgi
Badan golgi merupakan tumpukan kantong – kantong pipih dan butiran butiran. Kantong – kantong pipih itu dinamakan sisternae atau sakulus. Susunan sisternae atau sakulus biasa disebut dengan diktiosom.
5.    Lisosom
Lisosom adalah sruktur yang agak bulat yang dibatasi membran tunggal. Lisosom berperan penting dalam matinya sel-sel.
6.    Sentrosom
Setrosom berfungsi sebagai tempat pembelahan sel.
7.    Vakuola
Vakuola adalah organel sitoplasmik yang dibatasi oleh selaput tipis yang disebut tonoplas, umumnya berupa rongga atau gembungan.Fungsi dari  vakuola adalah sebagai tempat penyimpan cadangan makanan..
8.    Plastida
Plastida adalah salah satu organel-organel pada sel-sel tumbuhan. Didalam plastida terkandung pigmen hijau (klorofil) yang disebut kloplas. Kloroplas berfungsi untuk mengadakan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.
d.   Inti sel (Nukleus)
Inti sel atau nukleus berbentuk bulat atau lonjong yang di batasi oleh sepasang membran. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
2.    Perbedaan Sel  Hewan dan Sel Tumbuhan 
Didalam sel hewan dan tumbuhan terdapat beberapa perbedaan yang dapat diketahui melalui tabel.
Tabel 1. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
No
Sel Hewan
Sel Tumbuhan
1.
Tidak memiliki dinding sel
Memiliki dinding sel
2.
Tidak memiliki kloroplas
Memiliki Kloroplas
3.
Bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
Bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa
4.
Vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
Vakuola sedikit tapi ukurannya besar
5.
Jumlah mitokondria relatif banyak
Jumlah mitokondria relatif sedikit
6.
Sentrosom dan sentriol tampak jelas
Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas

D.  Alat dan Bahan
1.      Mikroskop
2.      Pipet tetes
3.      Gelas objek
4.      Gelas penutup
5.      Tisu
6.      Selaput dalam unbi bawang merah
7.      Aquadest
8.      Mukosa pipih
9.      Tusuk gigi

E.  Cara Kerja
1.    Pembuatan preparat tumbuhan 
a)    Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna putih dari bawang merah, dengan  menggunakan pinset.
b)   Meletakkan selaput tipis pada gelas objek.
c)    Meneteskan aquadest, kemudian menutupnya dengan gelas penutup
d)   Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar 2-3 sel serta memberikan keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.
2.    Pembuatan preparat hewan
a)    Menggunakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan pada bagian dalam pipi.
b)   Meletakkan mukosa pipi di atas  kaca preparat.
c)    Meneteskan aquadest, kemudian menutup dengan gelas penutup.
d)   Mengamati di bawah mikroskop.

F.   Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dibawah mikroskop mengenai sel tumbuhan dan sel hewan pada Allium cepa dan mukosa pipi, maka dapat diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

1.    Sel Tumbuhan (Allium cepa)
311
 
211
 
111
 
1

Gambar 1.Allium cepaperbesaran 10x10.         Gambar 2.Allium cepa
Keterangan:
1.    Dinding sel
2.    Sitoplasma
3.    Inti sel
2.    Sel hewan atau mukosa pipi
311
 
211
 
111
 

Gambar 1.Mukosapipiperbesaran12,5x10.   Gambar 2. Mukosapipi
Keterangan :
1.    Membran sel
2.    Sitoplasma
3.    Inti sel


G. Pembahasan   
1.    Sel Tumbuhan pada bawang merah (Allium cepa)
Saat mengamati sel tumbuhan pada bawang merah (Allium cepa) yang dilakukan pertama adalah mengiris bawang merah secara vetikal, kemudian mengambil selaput bagian dalam. Setelah itu selaput bagian dalam pada bawang merah diletakan pada kaca objek, pada saat meletakan selaput bagian dalam bawang merah jangan sampai terlipat atau sobek, karena itu dapat mempengaruhi pada saat melakukan pengamatan. Kemudian selaput bawang merah yang sudah diletakan di kaca objek ditetesi dengan aquadest, dan sehabis itu ditutup dengan kaca penutup.
Selaput bagian dalam bawang merah yang sudah diletakan, kemudian diamati menggunakan mikroskop. Ketika melakukan pengamatan, ada beberapa bagian sel tumbuhan yang nampak pada sel bawang merah (Allium cepa). Bagian- bagian sel tersebut yaitu:
a.    Dinding sel
Dinding sel yang terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium cepa) tampak bentuk dindingnya sangat beraturan, seperti susunan batu bata. Dinding sel tersebut berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuk tumbuhan serta mencegah kehilanagn air yang berlebihan.
b.    Sitoplasma
Sitoplasma yang terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium cepa) berbentuk cairan yang terdapat didalam sel tersebut. Sitoplasma yang terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium cepa) berfungsi  sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel seperti, enzim, glukosa, lipid dan sebagainya.
c.    Inti Sel
Inti sel merupakan organel yang nampaknya lebih besar, terdapat pada semua sel.  Inti sel yang tampak pada sel tumbuhan bawang merah (Allium Cepa) berbentuk bulat lonjong. Inti sel atau nukleus ini berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola eksperigen.
2.    Sel hewan atau mukosa pipi
Saat mengamati sel hewan atau mukosa pipi yang pertama dilakukan adalah mengambil sel mukosa pipi. Kemudian meletakan pada preparat,  lalu diamati pada mikroskop. Ketika melakukan pengamatan yang nampak bukan sel hewan, karena diakibatkan oleh sel mukosa pipi yang terlalu tebal.
Adapun bagian –bagian  sel hewan yang dapat diamati  antara lain :
a.    Membran Sel
Membran sel yang terdapat pada sel hewan merupakan  bagian luar sel yang berupa lapisan tipis dan sangat lembut. Di membran sel yang hanya sedemikian tipisnya sehingga hanya dapat divisualisasi dengan pembesaran tinggi yang dicapai dengan mikroskop elektron. Struktur membran plasma sama seperti struktur membran di dalam sel.
b)   Sitoplasma
Sitoplasma yang terdapat pada sel hewan atau mukosa pipi berwujud cairan kental  yang di dalamnya terdapat berbagai macam organel-organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel.Selain itu sitoplasmajuga berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel seperti, enzim, glukosa, lipid dan sebagainya.
c)    Inti sel
Inti sel yang terdapat pada sel hewan berfungsi untuk mengatur aktivitas sel atau pembawaan sifat keturunan.Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein.
Selain itu, inti sel berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk menkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan dimana ekpresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.



H.  Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sel tumbuhan bawang merah (Allium cepa) yang diamati pada mikroskop tampak  tiga  bagian yang sangat penting yaitu dinding sel, sitoplasma, dan inti sel. Yang  mana dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan yang dilindungi oleh selaput  yang kaku. Sitoplasma adalah cairan yang terdapat pada sel, dan  inti sel merupakan organel yang nampaknya lebih besar, terdapat pada semua sel, kecuali sel pembuluh tapis dewasa pada sel tumbuhan, sel darah merah dewasa pada hewan dan mamalia.
Sedangkan pada sel hewan atau preparat mukosa pipi yang diamati pada mikroskop tidak terdapat dinding sel, melainkan hanya membran sel, sitoplasma  dan inti sel. Membran sel adalah bagian luar sel yang berupa lapisan tipis dan sangat lembut. Sitoplasma adalah cairan yang berada didalam sel. Sedangkan inti sel  adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sel.

I.     Jawaban Tugas
1.Gambar sel hewan dan sel tumbuhan dan tentukan bagian bagiannya.
a.    Gambar sel hewan











Gambar 1. Bentuk sel hewan.
b.    Gambar sel tumbuhan
 











Gambar 2. Bentuk sel tumbuhan.
2.    Gambar plastida


 












Gambar 1. Bentuk plastida.


3.   Fungsi mitokondria, Aparatus golgi, Lisosom.
a.    Fungsi Mitokondria
makanan dan mengubahnya menjadi suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas sel.
b.    Fungsi Aparatus Golgi
Ada pun fungsi dari aparatus golgi adalah :
1.    Tempat sintesis polisakaria seperti mucus, selulosa, hemiselulosa dan pectin (penyusun dinding sel tumbuhan). 
2.    Membentuk membran plasma .
3.    Membentuk kantong sektresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein, glikoproteion, karbohidrat dan
4.    Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur dan
5.    Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil, berisi enzim dan bahan-bahan 
6.    Tempat untuk memodifikasi protein.
7.    Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel.
8.    Untuk membentuk lisosom.
c.    Fungsi Lisosom
Fungsi  lisosom adalah berperan dalam pencernaan intrasel. Fungsi lisosom ada 3 yaitu endositosis, fagositosis, dan autofagi.
a.    Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
b.    Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
c.    Autofagi
Proses autofagi untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, organel yang tidak berfungsi lagi.



PRAKTIKUM II
A.  Judul     : Difusi dan Osmosis
B.  Tujuan  :
 Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis.
C.  Dasar  Teori 
Sistem penyerapan serta transportasi nutrient sangat penting bagi tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel dengan menembus plasma dan berlangsumg baik secara aktif maupun pasif. Penyerapan atau transfer secara pasif berlangsung melalui osmosis. Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh suatu selaput tipis yang di sebut membran. Selaput ini merupakan membran yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari suatu lingkungan sel ke dalam sel, dan sebaliknya. Transport mikromolekul melalui selaput plasma berlangsung melalui tiga mekanisme yaitu : osmosis, difusi, dan transport aktif.
1.    Difusi
Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Difusi merupakan pergerakan acak molekul-molekul air dari suaatu daerah yang konsentrasinya tinggi kedaerah lain yang konsentrasinya rendah. Karena pergerakannya bersifat acak, maka secara spontan molekul-molekul tersebut akan berdifusi disepanjang gradien konsentrasinya. . Meskipun demikian, tidak berarti molekul-molekul tersebut akan berhenti bergerak atau diam setelah keseimbangan konsentrasi tercapai.
Difusi merupakan salah satu cara pertukaran materi dari suatu sel dengan lingkungannya. Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbondioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian juga molekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini molekul-molekul itu akan tersebar merata mengisi ruang yang ada. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat.
Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membrane lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah kerapatan tinggi menuju ke daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit molekul zat atau tidak ada) sehingga kerapatannya menjadi sama dimana-mana. Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan suatu konsentrasi molekul-molekul didalam dan diluar sel.
2.    Osmosis
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan mos artinya pindah. Jadi,  osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsentrasinya rendah. Pada osmosis yang berpindah adalah pelarut. Osmosis merupakan perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran permeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Tekanan tersebut dinamakan tekanan osmotik karena dihasilkan oleh  gerak air dengan cara osmosis.
Tekanan osmotik merupakan mekanisme penting dalam pemeliharaan hemokinesis atau homostatis (keadaan protoplasma yang relatif stabil) dengan cara menentukan banyak sedikitnya air yang masuk atau keluar dari sel. Bila kadar larutan pada kedua sisi membran sama, seperti sel dalam darah. Maka cairan di sekeliling sel tersebut dikatakan isotonik. Artinya, tekanan osmotik pada kedua sisi membrane sama.
Seperti dijelaskan diatas, konsentrasi air dapat berubah kalau dalam air itu dilarutkan suatu zat terlarut. Dengan larutnya zat terlarut dalam pelarut air, maka konsentrasi air dalam larutan tersebut akan lebih kecil dibanding dengan air murni. Apabila ada dua bejana, yang satu diisi dengan air murni dan bejana lain diisi dengan larutan, apabila kedua bejana tersebut kita hubungkan, maka melalui saluran penghubung ini akan terjadi difusi air dari air murni menuju ke bejana yang berisi  ke bejana yang berisi larutan. Dalam proses ini, yang berdifusi ternyata bukan hanya air tapi zat terlarut yang berada dalam larutan, akan melakukan difusi juga menuju bejana yang berisi air murni.
Hal ini mungkin terjadi karena pada saluran penghubung tidak ada yang menghalangi molekul zat terlarut untuk berdifusi ke tempat air murni. Kita dapat menghalang jalannya molekul zat terlarut melalui saluran tersebut dan membiarkan air tetap melakukan difusinya. Ini dapat dilakukan kalau dalam saluran penghubung tersebut dipasang suatu membran semipermiabel, yaitu membran yang hanya mengizinkan jalannya air dan menghambat jalannya zat-zat pelarut. Proses difusi yang demikian yang disebut osmosis, yang dengan proses ini aliran berjalan dari air murni menuju ke larutan

D.  Alat dan Bahan
1.    Gelas Beaker
2.    Pipet tetes
3.    Penganduk
4.    Stopwatch
5.    Larutan NaCL 50%
6.    Kristal CuSO4
7.    Larutan Eosin
8.    Aqudest
9.    Tuber Solanum tuberosum
E.  Cara Kerja
1.    Difusi
a)    Mengisi gelas beaker dengan aquadest ± 100 ml.
b)   Meneteskan kira-kira 10 tetes larutan Eosin ke dalam gelas beaker yang berisi aquadest. Mengamati penyebaran warna biru dari larutan Eosin tanpa pengadukan.
c)    Mencatat berapa lama waktu yang diperlukan dari warna biru larutan Eosin.
d)   Melakukan percobaan di atas dengan menggunakan kristal CuSO4 sebanyak 1 sendok spatula.
e)    Mengulangi percobaan dengan larutan Eosin dan kristal CuSO4 dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera diaduk. Melakukan percobaan ini satu persatu.
2.    Osmosis
a)    Mengambil tuber dari Solanum tuberosum, menusuk dengan menggunakan stinless still kemudian potong sepanjang 2 cm.
b)   Dengan cepat membilas irisan kentang dengan aquadest dan segera mengeringkan dengan kertas penghisap dan menimbangnya (sebagai berat awal).
c)    Selanjutnya memasukkan irisan kentang kedalam larutan gula 50% selama 90 menit.
d)   Setelah irisan direndam dalam larutan gula 50%, mengeluarkan irisan kentang dari gelas beaker lalu dikeringkan dengan kertas penghisap sebentar dan mengukur panjang irisan kentang serta bobot basah irisan kentang tersebut.
F.   Hasil Pengamatan
1. Difusi
a)    Proses difusi dengan pengadukan
Tabel 1. Waktu pengamatan dengan pengadukan.
No
Larutan
Waktu yang diperlukan
1.
Methylen Blue
32:28 detik
2.
Kristal CuSO4
56:17 detik





 






Gambar 1. Difusi dengan pengadukan.
b)   Proses difusi tanpa pengadukan
Tabel 2. Waktu peengamat tanpa pengadukan.
No
Larutan
Waktu yang diperlukan
1.
Methylen Blue
55:51 detik
2.
Kristal CuSO4
1:37:44 detik


Gambar 2. Difusi tanpa pengadukan.





2. Osmosis
a)    Proses osmosis Solanum tuberosum sebelum direndam
Tabel  1. Pengamatan Solanum tuberosum sebelum direndam.
No
Bahan
Sampel
Panjang
Diameter
Berat
1.
Kentang
NaCl
2 cm
1 cm
1,60 gram
2.
Kentang
Aquadest
2 cm
1 cm
1,67 gram


Gambar 1. Osmosis sebelum direndam.
b)   Prose osmosis Solanum tuberosum sesudah direndam
  Tabel 2. Pengamatan Solanum tuberosum sesudah direndam.
No
Bahan
Sampel
Panjang
Diameter
Berat
1.
Kentang
NaCl
1,6 cm
0,8 cm
1,21 gram
2.
Kentang
Aquadest
2 cm
1 cm
2 gram








 







Gambar 2. Osmosis sesudah direndam.

G. Pembahasan
1.     Difusi
a)    Proses difusi dengan pengadukan
Saat melakukan proses  percobaan dengan menggunakan larutan methylen blue dan Kristal CuSO4 dengan bantuan pengadukan akan lebih cepat proses larutnya didalam air dibandingkan dengan tanpa pengadukan. Meskipun proses pengadukannya dilakukan secara bersamaan dan teratur akan membutuhkan waktu yang berbeda pula pada larutan methylen blue yaitu 32 : 28 detik dan Kristal CuSO4 memerlukan waktu 56 : 17 detik. Hal ini disebabkan karena sifat larutan pada methylen blue bersifat cair dan mudah larut dalam air sehingga air dan methylen blue menjadi cepat homogen dalam waktu yang tidak lama. Sedangkan pada Kristal CuSO4 larutannya bersifat padat dan sukar larut dalam air serta membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses kelarutannya.
b)   Proses difusi tanpa pengadukan
Saat melarutkan methylen blue dan Kristal CuSO4 didalam air tanpa pengadukan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadi homogen atau bersatu dengan air. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pada larutan methylen blue dan Kristal CuSO4 lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi air yang ada pada proses percobaan tersebut. Sehingga besarnya konsentrasi air akan mempengaruhi cepat atau lambatnya kelarutan pada larutan methylen blue dan Kristal CuSO4. Dalam proses percobaan yang dilakukan dengan menggunakan konsentrasi air 100 ml dan sekitar 2 tetes larutan methylen blue  membutuhkan waktu sekitar 55 menit 51 detik. Hal ini membuktikan bahwa kelarutan methylen blue sangat dipengaruhi oleh konsentrasi air. Oleh karena itu, semakin sedikit konsentrasi air yang digunakan maka semakin cepat pula kelarutannya. Sedangkan pada larutan Kristal CuSO4 yang menggunakan konsentrasi 100 ml air dan sekitar 1 sendok spatula larutan Kristal CuSO4 membutuhkan waktu 1 jam 37 menit 44 detik,. Hal ini membuktikan juga, bahwa kelarutan Kristal CuSO4 sangat dipengaruhi oleh air juga. Tetapi jika dibandingkan dengan larutan methylen blue lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan larutan Kristal CuSO4 yang begitu lambat proses kelarutannya dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi difusi merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi renda.
2.    Osmosis
a) Proses Solanum tuberosum sebelum direndam
Sebelum melakukan proses percobaan yang dilakukan pertama adalah mengambil dua sampel kentang dengan menggunakan stinles stil dengan ukuran panjang 2 cm. Setelah melakukan proses pemotongan Solanum tuberosum, kemudian mengukur diameternya dengan diameter 1 cm dan beratnya 1,60 gram untuk Solanum tuberosum yang akan direndam kedalam larutan NaCl. Sedangkan untuk  Solanum tuberosum yang akan direndam kedalam air aqua di ukur diameternya dengan diameter 1 cm dan beratnya 1,67 gram.
b) Proses Solanum tuberosum sesudah direndam
Setelah diamati dalam proses perendaman ternyata Solanum tuberosum yang berada dilarutan NaCl mengalami perubahan bentuk menjadi lebih kecil. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl menyerap air yang ada pada Solanum tuberosum dan air yang berada di Solanum tuberosum berpindah ke larutan NaCl. Sedangkan Solanum tuberosum yang berada di dalam air aquadest  bentuknya tetap dan tidak berubah itu dikarenakan air aquadest tidak menyerap air yang berada di Solanum tuberosum. Setelah dilakukan proses perendaman dua sampel Solanum tuberosum diangkat dan dikeringkan. Setelah itu, dilakukan proses pengukuran pada dua sampel Solanum tuberosum. Pada sampel Solanum tuberosum yang berada dilarutan NaCl diukur panjangnya dengan panjang 1,6 cm, diameternya 0,8 cm, dan beratnya 1,21 gram, ternyata berbeda  ukuran panjang, diameter, dan beratnya dari ukuran sebelum direndam dalam larutan NaCl. Hal ini di karenakan larutan NaCl menyerap air dari Solanum tuberosum yang mengakibatakan ukuran Solanum tubrosum berubah. Sedangkan pada sampel Solanum tuberosum yang berada di aquadest di ukur panjangnya dengan panjang 2 cm, diameter 1 cm dan beratnya 2 gram, ternyata ukranan panjang dan diameternya sama tetapi yang berubah hanya ukuran beratnya. Hal ini disebabkan karena aqudest terlalau berpengaruh dalam proses tersebut namun membuatan berat Solanum tuberosum menjdi besar. Jadi proses osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsensentrasinya rendah. Namun pada osmosis yang berpindah adalah pelarut seterti contohnya larutan NaCl dengan Solanum tuberosum.

H.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa difusi adalah transport menurun yang artinya materi yang berasal dari berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Terlihat pada larutan methylen blue dan larutan Kristal CuSO4. Pada larutan methylen blue lebih cepat larut dibandingkan pada larutan Kristal CuSO4. Hal ini terbukti bahwa larutan methylen blue bersifat cair dan mudah larut dibandingkan dengan Kristal CuSO4 yang bersifat padat. Sedangkan osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsentrasinya rendah. Telihat bahwa pada kedua sampel Solanum tuberosum yang dimasukan ke larutan NaCl dan aquadest akan menghasilkan bentuk dan  ukuran yang berbeda baik pada panjang,diameter, maupun beratnya. Baik yang sebelum direndam maupun sesudah direndam.

I.     Jawaban Tugas
1.     Berikan penjelasan tentang :
a)   Larutan hipertonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotic lebih  rendah dari yang lain.
b)  Larutan hipotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotic lebih tinggi dari yang lain.
c)   Larutan isotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosi sama.
d)  Impermiabel adalah proses diman hanya zat tertentu saja yang dapat melewati membrane sel.
e)   Semipermiabel adalah selaput yang tidak dapat ditembus oleh air maupun zat .
f)   Permeabel adalah partikel-partikel yang tidak dapat masuk.
2.       Ya, karena proses pengadukan sangat berpengaruh pada proses difusi, dimana pada proses pengadukan dapat memberikan tekanan dan pergerakan sehingga larutan dapat bercampur dengan mudahnya dan membutuhkan waktu yang relatif singkat. Jika dibandingkan dengan tanpa pengadukan prosesnya begitu lama dan membutuhkan waktu yang cukup lama juga. Jadi kesimpulannya proses pengadukan sangat berpengaruh sekali pada saat proses difusi.
3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi yaitu:
a)    Tekanan reaksi
b)   Banyaknya zat dalam pelarut yang akan diangkut.
c)    Wujud materi (cair,padat,dan gas).
d)   Suhu.
e)    Ukuran molekul.
f)    Konsentrasi larutan (isotonik,hipertonik,dan hipotonik)
g)   Membran plasma (permeabel,semipermeabel dan impermeabel).



PRAKTIKUM III
A.  Judul                        :      Jaringan Penyusun Tubuh Tumbuhan
B.  Tujuan Praktikum :                                                                    
1.    Mahasiswa mampu menyebutkan jaringan penyusun tubuh tumbuhan.
2.    Mahasiswa mampu menjelaskan masing-masing penyusun tubuh tumbuhan.
3.    Mahasiswa mampu menjelaskan struktur berkas pengangkut pada tubuh tumbuhan.
C.  Dasar Teori
Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan berdeferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang disebut jaringan. Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan ada juga yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya berbeda, namun tetap disebut jaringan karena susunan selnya selalu tetap, jaringan semacam ini disebut jaringan kompleks. Pada prinsipnya jaringan dalam tubuh tumbuhan dapat dibagi menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa antara lain jaringan pelindung berupa epidermis, jaringan dasar berupa parenkim, jaringan penguat berupa sklerenkim dan kolenkim, jaringan pengangkut berupa xylem dan floem.
1.    Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional (terus menerus membelah). Pembelahan sel tersebut biasanya berlangsung secara mitosis, setiap satu sel meristematik dapat membelah dan menghasilkan sedikitnya satu angka sel. Jaringan meristem terbagi atas beberapa kelompok berdasarkan sifat yang ada padanya.
a.    Pembagian meristem berdasarkan tingkat perkembangannya:
1)   Promeristem terdiri dari sel misalnya apical dan letaknya dibagian ujung.
2)   Meristem yang sel-selnya telah mengadaka diferensiasi sebagian.

b.    Pembagian meristem berdasarkan sel-sel pembentuknya :
1)   Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan sel-sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkembangan embrio. Meristem ini biasanya bertanggung jawab terhadap pertumbuhan primer.
2)   Meristem sekunder adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan jaringan yang telah mengalami diferensiasi, meristem ini bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder. Contohnya cambium.
c.    Pembagian meristem berdasarkan letak tubuhnya:
1)   Meristem cipikal atau meristem ujung merupakan meristem yang terdapat pada ujung-ujung batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem cipikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan.
2)   Meristem lateral atau meristem samping merupaka meristem yang terdapat sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan meristem lateral menyebabkan pembesaran pada akar dan batang tumbuhan.  
3)   Meristem interlialar atau meristem antara merupakan meristem yang terdapat pada jaringan dewasa. Misalnya, dipangkal ruas-ruas batang rumput-rumputan.
2.    Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sel-selnya telah berhenti atau berhenti sementara untuk tumbuh, sel-sel penyusunnya dapat berupa sel hidup atau sel mati, berdinding tipis atau tebal. Adapun jaringan dewasa yaitu:
a.    Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan pelindung atau Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang barada dibawahnya yang lunak, selain itu juga sebagai pencegah kehilangan air, penyimpan, serta penyerap air (pada akar yang dinamakan risodermis).

b.    Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan dasar atau Parenkim yang berfungsi selain sebagai jaringan dasar, parenkim juga mempunyai berbagai fungsi lain, misalnya sebagai penyimpan cadangan makanan, penyimpan air, dan sebagai alat fotosintesis.
c.    Jaringan Penyongkong (Jaringan Penguat)
Jaringan penyongkong atau penguat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu:
1)   Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan hidup yang memiliki kesamaan sifat dengan jaringan parenkim. Jaringan kolenkim berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang tidak tumbuh.
2)   Sklerenkim
Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan penunjang yang  terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan kolenkim berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang tidak tumbuh.
d.   Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang mengangkut air,unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian kebagian tumbuhan lainnya. Jaringan pengangkut ada dua yaitu xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
e.    Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain yang berda dibawahnya dari kekeringan dan gangguan mekanik. Pada tumbuhan dikotil jaringan gabus dibentuk kearah dalam merupakan sel-sel hidup yang disebut flodem. Sedangkan jaringan gabus yang dibentuk kearah luar disebut felen.


D.  Alat dan Bahan
1.    Mikroskop
2.    Penampang melintang batang Zea mays.
3.    Penampang melintang daun Zea mays.
4.    Penampang melintang batang Arachis hypogaea
5.    Penampang melintang daun  Ficus elastica
E.  Cara Kerja
1.    Jaringan pada batang dan daun monokotil (Zea mays)
a)    Mengamati dengan perbesaran yang lemah penampang batang dan daun monokotil lalu  menggambar satu sektor dari penampang tersebut dan memberi keterangan.
b)   Memperhatikan struktur batang terutama jaringan epidermis, hipodermis, berkas pengangkut dengan selubung sklerenkim yang terbesar di antara parenkim jaringan dasar.
c)    Memperhatikan struktur daun terutama jaringan epidermis dengan sel kipas dan stomata,berkas pengangkut serta jaringan mesofil.
2.    Jaringan pada batang dan daun dikotil (Arachis hypogaea)
a)    Mengamati dengan perbesaran yang lemah penampang batang dan daun dikotil lalu menggambar satu sektor dari penampang tersebut dan memberi keterangan.
b)   Memperhatikan struktur batang terutama jaringan epidermis, hipodermis, parenkim, beberapa lapis jaringan kolenkim,jaringan skelerenkim,dan berkas pengangkut,jari-jari empulur serta empulur ditengahnya.
c)    Memperhatikan struktur daun terutama jaringan epidermis (stomata,trikoma),  jaringan mesofil serta berkas pengangkut.
F.   Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari praktikum yang dilakukan maka dapat diperoleh hasil pengamatan sebagai beikut:


1
1.    Penampang melintang batang Zea mays







1
 





 





Gambar 1. Penampang melintang batang Zea mays perbesaran 10x10. Keterangan:
1.    Jaringan epidermis
2.    Jarinngan pengangkut
3.    Jaringan parenkim
2.    Penampang melintang daun Zea mays



















 





Gambar 2. Penampang melintang daun Zea mays perbesaran 12,5x10.
Keterangan:
1.    Jaringan epidermis
2.    Stomata
3.    Jaringan pengangkut
4.    Jaringan mesofil

3.   
1

 
Penampang melintang batang Arachis hypogaea








 






Gambar 1. Penampang melintang batang Arachis hypogaea perbesaran 10x10.
Keterangan:
1.    Jaringan epidermis
2.    Jarinagan parenkim
3.    Jaringan pengangkut
4.   
4

 
Penampang melintang daun Ficus elastica


 






Gambar 2. Penampang melintang daun Ficus elastica perbesaran 10x10.
Keterangan:
1.    Jaringan epidermis
2.    Stomata
3.    Jaringan pengangkut
4.    Jaringan palisade


G. Pembahasan
1.    Percobaan 1 penampang melintang batang monokotil Zea mays
Pada percobaan yang diamati pada preparat awetan terlihat bahwa penampang melintang batang monokotil Zea mays tersusun dari:
a)    Epidermis
Jaringan epidermis terdiri dari selapis atau lebih sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, bentuk selnya tidak teratur, ukuran serta susunannya bervariasi. Fungsi utama jaringan epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan dibawahnya yang lunak.
b)   Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri atas dua yaitu xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan floem  merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
c)    Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim tersusun atas sel-sel parenkim yang sering kali digambarkan sebagai cipikal sel-sel tumbuhan. Kebanyakan sel-sel parenkim bersegi banyak dan berdinding tipis. Di dalam tubuh tumbuhan, sel-sel parenkim melakukan berbagai fungsi seperti tempat penimbunan (makanan, air dan pigmen).
2.    Percobaan 2 penampang melintang daun monokotil  Zea mays
Pada percobaan yang diamati pada preparat awetan terlihat penampang daun monokotil Zea mays tersusun dari:
a)    Epidermis
Jaringan epidermis pada daun berfungsi melindungi jaringan dibagian dalam daun dari kekeringan, pathogen, serangga herbivore, dan sebagainya. Pada jaringan epidermis, terutama epidermis bawah, dapat ditemukan stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas, ketika stomata terbuka, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.

b)   Stomata
Stomata merupakan suatu celah pada jaringan epidermis yang di batasi oleh dua sel penjaga. Stomata berfungsi sebagai masuknya CO2 dan keluarnya O2 pada waktu fotosintesis, sebagai penguapan , dan pernapasan masuknya O2 dan keluarnya CO2.
c)    Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri atas dua xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan jaringan floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosistesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
d)   Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil berfungsi terutama pada proses fotosintesis, karena didalamnya terdapat sel-sel yang mengandung banyak kloroplas.
3.    Percobaan 3 penampang melintang batang dikotil Arachis hypogaea
Pada percobaan yang diamati pada preparat awetan terlihat bahwa penampang melintang batang dikotil Arachis hypogae tersusun atas:
a)    Epidermis
Jaringan epidermis umumnya terdiri dari lapisan sel dan memiliki kunkula yang berfungsi sebagai pelindung. Pada epidermis terdapat terdapat trikoma berupa rambut dan kelenjar. Selain itu epidermis juga merupakan jaringan hidup dan mampu bermitosis pada saat tekanan dalam batang meningkat karena adanya penambahan jaringan dalam batang, epidermis meluas secara tragensial dan membelah secara radial.
b)   Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar utama yang terdapat dalam organ tumbuhan dan membentuk suatu jaringan yang berkesinambungan. Fungsi utama parenkim sebagai jaringan dasar dan merupakan salah satu jaringan pengisi pada berkas pembuluh.
c)    Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut ada dua yaitu xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan jaringan floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
4.    Percobaan 4 penampang melintang daun Ficus elastica
Pada percobaan yang diamati pada preparat awetan nampak bahwa penampang melintang daun Ficus elastica tersusun atas:
a)    Epidermis
Jaringan epidermis pada daun berfungsi melindungi jaringan dibagian dalam daun dari kekeringan, pathogen, serangga herbivore, dan sebagainya. Pada jaringan epidermis, terutama epidermis bawah, dapat ditemukan stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
b)   Stomata
Stomata merupakan suatu celah pada jaringan epidermis yang di batasi oleh dua sel penjaga. Stomata berfungsi sebagai masuknya CO2 dan keluarnya O2 pada waktu fotosintesis, sebagai penguapan , dan pernapasan masuknya O2 dan keluarnya CO2.
c)    Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri atas dua xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan jaringan floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosistesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
d)   Jaringan palisade
Jaringan palisade merupakan jaringan yang berbentuk pagar. Pada jaringan palisade sel-selnya rapat.




H.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahwa baik pada tumbuhan dikotil maupun pada tumbuhan monokotil terdapat jaringan penyusun tubuh tumbuhan seperti jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim) dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
Pada penampang melintang batang monokotil Zea mays terdapat jaringan pelindung (epidermis), jaringan pengangkut, dan jaringan parenkim. Sedangkan pada penampang melintang daun Zea mays terdapat pula jaringan pelindung (epidermis), stomata, jaringan pengangkut dan jaringan mesofil.Selain itu, pada penampang  batang dikotil  Arachis hypogaea terdapat jaringan pelindung (epidermis), jaringan pengangkut, dan jaringan parenkim. Sedangkan pada penampang melintang dikotil daun Ficus elastica tersusun atas jaringan pelindumg ( epidermis), stomata,jaringan pengangkut ,dan jaringan palisade.
I.     Jawaban Tugas
1.    Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya telah berhenti atau berhenti sementara untuk tumbuh.  Sedangkan jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah.
2.    Jaringan meristem bersifat embrional karena jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap melakukan pembelahan atau mempertahankan kemampuannya untuk membelah. Sel-sel ini akan tetap membelah untuk menghasilkan sel tumbuhan berupa sel hasil pembelahan ini tetap akan berada pada daerah meristematik untuk membentuk sel baru berikutnya.
3.    Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena merupakan jaringan yang mendasari seluruh bagian tumbuhan yang memiliki plasma sel yang sangat kompleks sehingga dapat menjalankan fungsi anatomi dan fisiologinya. Selain itu parenkim juga dapat mempertahankan kemampuannya untuk menjadi meristem kembali apabila dalam kondisi yang memungkinkan.



4.    Gambar jaringan pengangkut


 

















Gambar 1. Jaringan pengankut.
 
PRAKTIKUM IV
A. Judul                       :  Organ dan Sistem Organ Pada Tumbuhan
B. Tujuan Praktikum :
1.    Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan
2.    Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
3.    Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
4.    Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
5.    Menyebutkan bgian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
C. Dasar Teori 
Berbagai jaringan pada tumbuhan membentuk system jaringan dan beberapa system jaringan membentuk organ. Organ-organ pada tumbuhan yang bersifat vegetotrof adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generotif yang pokok pada tumbuhan berbunga adalah bunga. Pada dasarnya tumbuhan tersusun atas 3 organ pokok utama, yakni akar (radiks), batang (caulis) dan daun (folium). Tumbuhan yang mempunyai 3 organ pokok tersebut digolongkan sebagai tumbuhan kormofita. Sedangkan bagian lain dari tumbuhan dianggap sebagai derivat dari salah satu atau 2 bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk dan akar.
1. Akar
Semua tumbuhan berpembuluh mempunyai akar. Akar merupakan bagian tumbuhan yang ada di dalam tanah. Akar merupakan tempat masuk air dan mineral dari dalam tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk melekatkan dan menopang tubuh tumbuhan agar tetap kokoh. Pada beberapa tumbuhan, akar juga menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan, misalnya pada ketela pohon. Pada akar terdapat anatomi akar atau bagian –bagian akar yaitu terdiri dari :
a.    Leher akar, yaitu bagian akar yang bersambung dengan pangkal batang.
b.    Ujung akar, adalah bagian akar yang paling muda
c.    Batang akar, bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya.
d.   Serabut-serabut akar, yaitu cabang akar yang halus
e.    Rambut-rambut akar, merupakan penonjolan epidermis akar   
f.     Tudung akar  
Pada pembuluh tingkat tinggi, sistem perakaran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, akar serabut dan akar tunggang. Sistem akar serabut terdapat pada tumbuhan monokotil seperti pada jagung. Sistem akar tunggang terdapat pada kelompok tumbuhan dikotil seperti papaya dan mangga.
2. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di permukaan tanah.batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air dan mineral serta makanan antara bagian tumbuhan yaitu antara akar, batang dan daun. Batang juga disebut sebagai penghasil alat-alat lateral.  Pada batang terdapat  bagian-bagian batang antara lain : 
a.    Buku-buku batang, merupakan tempat melekatnya daun dan tempat untuk tumbuhnya tunas baru.
b.    Ruas batang, merupakan bagian diantara dua buku-buku yang berurutan.
c.    Daun penumpu, yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat dekat pangkal tangkai daun dan umumnya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.  
Pada batang terdapat struktur anatomi batang yaitu pritiderma yang merupakan bagian luar membentuk epidermis, prokambium terletak di bagian tengah. Sel-selnya lebuih panjang, meristem dasar merupakan jaringan yang akan membentuk empulur dan korteks.
3. Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dan cahaya matahari melalui fotosintesis. Fungsi dari daun ialah sebagai tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadi fotosintesis di jaringan parenkim palisade atau tumbuhan monokotil terjadi pada jaringan spons, sebagai organ pernafasan dan tempat terjadinya transpirasi. Adapun bagian-bagian dari daun ialah :
a.    Upih atau pelepah daun, merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang.
b.    Tangkai daun, merupakan bagian daun yang helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa.
c.    Helaian daun, merupakan bagian daun yang kurang ataupun lokasi menarik perhatian.
d.   Tulang daun
e.    Ibu tulang daun
Dalam satu tangkai daun terdapat dua jenis daun yaitu ada daun yang berhelai  satu (daun tunggal), dan ada juga yang lebih dari satu (daun majemuk). Pada daun majemuk terdapat anak daun yang tersusun menyirip dan ada yang menjari.
4. Bunga    
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan kelompok angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota, stamen, dan putik disebut bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur tidak lengkap, misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya sehingga disebut hermaprodit. Pada umumnya bunga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :  
a.    Mempunyai warna menarik.
b.    Biasanya bebau harum.
c.    Bentuknya bermacam-macam (bervariasi).
d.   Biasanya mengandung madu
Adapun bagian bunga lengkap yaitu daun pelindung (braktea),daun tangkai (brakteola),tangkai induk (pedunculusi), tangkai bunga (pedicelusi), dasar bunga (reseptakulum), daun kelopak (cepalia), daun mahkota (petala), benang sari (stamen), dan putik (pestilum).


D. Alat dan Bahan
1.    Loupe
2.    Pisau
3.    Pinset
4.    Tanaman Amaranthus Spinosus
5.    Tanaman Zea mays
6.    Tanaman Musa paradisiaca
7.    Tanaman Caesalpinia pulcherima
E. Cara Kerja
1.  Akar
a.    Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.    Menyebutkan sistem perakarannya lalu menggambarkan akar secara skematis dan memberikan keterangan bagian-bagiannya.
1)   akar primer
2)   leher akar
3)   batang akar
4)   cabang-cabang akar
5)   ujung akar
6)   serabut akar
7)   tudung akar
2.  Batang
a.    Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.    Menggambarkan skema batang dan memberikan keterangan bagian-bagiannya :
1)   buku-buku batang (nodus)
2)   ruas batang (internodus)
3)   daun penumpu (stipula)
3. Daun
a.  Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.  Menyebutkan apakah daun yang ada termasuk daun lengkap atau tidak lengkap.
c.  Menggambarkan secara skematis sehelai daun dan memberikan keterangan mengenai :
1)   pangkal daun (basis)
2)   ujung daun (apeks)
3)   tepi daun (margo)
4)   pertulangan daun (nervasio)
5)   ibu tulang daun  
4. Bunga
a.    Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.    Menggambarkan dan memberikan keterangan mengenai :
1)   daun pelindung (braktea)
2)   daun tangkai (brakteola)
3)   tangkai induk (pedunculusi)
4)   tangkai bunga (pedicelusi)
5)   dasar bunga (reseptakulum)
6)   daun kelopak (cepalia)
7)   daun mahkota (petala)
8)   benang sari (stamen)
9)   putik (pistilum)
F. Hasil Pengamatan
1. Tanaman Zea mays


Keterangan:
1.       
2.       
3.       
a. Daun Zea mays








Keterangan
1.
2.
3.
4.
b. Batang Zea mays


Keterangan
1.
2


c. Akar Zea mays


Keterangan
1.
2.
3.
4.
2. Tanaman Musa paradisiaca

Keterangan
1.
2.
3.           


a. Daun Musa paradisiaca


Keterangan
1.
2.
3.
4.
b. Batang Musa paradisiaca


Keterangan
1.
3.  Akar Musa paradisiaca


Keterangan
1.
2.
3.
4. Tanaman Caesalpinia pulcherima



Keterangan
1.
2.
3.
a. Daun Caesalpinia pulcherima


Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.





b. Batang Caesalpinia pulcherima


Keterangan
1.
c. Akar Caesalpinia pulcherima


Keterangan
1.
2.
3.
4.
d. Bunga Caesalpinia pulcherima


Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
4.Tanaman Amaranthus spinosus









Keterangan
1.
2.
3.
4.
a. Daun Amaranthus spinosus


Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.




b. Batang Amaranthus spnosus

Keterangan
1.
2.
c.  Akar Amaranthus spinosus   


Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
G. Pembahasan
1. Tanaman jagung (Zea mays)
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air. Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman.
2. Tanaman pisang (Musa paradisiaca)
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada pada bagian bawah tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedang akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar. Dalam perkembanganya akar samping bias mencapai 4-5 meter. Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan kompak sehingga bias berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya. Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. Daun pisang mudah sekali robek atau terkoyak oleh hembusan angina yang keras karena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun. Bunga berkelamin satu, berumah satu dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok dengan panjang 1-25 cm. bunga tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina berada dibawah bunga jantan (jika ada). lima daun tenda bunga melekat sampai tinggi, panjangnya 6-7 cm. benang sari 5 buah pada betina tidak sempurna, bakal buah persegi, sedang pada bunga jantan tidak ada.
3.  Tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherima)      
Pada tanaman kembang merak memiliki akar tunggang dan pada bagian batang bunga kembag merak (Caesalpinia pulcherima) hanya memiliki daun penumpu (stipula) berbentuk besar dan lebat seperti daun biasanya dan berguna sebagai alat untuk berasimilasi seperti terdapat pada kacang karpi. Bunga kembang merak memiliki daun yang tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun. (Lamina) tersusun atas pangkal, ujung, dan tepi daun. Selain itu memiliki pertulangan daun yang menyirip biasanya memiliki satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Pada bagian bunga Caesalpinia pulcherima terdiri atas tangkai induk yang berfungsi sebagai penopang seluruh bagian bunga. Tangkai bunga yang hanya dapat menopang satu bagian bunga saja, daun mahkota berfungsi sebagai alat pemikat bunga, serta benang sari dan putik merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.
4.Tanaman bayam berduri (Amaranthus spinosus)
Bayam berduri (Amaranthus spinosus) memiliki akar tunggang yang tersusun atas lebar akar yang terletak diantara batang dan akar tumbuhan, akar primer yang berperan untuk mencengkramkan tumbuhan dalam tanah, serta berfungsi untuk menyerap air, serabut yang terletak pada cabang akar yang berfungsi untuk menyerap material-material yang diperlukan oleh tumbuhan dari dalam tanah, tudung akar yang berfungsi untuk membantu akar dalam menembus tanah selama pertumbuhannya, serta memiliki ujung akar yang terletak dibawah tudung akar. Pada bayam berduri tidak memiliki derivat-derivat batang, hanya terdapat daun penumpu yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil yang berguna untuk melindungi kuncup yang masih mudah. Amaranthus spinosus merupakan salah satu contoh tumbuhan yang berdaun tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian daun (lamina) yang tersusun atas pangkal, tepi dan ujung daun. Pada amarantus spinosus memiliki pertulangan daun yang menyirip. Daun ini mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal keujung dan merupakan terusan tangkai daun.
H . Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka, dapat disimpulkan bahwa setiap organ dan sistem organ tumbuhan berbeda-beda, seperti :
.1.  Tanaman jagung (Zea mays)
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga.
2. Tanaman pisang (Musa paradisiaca)
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan kompak sehingga bias berdiri tegak seperti batang tanaman.   
3.Tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
Bunga kembag merak (Caesalpinia pulcherima) hanya memiliki daun penumpu (stipula) berbentuk besar dan lebat. Bunga kembang merak memiliki daun yang tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun, serta memiliki akar tunggang.
4. Tanaman bayam berduri (Amaranthus spinosus)
Amaranthus spinosus merupakan salah satu contoh tumbuhan yang berdaun tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian daun (lamina) yang tersusun atas pangkal, tepi dan ujung daun. Pada amarantus spinosus memiliki pertulangan daun yang menyirip. Daun ini mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal keujung dan merupakan terusan tangkai dau
I. Jawaban Tugas
1. Daun lengkap adalah daun yang mempunyai pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Contohnya tanaman pisang, talas. Sedangkan daun tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai pelepah daun tetapi hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Contohnya tanaman bunga merak, kembang sepatu, dan bayam liar.
2. Gambar struktur morfologi bunga sempurna


 









Gambar 1. Struktur Morfologi Bunga Sempurna
3. Derivat- derivat pada akar.batang, dan daun.
1. Akar
a.    Akar primer, yaitu akar utama yang merupakan pangkal dari batang akar.
b.    Ujung akar, ialah bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan yang  masih dapat mengadakan pertumbuhan.
c.    Leher akar, ialah bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
d.   Serabut akar, yaitu cabang-cabang akar yang lebih halus dan berbentuk serabut.
e.    Batang akar   , ialah bagian akar yang terdapat pada antara ujung akar dan leher akar.
f.     Tudung  akar, ialah bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi akar yang masih muda dan lemah.
g.    Cabang-cabang akar, ialah bagian-bagian akar yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang.
2. Batang  
a.    Buku-buku batang, merupakan tempat daun melekat.
b.    Ruas batang, merupakan bagian diantara dua buku-buku yang berurutan.
c.    Daun penumpu, yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat dekat pangkal tangkai daun dan umumnya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.
3. Daun
a.    Upih atau pelepah daun, merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang.
b.    Tangkai daun, merupakan bagian daun yang helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa.
c.    Helaian daun, merupakan bagian daun yang kurang ataupun lokasi menarik perhatian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar