BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seiring dengan
perkembangan zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita semua
dituntut untuk mengetahui hal- hal yang lebih komplek dan berguna bagi kita
semua . Dalam hal ini , kita semua dituntut untuk berkembang , dan mampu
melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi dibumi kita. Sering kita melihat
kejadian aneh diatmosfer , terutama tentang meteor. Sebelum kita mengetahui apa
itu meteorologi dan klimatologi,
terlebih dahulu kita harus mengetahui , apa sih meteor itu?. Meteor
berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, yang berdasarkan atas ilmu cuaca dan astronomis.Ilmu
cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenommena optik yang terjadi
di atmosfer.Sedangkan astronomis adalah benda-benda ruang angkasa yang masuk
kebumi.
Jadi dari penjelasan kata meteor
tesebut, yang kita tinjau dari ilmu
cuaca dan astronomi , meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang pembentukan dan gejala perubahan
cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini adalah sebagai
ilmu cuaca. Sedangkan Klimatologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
2 kata yaitu klima dan logos.Klima yang artinya lintang dan logos artinya
ilmu.Jadi Klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun
di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas
atau mempelajari tentang iklim.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat
tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang
singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca
bisa hanya beberapa jam saja.Sedangkan Iklim merupakan Kumpulan rata-rata dari
kondisi-kondisi fisik (temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan)
di atmosfer dalam waktu yang lama dan tempat yang lebih luas, yang mencakup
keseluruhan wilayah.
Cuaca dan iklim memiliki peranan
yang penting dalam kehidupan manusia.Cuaca dan iklim merupakan salah satu
komponen ekosistem alam.Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
dan iklim, mulai dari jenis pakaian, makanan, bentuk rumah, pekerjaan sampai
rekresi tidak terlepas dari pengaruh atmosfer beserta proses – prosesnya.Cuaca
dan iklim selalu menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia di bumi.
Jadi konsep mengenai Meteorologi dan
Klimatologi di atas merupakan materi yang telah diperoleh dalam ruang
kuliah.Hal ini tidak hanya cukup pada pengetahuan konsep namun dibutuhkan
bentuk pengkajian.Pengkajian konsep – konsep tersebut dilakukan dalam aplikasi
di lapangan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum
meteorologi dan klimatologi ini adalah sebagai berikut:
a)
Untuk mengetahui dan memahami
pengunaan alat alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
b)
Untuk mengetahui dan memahami proses
kinerja dari alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
c)
Untuk mengetahu dan memahami
jenis-jenis awan.
d)
Untuk mengetahui radiasi matahari
secara maksimum dan minimum.
e)
Untuk mengetahui dan memahami
lamanya penyinaran matahari serta faktor yang mempengaruhinya.
f)
Untuk mengetahui suhu dan kelembaban
yang terjadi didaerah tersebut.
g)
Untuk mengetahui curah hujan dan
kecepatan angin yang terjadi didaerah tempat kita melaksanakan praktikum.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum
meteorologi dan klimatologi ini adalah sebagai berikut:
a)
Agar mahasiswa mampu memahami dan
menggunakan alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
b)
Agar mahasiswa mampu memahami proses
kinerja dari alat-alat praktikum meteorologi dan klimatologi.
c)
Agar mahasiswa mampu memahami dan
membaca jenis-jenis awan yang tampak dilangit.
d)
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami proses radiasi matahari secara maksimum dan minimum.
e)
Agar mahasiswa bisa mengetahui dan
memahami lamanya penyinaran matahari dan bisa mengetahui faktor apa yang
mempengruhinya.
f)
Agar mahasiswa bisa mengetahui dan
memahami suhu dan kelembaban yang terjadi didaerah tersebut.
g)
Agar mahasiswa bisa mengetahui curah
hujan dan kecepatan angin yang terjadi didaerah tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Awan
Awan merupakan kumpulan
dari titik-titik air atau kristak es yang melayang-layang di angkasa dan
terbentuk karena adanya proses kondensasai maupun sublimasi. Kondensasi
terjadi karena adanya proses panas atau penggabungan molekul-molekul air dalam
jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat
berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda.
Masing-masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga
antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil
kondensasi yang berukuran kecil( 0,01 mm ) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per
detik.Awan dibedakan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan atas morfologinya dan
berdasarkan atas ketinggiannya.
Berdasarkan
atas morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain sebagai
berikut :
1)
Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan
dasarnya horizontal.
2)
Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi
langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah
dan luas.
3) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat,
berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat
menimbulkan hujan.
Berdasarkan atas
ketinggiannya, awan dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1) Golongan awan tinggi, jenis awan yang berada
pada ketinggian di atas 6.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah
sebagai berikut :
a) Cirrus (Ci), awan yang halus, berserat seperti
bulu burung.
b) Cirrostratus (Cs), awan putih yang halus
seperti kelambu, menutup seluruh angkasa (sering menimbulkan halo matahari dan
halo bulan).
c) Cirrocumulus (Cc), awan ini berbentuk seperti
gerombolan domba, yang menyebabkan adanya sedikit bayangan atau tidak sama
sekali.
2) Golongan awan sedang, awan yang berada pada
ketinggian antara 2.000 6.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah
sebagai berikut :
a) Altostratus (As), berbentuk seperti selendang
tebal, pada bagian yang menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang.
b) Altocumulus (Ac), berbentuk bagai bola-bola
yang tebal dan putih pucat dengan berbagai warna kelabu karena kurang mendapat
sinar.
3) Golongan awan rendah, awan yang berada pada
ketinggian 0-2.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a) Stratocumulus (Sc), berbentuk gelombang yang
menutupi angkasa, sering nampak seperti gelombang lautan.
b) Stratus (St), awan yang melebar seperti kabut,
tetapi tidak sampai ke permukaan tanah.
c) Nimbostratus (Ns), awan tebal dengan bentuk
tidak teratur, jenis awan ini banyak menimbulkan hujan.
4) Golongan awan dengan perkembangan vertikal,
wan yang memiliki titik tertinggi sama dengan Cirrus dan terendah antara
5.00-2.000 meter. Yang termasuk jenis awan ini adalah sebagai berikut :
a) Cumulus (Cu), awan tebal dengan puncak
bermacam-macam. Terbentuk pada siang hari di saat udara naik. Bagian yang
berhadapan dengan matahari tampak terang.
b) Cumulonimbus (Cb), awan yang bervolume sangat
besar, berbantuk menara, gunung atau puncaknya melebar. Jenis awan ini biasanya
menimbulkan hujan disertai kilat dan guntur.
1. Proses
terbentuknya awan
Dalam
atmosfer tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti
kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tesebut
ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi . Proses dimana tetes air dari fasa
uap terbentuk pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun
pembentukan tetesair dari fasa uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan
kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengentian
homogen yaitu pembekuan pada air murni yang akan terjadi pada suhu dibawah 400C.
Akan tetapi dengan keberadan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuaan
dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 00C.
Inti
kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa debu,
asap,belerang dioksida, garam laut(NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang
bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001-10 mikrometer. Secara singkat proses
kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut:
a)
Udara
yang bergerak keatas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga
kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah , tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu
sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan
aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan
atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
b)
Tetes air
kemudian mulai tumbuh menjadi awan pada RH mendekati 100 karena uap air telah
digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang
aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil
dari jumlah inti kondensasi.
c)
Tetes
awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5-20 mm. Tetes dengan ukuran
ini akan jatuh dengn kecepatan 0,01-5 cm/s , sedangkan kecepatan aliran udara
keatas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh kebumi.
Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 maka tetes tersebut akan menguap .
Untuk dapat jatuh kebumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih
besar yaitu sekitar 1mm ( 1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian
tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara keatas.
d)
Jadi
perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah
awan awan tumbuh secara kontinyu , maka puncak awan akan melewati isoterm 00c.
Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi
berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan . Jika
tidak terdapat inti pembekuan , maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair
hingga mencapai suhu – 400C bahkan lebih rendah lagi.
2.2 Actinograph
Actinograph
adalah alat yang berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu
hari, dipasang pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Alat
ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja alat terdiri dari dua buah lempengan
logam yang berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan berwarna putih
mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua
lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan
perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua
lempengan tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada
kertas pias yang dipasang pada silinder jam.
Arah
lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari yaitu arah Timur –
Barat. Pias dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WIB. Besarnya total
radiasi matahari dapat diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas
pias dengan menggunakan alat Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan rumus :
Total
Radiasi = Luas x Bilangan Tetapan Pias X Konstanta Alat
`Gambar 1. Actinograph
Bimetal
2.3 Campbell Stokes
Campbell
stokes adalah alat yang berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari .
Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm,
berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari
ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas
pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran
matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas
pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat
bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya
penyinaran matahari.
Pada
kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya
matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari
> 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :
a) Pias
lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/ 29 Pebruari.
b) Pias
lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31 Agustus.
c) Pias
lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1 September – 10 Oktober.
Pembacaan
kertas pias type campbell stokes antara lain adalah sebagai berikut:
a)
Apabila
pembakaran pada kertas pias itu m,enghasilkan lubang berupa garis lurus, maka
lama penyinarannya pada saat itu sepanjang garis lurus tersebut.
b)
Apabila
bekas pembakarannya terputus-putus, maka lama penyinarannya pada saat itu
adalah sepanjang garis luang yang telah digabungkan.
c)
Apabila
bekas pembakaran pada kertas pias hanya membentuk lubang atau titik kecil
dikelilingi hangus disekitarnya maka lama penyinarannya dihitung 1/2 dari garis
tengah noda tersebut.
d)
Apabila
terdapat 2-3 noda yang berbentuk bulatan (tidak tembus), maka lama
penyinarannya dihitung 0,1 jam sedangkan 4-6 noda bulatan dianggap 0,2 jam.
e)
Pengambialn
dan pemasngan kembali kertas pias dilakukakan pada saat matahari terbenam.
Waktu pengamata pias dipasang dari jam 06.00, dan diangkat pada
jam 18.00.
Gamabar.
2 Campbell Stokes
2.4 Thermohigrograph
Thermohigrograph
adalah alat yang berfungsi mencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara
(Nisbi) . Satuan dari alat thermohigrograf adalah Derajat Calcius &
Prosentase (%). Thermohigrograph
memilika kertas pias harian, atau mingguan. Pada Termohigrograph kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi
logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara
bergerak dan menggores pada kertas grafik. Selain itu pada thermohigrograph
juga terjadi kenaikan kelembaban udara
menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan
sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada
kertas grafik. Pada thermohigrograph terdapat dua sensor yaitu antara lain:
a)
Sensor Suhu terbuat dari logam, bila
udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila
udara dingin mengkerut gerakan pena turun
b)
Sensor Kelembaban udara terbuat dari
rambut manusia, bila udara basah Rambut memanjang dan bila udara kering rambut
memendek.
Prinsip kerja alat ini dengan
pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya.Alat ini
memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data
kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas
grafik.Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk
menjaga sifst higroskopisnya.Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk
mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara.
Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena
penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat
suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias.Melalui suatu
koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.
Gambar 3.Thermohigrograph.
2.5 Automatic Weather Seasion (AWS)
AWS (Automatic
Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain
untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan
menjadi lebih mudah.AWS berfungsi untuk mengukur dan mencatat unsur
cuaca secara otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur
cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur
cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data
dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data
yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke
BMG Jakarta.
Alat
ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu
tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik embun, Tekanan
udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari. Waktu
pengamatan : dilakukan selama 24jam. Pada
AWS terdapat komponen AWS yaitu antara lain Sensor, Data Logger,
Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display (optional), Tiang untuk
dudukan sensor dan data logger, Penangkal petir.Sensoryang terdapat pada AWS yaitu: Wind speed,
Wind direction, Humidity, Temperature, Solar radiation,
Air Pressure, Rain gauge.
Gambar 4.Automatic
Weather Seasion (AWS).
BAB 111
METODELOGI
3.1
Lokasi Waktu dan Kesampaian Daerah
a. Lokasi
Lokasi
dilaksanakannya praktikum adalah didaerah tamalate , yaitu berada pada jalan
taman surya , dekat dengan jalan raya , kompleks
perumahan dan dekat dengan persawahan.
b. Waktu
Waktu yang
dipergunakan saat praktikum adalah 8 hari , dan waktu yang dipergunakan untuk
mulai praktikum adalah kurang lebih dari jam 08.00 sampai selesai
c. Kesampain Daerah
Untuk Mencapai daerah
tempat melakukan praktikum , kita
menggunakan kendaraan roda dua dan roda tiga.
3.2
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi. Metode
observasi adalah metode atau cara pengambilan data secara langsung dan
sistematis yaitu mengamati langsung saat praktikum dan mencatat hal hal yang
terjadi pada saat melakukan praktikum.
3.3
Alat Dan Bahan
3.3.1
Awan
a. Alat dan Bahan
1)
Alat
tulis menulis
2)
Mistar
3)
Kamera
3.3.2
Intensitas Radiasi Matahari
a. Alat dan Bahan
1)
Actinograph
( alat pengukur intensitas radiasi matahari).
2)
Alat
tulis menulis
3)
Mistar
4)
Kalkulator
3.3.3
Lama Penyinaran Matahari
a. Alat dan Bahan
1)
Campbell
stokes ( alat pengukur lama penyinaran matahari).
2)
Alat
tulis menulis
3)
Mistar
4)
Kalkulator
3.3.4
Kelembaban dan Suhu
a. Alat dan Bahan
1)
Termohigrograph
( alat pengukur kelembaban dan suhu)
2)
Alat
tulis menulis
3)
Mistar
4)
Kalkulator
3.3.5
Curah hujan dan Kecepatan Angin
a. Alat dan Bahan
1)
Automatic
Weather Seasion ( alat pengukur curah hujan dan kecepatan angin)
2)
Alat
tulis menulis
3)
Mistar
4)
Kalkulator
3.4
Prosedur Kerja
3.4.1
Pengamatan Awan
Jenis –jenis awan
|
Jenis –jenis awan
|
Lihat
jenis jenis awan tersebut -Lihat jenis- jenis awan
-Bagi awan
menjadi empat kuadran
Amati awan dari jama 08.00-16.00
|
-Ambilah
gambar (poteret) awan yang amati
-Setelah
itu deskripsikan awan yang diamati
Tentukan nilai okta awan yang diamati
|
3.4.2 Pengamatan Actinograph
Actinograph (alat ukur intensitas radiasi matahari)
|
Actinograph (alat ukur intensitas radiasi matahari)
|
-Setinglah alat actinograph
-Pasang kertas pias, letakan pena
penggarisnya, dan
Sesuaikan
dengan waktu setempat.
-Letakan
pena penggaris pada ketas pias dengan
Menyorong plat yang ada disamping bawah
alat
tersebut.
Amati cara kerja alat actinograph
|
-Hitungalah jumlah kotak yang dilalui pena
penggaris tersebut pada kertas pias.
-Jumlahkan nilai kotak dari banyaknya kotak yang dilalui pena penggaris.
Tentukan nilai radiasi maksimum dan radiasi minimum
|
3.4.3 Pengamatan Campbell Stokes
Campbell Stokes (alat ukur lamanya penyinaran matahari)
|
Campbell Stokes (alat ukur lamanya penyinaran matahari)
|
-Setinglah alat Campbell Sokes
-Tentukan letak
lintang setempat, kemudian
sesuikan pada alat pengukur lamanya penyinaran
matahari.
-Masukkan salah satu jenis kertas pias
sesuai
dengan bulan
pengamatan.
Amati cara kerja alat Campbel Stokes
|
-Tentukan jejak-jejak bakar pada kertas
pias , dengan melihat lembar bantuan
pengamatan.
Hitunglah lamanya penyinaran matahari dengan
menggunakan rumus
|
3.4.4 Pengamatan Thermohigrograph
Thermohigrograph (alat ukur kelembaban dan suhu)
|
Thermohigrograph (alat ukur kelembaban dan suhu)
|
-Setinglah
alat Thermohigrograph
-Letakan
alat pengukur kelembaban dan suhu
didalam ruangan tertutup, karena ditempat
melakukan praktikum tidak ada ruangan tertutup
jadi kondisikan saja.
Amati cara kerja alat Thermohigrograph
|
-Tentukan kelembaban dan suhu
suhu maksimun dan minumum, pada
kertas pias hasil perekaman dari alat
thermohigrograph.
Hitunglah kelembabab (%) dan suhu(C0).
|
Automatic Weather Seasion (AWS)
|
Automatic Weather Seasion (AWS)
|
-Setinglah
alat Automatic Weather Seasion(AWS)
-Pasanglah
alat AWS pada pipa besi yang panjang,
kemudian tanjapkan AWS yang sudah terpasang
dipipa besi.
-Pada
saat menanjapkan pipa besi yang berada pada alat AWS harus dalam posisi lurus dan tancapkan
pada tempat terbuka.
-Posisi
alat AWS sesuai dengan arah mata angin
-Alat
AWS dan remoet controlnya harus dalam
keadaan hidup.
Amati cara kerja alat Automatic Weather Seasion (AWS)
pada remote controlnya.
|
-Amati Selama 24 jam data yang tercatat
pada remote control .
Lihatlah hasil data yang tercatat pada remote control
selama praktikum kurang lebih 8 hari. .
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1
Hasil Pengamatan Awan
a. Perhitungan Awan 1
Tanggal
|
Jam
|
Gambar
|
Jenis Awan/Ketinggian
|
Hitungan data
|
12-03-2013
|
08.00
|
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
|
Cumulus
= 20%
Stratus = 35%
65%
Cirrus = 10%
Cirrus
85%
Stratus
Nimbus
stratus
Cumulus 81%
Cirrus
Cumulus
= 30%
Cirrus = 10%
60%
Stratus = 20%
|
Perhitungan awan=
65%+85%+81%+
60%
4
=74,25%
=7/10
=6 Okta
6 Okta adalah langit berawan.
|
Tabel. 1 Pengamatan Awan 1
Keterangan:
Cumulus ketinggian: 500-1500 m/dpl
Cirrus ketinggian :
6-12 m/dpl
Stratus : <-2 m/dpl
Alto stratus : 2-6 m/dpl
Gambar a. Awan cumulus Gambar b. Awan cirrus
Gambar c. Awan stratus
b. Perhitungan awan 2
Tanggal
|
Jam
|
Gambar
|
Jenis Awan/Ketinggian
|
Hitungan data
|
12-03-2013
|
12.30
|
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
|
Cumulus
85%
Stratus
Stratus cumulus
Stratus 95%
Cumulus nimbus
Stratus cumulus
95%
Cirrus stratus
Cumulus = 20%
Cirrus =
10% 75%
Stratus = 20%
Alto stratus=25%
|
Perhitungan awan=
85%+95%+95%+ 75%
4
=87,5%
=9/10
=7 Okta
|
Tabel 2. Pengamatan Awan II
Keterangan :
Cumulus nimbus ketinggian: 500-1500 m/dpl
Cirrus stratus ketinggian
: 6-12 Km/dpl
Gambar d. Awan stratus cumulus
Gambar e. Alto Stratus
c. Perhitungan awan 3
Tanggal
|
Jam
|
Gambar
|
Jenis Awan/Ketinggian
|
Hitungan data
|
12-03-2013
|
16.00
|
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
|
Alto Stratus 95%
Alto stratus
98%
Cumulus
Cirrus stratus 99%
Cumulus
Alto stratus 85%
Cirrus
|
Perhitungan awan=
95%+98%+99%+ 85%
4
=9/10
=7 Okta
|
Tabel 3. Pengamatan Awan III
Gambar f. Alto Stratus Gambar g. Cirrus Stratus
4.2.1 Hasil Pengamatan
Actinograf
a. Senin, 11 Maret
2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
2
|
24
|
07.00-08.00
|
5
|
60
|
08.00-09.00
|
8
|
96
|
09.00-10.00
|
10
|
120
|
10.00-11.00
|
13
|
156
|
11.00-12.00
|
22
|
264
|
12.00-13.00
|
9
|
108
|
13.00-14.00
|
8
|
96
|
14.00-15.00
|
5
|
60
|
15.00-16.00
|
4
|
48
|
16.00-17.00
|
3
|
36
|
17.00-05.00
|
Tidak ada yang dilalui
|
-
|
Jumlah
|
89
|
1.068
|
Tabel 4.2.1 Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-1
Keterangan :
Pukul 11.45 adalah
radiasi maksimum 1.200 w/m2
Pukul 05.00badalah radiasi minimum 0
w/m2
Gambar 4.2.1 kertas pias actinograph 1
b. Selasa, 12 Maret
2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
4
|
48
|
07.00-08.00
|
4
|
48
|
08.00-09.00
|
4
|
48
|
09.00-10.00
|
4
|
48
|
10.00-11.00
|
4
|
48
|
11.00-12.00
|
4
|
48
|
12.00-13.00
|
4
|
48
|
13.00-14.00
|
4
|
48
|
14.00-15.00
|
4
|
48
|
15.00.16.00
|
4
|
48
|
16.00-17.00
|
4
|
48
|
17.00-18.00
|
4
|
48
|
18.00-19.00
|
4
|
48
|
19.00-20.00
|
2
|
24
|
20.00-21.00
|
4
|
48
|
21.00-22.00
|
4
|
48
|
22.00-23.00
|
4
|
48
|
23.00-24.00
|
0
|
0
|
24.00-01.00
|
0
|
0
|
01.00-02.00
|
0
|
0
|
02.00-03.00
|
0
|
0
|
03.00-04.00
|
0
|
0
|
04.00-05.00
|
4
|
48
|
05.00-06.00
|
0
|
0
|
Jumlah
|
70
|
840
|
Tabel
4.2.2 Pengamatan intensitas radiasi
matahari ke-2
Keterangan :
Pukul 14.00 adalah radiasi maksimum 700 w/m2
Puklul 06.00 adalah radiasi minimum 0 w/m2
Gambar 4.2.2 Kertas pias actinograph 2
c. Rabu, 13 Maret
2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
2
|
24
|
07.00-08.00
|
5
|
60
|
08.00-09.00
|
5
|
60
|
09.00-10.00
|
6
|
72
|
10.00-11.00
|
4
|
48
|
11.00-12.00
|
13
|
156
|
12.00-13.00
|
4
|
48
|
13.00-14.00
|
9
|
108
|
14.00-15.00
|
18
|
216
|
15.00.16.00
|
6
|
72
|
16.00-17.00
|
7
|
84
|
17.00-18.00
|
4
|
48
|
18.00-19.00
|
0
|
0
|
19.00-20.00
|
0
|
0
|
20.00-21.00
|
0
|
0
|
21.00-22.00
|
2
|
24
|
22.00-23.00
|
0
|
0
|
23.00-24.00
|
0
|
0
|
24.00-01.00
|
0
|
0
|
01.00-02.00
|
0
|
0
|
02.00-03.00
|
0
|
0
|
03.00-04.00
|
0
|
0
|
04.00-05.00
|
4
|
48
|
05.00-06.00
|
1
|
12
|
Jumlah
|
90
|
1.080
|
Tabel 4.2.3 Pengamatan intensitas radiasi
matahari ke-3
Keterangan :
Pukul 12.15 adalah radiasi maksimum 950 w/m2
Pukul 06.00 adalah radoiasi minimum 0
w/m2
Gambar 4.2.3 Kertas pias actinograph 3
d. Kamis, 14 Maret
2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
0
|
0
|
07.00-08.00
|
0
|
0
|
08.00-09.00
|
2
|
24
|
09.00-10.00
|
5
|
60
|
10.00-11.00
|
9
|
108
|
11.00-12.00
|
22
|
264
|
12.00-13.00
|
27
|
324
|
13.00-14.00
|
18
|
216
|
14.00-15.00
|
4
|
48
|
15.00.16.00
|
4
|
48
|
16.00-17.00
|
5
|
60
|
17.00-18.00
|
5
|
60
|
18.00-19.00
|
4
|
48
|
19.00-20.00
|
0
|
0
|
20.00-21.00
|
1
|
12
|
21.00-22.00
|
1
|
12
|
22.00-23.00
|
0
|
0
|
23.00-24.00
|
0
|
0
|
24.00-01.00
|
0
|
0
|
01.00-02.00
|
0
|
0
|
02.00-03.00
|
0
|
0
|
03.00-04.00
|
0
|
0
|
04.00-05.00
|
5
|
60
|
05.00-06.00
|
1
|
12
|
Jumlah
|
113
|
1.356
|
Tabel
4.2.4 Pengamatan intensitas radiasi matahari ke-4
Keterangan :
Pukul 12.25 adalah radiasi maksimum
1.020 w/m2
Pukul 05.00 adalah radiasi minimum 0
w/m2
Gambar 4.2.4 Kertas Pias actinograph 4
e. Jumat, 15 Maret 2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
0
|
0
|
07.00-08.00
|
0
|
0
|
08.00-09.00
|
8
|
96
|
09.00-10.00
|
5
|
60
|
10.00-11.00
|
8
|
96
|
11.00-12.00
|
17
|
136
|
12.00-13.00
|
21
|
168
|
13.00-14.00
|
19
|
152
|
14.00-15.00
|
7
|
84
|
15.00.16.00
|
7
|
84
|
16.00-17.00
|
6
|
72
|
17.00-18.00
|
4
|
48
|
18.00-19.00
|
0
|
0
|
19.00-20.00
|
0
|
0
|
20.00-21.00
|
5
|
60
|
21.00-22.00
|
0
|
0
|
22.00-23.00
|
0
|
0
|
23.00-24.00
|
0
|
0
|
24.00-01.00
|
0
|
0
|
01.00-02.00
|
0
|
0
|
02.00-03.00
|
0
|
0
|
03.00-04.00
|
0
|
0
|
04.00-05.00
|
0
|
0
|
05.00-06.00
|
1
|
12
|
Jumlah
|
108
|
1.296
|
Tabel
4.2.5 Pengamatan intensitas radiasi
matahari ke-5
Keterangan :
Pukul 11.30 adalah radiasi maksimum
1010 w/m2
Pukul 06.00 adalah radiasi minimum 0
w/m2
Gambar 4.2.5 Kertas pias actinograph 5
f. Sabtu, 16 Maret 2013
Jam
|
Jumlah Kotak Yang Dilalui
|
Jumlah Kalori
|
06.00-07.00
|
0
|
0
|
07.00-08.00
|
3
|
36
|
08.00-09.00
|
5
|
60
|
09.00-10.00
|
5
|
60
|
10.00-11.00
|
7
|
84
|
11.00-12.00
|
5
|
60
|
12.00-13.00
|
4
|
48
|
13.00-14.00
|
4
|
48
|
14.00-15.00
|
5
|
60
|
15.00.16.00
|
6
|
72
|
16.00-17.00
|
4
|
48
|
17.00-18.00
|
5
|
60
|
18.00-19.00
|
5
|
60
|
19.00-20.00
|
4
|
48
|
20.00-21.00
|
4
|
48
|
21.00-22.00
|
4
|
48
|
22.00-23.00
|
4
|
48
|
23.00-24.00
|
4
|
48
|
24.00-01.00
|
4
|
48
|
01.00-02.00
|
4
|
48
|
02.00-03.00
|
4
|
48
|
03.00-04.00
|
4
|
48
|
04.00-05.00
|
4
|
48
|
05.00-06.00
|
0
|
0
|
Jumlah
|
98
|
1.176
|
Tabel
4.2.6 Pengamatan intensitas radiasi
matahari ke-6
Keterangan:
Pukul 13.00 adalah radiasi maksimum
890 w/m2
Pukul 17.20 adalah radiasi minimum 70
w/m2
Gambar 4.2.6 Kertas pias actinograph 6
Gambar 4.2.7 alat praktikum ( Actinograph)
4.3.1 Hasil Pengamatan Campbell Stokes
a. Pengamatan Campbell Stokes
Lama
Penyinaran
|
Waktu Yang Sudah Terkonversi Kejam
|
Senin, 11 Maret 2013
|
3,75 jam
|
Selasa, 12 Maret 2013
|
5,55 jam
|
Rabu, 13 Maret 2013
|
10,58 jam
|
Kamis, 14 Meret 2013
|
9,8 jam
|
Jumat , 15 Maret 2013
|
8,5 jam
|
Sabtu , 16 Maret 2013
|
8,6 jam
|
Tabel 4.3.1 Pengamatan lamanya penyinaran matahari
b. Perhitungan Campbell Stokes
1) Senin , 11 Maret 2013
Gambar.4.3.1 Hasil pembakaran 1
Lpm =
=
= 31,15%
2)
Selasa, 12 Maret 2013
Gambar 4.3.2 Hasil pemabakaran 2
Lpm =
=
= 45,83%
3)
Rabu, 13 Maret 2013
Gambar 4.3.3 Hasil Pembakaran 3
Lpm =
=
= 88,16%
4)
Kamis, 14 Maret 2013
Gambar 4.3.4 Hasil Pembakaran 4
Lpm =
=
= 81,66%
5)
Jumat, 15 Maret 2013
Gambar 4.3.5 Hasil Pembakaran 5
Lpm =
=
= 70,83%
6)
Sabtu, 16 Maret 2013
Gambar 4.3.6 Hasil Pembakaran 6
Lpm =
=
= 71,66%
7)
Minggu, 17 Maret 2013
Gambar 4.3.7 Hasil Pembakaran 7
Lpm =
=
= 83,75%
Hari/
Tanggal
|
Hasil
perhitungan
|
Senin 11 maret 2013
|
31,15%
|
Selasa 12 maret 2013
|
45,83%
|
Rabu 13 maret 2013
|
88,16%
|
Kamis 14 maret 2013
|
81,66%
|
Jumat 15 maret 2013
|
70,83%
|
Sabtu 16 maret 2013
|
71,66%
|
Minggu 17 maret 2013
|
83,75%
|
Tabel 4.3.2 Hasil Perhitungan.
Gambar 4.3.8 Alat praktikum (campbell stokes )
4.4.1 Hasil Pengamatan
Thermohigrograph
a. Pengamatan
Thermohigrograph
Hari/Tanggal
|
Kelembaban (%)
RH Max RH Min
RH Rata2
|
Temperature (0C)
Tmax Tmin
T rata2
|
Senin,11
Maret 2013
|
68 39 53,5
|
33 21 27
|
Selasa,12
Maret 2013
|
83 27 53,5
|
39 17 28
|
Rabu,13 Maret 2013
|
72 25 48,5
|
41 18 29,5
|
Kamis,14 Maret 2013
|
72 24 48
|
41 20 30,5
|
Jumat,
15 Maret 2013
|
87 18 52,5
|
46 20 33
|
Sabtu
, 16 Maret 2013
|
64 28 46
|
41 20 30,5
|
Minggu,17Maret2013
|
72 25 48
|
44 23 33,5
|
Tabel 4.4.1 Pengamatan kelembaban dan suhu
b. Perhitungan
Thermohigrograph
Gambar 4.4.1 Hasil Pengamatan Dalam Satu Minggu.
1) Perhitungan
Kelembaban (%)
a. Senin, 11 Maret 2013
RH=
=
= 53,2%
b. Selasa, 12 Maret 2013
RH=
=
= 55%
c. Rabu, 13 Maret 2013
RH=
=
= 48,5%
d. Kamis, 14 Maret 2013
RH=
=
= 48%
e. Jumat, 15 Maret 2013
RH=
=
= 52,5%
f. Sabtu, 16 Maret 2013
RH=
=
= 46%
g. Minggu ,
17 Maret 2013
RH=
=
= 48%
2) Perhitungan
Temperature (0C)
a. Senin, 11 Maret 2013
T =
=
= 270C
b. Selasa, 12 Maret 2013
T =
=
= 280C
c. Rabu, 13 Maret 2013
T =
=
= 29,50C
d. Kamis, 14 Maret 2013
T =
=
= 30,50C
e. Jumat, 15 Maret 2013
T =
=
= 330C
f. Sabtu, 16 Maret 2013
T =
=
= 30,50C
g. Minggu,
17 Maret 2013
T =
=
= 33,50C
Gambar 4.4.2 Alat thermohigrograph.
4.5.1 Hasil Pengamatan
Automatic Weather Seasion (AWS)
a. Hasil Pengamatan
Automatic Weather Seasion ( AWS)
Tabel.
4.5.1 data aws
Gambar 4.5.1 Automatic Weather Seasion
4.2
Pembahasan
4.2.1
Awan
Berdasarkan dari hasil
pengamatan awan, yang dilakukan pada tangggal 12, maret 2013 pada jam 08.00
terlihat bahwa pada kuadran I jenis awan yang tampak adalah awan cumulus 20%,
stratus 35% dan cirrus 10%. Jadi jumlah kesuluruhan awan yang tampak pada
kuadran I adalah 65%.Kemudian pada kudran II yang tampak hanya awan cirrus dan
stratus yang memiliki jumlah keseluruhan 85%. Setelah itu pada kudran III jenis
awan yang tampak adalah awan nimbus stratus, cumulus ,cirrus yang memiliki jumlah
keseluruhan 81%. Kemudian pada kudran IV jenis awan yang tampak adalah awan
cumulus, yang memiliki jumlah 30%, cirrus 10% dan stratus 20%. Jadi jumlah
keseluruahan awan pada kuran IV adalah 60%. Kemudian jenis awan dari kudran I
sampai kuadran IV memiliki jumlah keseluruhan yaitu 6 okta .Yang dimana 6 okta
ini merupakan langit yang berawan.
Kemudian pengamatan
selanjutnya dilakukan pada jam 12.30,
yang dimana jenis awan yang nampak pada
kudran I adalah awan cumulus dan stratus yang memiliki jumlah keseluruhan 85%.
Setelah itu jenis awan yang tampak pada kudrran II adalah awan stratus cumulus,
stratus, dan cumulus nimbus, yang dimana memiliki jumlah keseluruhan yaitu 95%
.Selanjutnya jenis awan yang tampak pada kudran III adalah awan stratus cumulus
dan cirrus stratus, yang memiliki jumlah yaitu 95%. Kemudian pada kudran IV,
jenis awan yang tampak adalah awan cumulus 20%, cirrus 10% , stratus 20% dan
alto stratus 25% , untuk itu jumlah keseluruhannya awan yang tampak pada kudran
IV adalah 75%. Jadi jumlah keseluruhan
jenis awan yang tampak dari kudran I sampai dengan kudran IV adalah 7 okta, yang
dimaana 7 okta adalah langit tertutup. Jadi pada saaat itu langit tertutup oleh
awan, tetapi tidak tertutup total.
Setalah itu pengamatan
terakhir dilakukan pada jam 16.00, yang dimana jenis awan yang tampak pada
kudran I hanya awan altostratus yang memiliki jumlah 95%. Kemudian jenis awan
yang tampak pada kudran II adalah awan altostratus dan cumulus yang meiliki
jumlah 98%. Setelah itu awan yang tampak pada kudran III hanya awan cirrus
stratus , yang memiliki juimlah 99%. Kemudian awan yang tam[ak pada kudran IV
adalah jenis awan cumulus, alto stratus, dan cirrus, yang memiliki jumlah
keseluruhan adalah 85%. Jadi jumlah keseluruhan awan yang tampak dari kudran I
sampai dengan kudran IV adalah 7 okta, yang dimanan 7 okta adalah langit
tertutup. Untuk itu , langit pada saat itu tertutup oleh awan, tetapi belum
secra keseluruhan.
Jadi kesimpulannya awan
yang nampak pada saat melakukan pengamatan selama satu hari yaitu awan cumulus
yang ketinggigiannya mencapai 500- 1500 m/dpl, awan cirrus yang memiliki
ketinggian 6000- 12000 m/dpl, awan stratus yang memiliki ketinggian dari 0-2000
m/dpl, awan alto stratus yang memiliki ketinggian 2000-6000 m/dpl, awan stratus
cumulus yang memiliki ketinggian 0-2000 m/dpl, awan cumulus nimbus yang
ketinggiannya mencapai 5.00-2000 m/dpl, awan cirrus stratus 6000-12000 m/dpl.
Untuk itu , pengamatan yang dilakukan pada satu hari tersebut terlihat bahwa
langit pada pagi sangat berawan , kemudian pada siang hari langit nampak
tetutup oleh awan dan pada sore hari masih tetapa juga langit dalam keadaan
tertutup oleh awan .
4.2.2
Intensitas
Radiasi Matahari ( Actinograph )
Berdasarkan dari hasil
pengamata pada kertas bias yang berada
pada alat actinographterlihat bahwa pada
hari senin, 11 maret 2013 dari jam 06.00 pagi sampai 05.00 pagi, terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui
hanya 89 kotak. Sedangkan jumlah kalorinya sekitar 1.068 kalori. Jadi pada hari
senin, 11 maret 2013 radiasi maksimusnya terjadi pada jam /pukul 11.45 yaitu
mencapai 1.200 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada
jam/pukul 05.00 yaitu 0 w/m2.Kemudian pada hari selasa, 12 maret
2013 mulai dari pukul 06.00 pagi sampai
dengan pukul 06.00 pagi kembali, terlihat bahwa jumlah kota yang dilalui
berjumlah 70 kotak. Sedang untuk jumlah kalorinya mencapai 840 kalori. Untuk
itu, pada hari selasa 12 maret 2013 radiasi maksimunya terjadi pada pukul 14 .00 yaitu mencapai 700 w/ m2.
Sedangkan untuk radiasi minimunya terjadi pada pukul 06.00 yaitu sekitar 0 w/m2.
Setelah itu pada hari rabu 13 maret 2013 mulai
dari pukul 06.00 pagi sampai dengan 06.00 pagi kembali , terlihat bahwa jumlah
kotak yang dilalui pada hari itu dalah berjumlah 90 kotak . Sedangkan untuk
jumlah kalorinya mencapai 1.080 kalori. Jadi pada hari rabu 13 maret 2013
radiasi maksimumnya terjadi tepat pada pukul 12.15 yaitu mencapai 950 w/m2.
Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada pukul 06.00 yaitu mencapai
sekitar 0 w/m2. Selanjutnya pada hari kamis 14 maret 2013 mulai dari
pukul 06.00 pagi sampai dengan 06.00 pagi kembali, terlihat bahwa jumlah kotak
yang dilalui pada hari itu berjumlah 113 kotak . Sedangkan untuk jumlah
kalorinya yaitu 1.356 kalori . Untuk itu , pada hari kamis 14 maret 2013
radiasi maksimumnya terjadi pada pukul 12.15 yaitu mencapai 1.020 w/m2.
Sedangkan untuk radiasi minumnya terjadi pada pukul 05.00 yaitu sekitar 0 w/m2.
Kemudian pada hari
jumat 15 maret 2013 mulai dari pukul06.00 pagi sampai 06.00 pagi kembali
terlihat, bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari itu adalah 108 kotak .
Sedangkan untuk jumlah kalorinya mencapai 1.296 kalori . Jadi pada hari jumat
15 maret 2013 radiasi maksimumnya terjadi pada pukul 11.30 yaitu mencapai
sekitar 1.010 w/m2. Sedangkan untuk radiasi minimumnya terjadi pada
pukul 06.00 yaitu sekiatar 0 w/m2. Selanjutnya untuk hari sabtu 16
maret 2013, mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 06.00 pagi kembali
terlihat bahwa jumlah kotak yang dilalui pada hari tersebut berjumlah 98 kotak
. Sedangkan untuk jumlah kalorinya
mencapai 1.176 kalori . Untuk itu , pada hari sabtu 16 maret 2013 radiasi
maksimumnya terjadi tepat pada pukul 13.00 yaitu mencapai 890 w/m2.
Sedangkan utuk radiasi minimumnya terjadi pada pukul 17.20 yaitu sekitar 70 w/m2.
Jadi kesimpulannya
intensitas radiasi matahari yangpada
hari senin sampai sabtu susah diprediksi , karena intensitas radiasi yang terjadi mulai dari hari senin
sampai sabtu terus mengalami perubahan serta radiasi maksimum dan minimunya juga
berubah ubah . Untuk Itu, intensitas radiasi
matahari yang terjadi dari senin sampai sabtu apakah dalam keadaan panas total
atau tidak , jadi sulit untukl ditebak .
4.2.3 Lamanya Penyinaran Matahari ( Campbell Stokes)
Berdasarkan dari
pengamatan yang dilakukan pada alat campbell stokes dan kertas pias yang terbakar pada alat campbell stokes
terlihat bahwa lamanya penyinaran matahari pada hari senin 11 maret 2013
mencapai 31,15 % , selanjutnya pada hari
selasa 12 maret 2013 mencapi 45,83%, Kemudian pada hari rabu 13 maret 2013 lama
penyinaran mataharinya mencapai sekitar
88,16 %, setelah itu pada hari kamis 14
maet 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 81,66%, kemudian pada hari jumat
15 maret 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 70,83% , dan selanjutnya
pada hari sabtu 16 maret 2013 lama penyinaran mataharinya mencapai 71,66%. Kemudian untuk hari minggu 17 maret 2013 lama penyinaran
mataharinya mencapai 83,75%.
Jadi kesimpulannya,
lamanya penyinaran matahari yang terjadi pada hari senin sampai minggu tepat terjadi pada
hari rabu , yang dimana lama penyinaran mataharinya mencapai 88,16 % dan merupakan hasil pembakaran yang cukup banyak
, mungkin cuaca pada hari rabu tersebut panas sehingga penyinarannya hampir
mencapai 100%.
4.2.4 Kelembaban dan Suhu ( Thermohigrograph)
Berdasarkan dari hasil
pengamaatan pada kertas pias yang berada
pada alat thermohigrograph terlihat bahwa kelembaban dan suhu yang terjadi
pada hari senin 11 maret 2013 , yang dimana kelembaban maksimumnya mencapai
68%, dan kelembaban minimumnya mencapai 39%. Jadi kelembaban rata-ratanya
mencapai 53,5%. Untuk suhu maksimumnya mencapai 330C, dan suhu
minimumnya mencapai 210C .Jadi untuk suhu rata- ratanya mencapai 270C.Kemudian
pada hari selasa 12 maret 2013 , kelembaban maksimumnya mencapai 83%, dan kelembaban minimumnya
mencapai 27%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai sekitar 55%.Sedangkan
untuk suhu maksimumnnya mencapai 390C, dan untuk suhu minimumnya
mencapai 170C.Jadi untuk suhu rata-rata yang terjadi pada hari
selasa tersebut mencapai 280C.
Kemudian untuk hari
rabu 13 maret 2013 , kelembaban maksimumnnya mencapai 72%, dan kelembaban
minimumnya mencapai 25%. Untuk itu kelembaban rata-ratanya mencpai 48,5% .
Sedangkan untuk suhu maksimimnya mencapai410C, dan suhu minimumnya
mencapai 180C. Oleh karena itu , suhu rata-ratanya mencapai 29,50C.
Setelah itu untuk hari kamis 14 maret
2013, kelembaban maksimumnya mencapai 72%, dan untuk kelembaban minimumnya
mencapai 24%. Jadi untuk kelembaban
rata-ratanya mencapai 48%. Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencpai 410C,
dan suhu minimumnya mencapai 200C.
Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai
30,50C.
Selanjutnya untuk hari
jumat 15 maret 2013, kelembaban maksimumnya mencapai 87%, dan kelemban
minimunya mencapai 18%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai 52,5%.
Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 460C, dan untuk suhu
minimumnya mencapai 200C.Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 330C.
Kemudian untuk hari sabtu 16 maret 2013 , kelembaban maksimumnya mencapai 64%,
dan kelembaban minimumnya mencapai 28%.
Untuk itu, kelembaban rata-ratanya mencapai 46%.Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 410C,
dan suhu minimumnya mencapai 200C.Jadi untuk suhu rata-ratanya
mencapai 30,50C. Selanjutnya
untuk hari minggu 17 maret 2013, kelembaban maksimumnya 72%, dan kelembaban
minimumnya mencapai 25%. Jadi untuk kelembaban rata-ratanya mencapai
48%.Sedangkan untuk suhu maksimumnya mencapai 440C, dan suhu
minimumnya mencapai 230C. Jadi untuk suhu rata-ratanya mencapai 33,50C.
Jadi kesimpulannya naik
turunnya atau berubah-ubah suhu dan kelembaban
karena penyinaran matahari pula, semakin banyak atau terik penyinaran matahari
maka suhu semakin tinggi dan kelembapan akan menjadi rendah, dan sebaliknya.
4.2.5 Automatic Weather Seasion (AWS)
Berdasarkan dari hasil
pengamatan dan data yang dilihat pada
alat AWS terlihat bahwa curah hujan , kecepatan angin , maupaun cuaca yang
terjadi pada saat itu selalu berubah . Yang dimana dengan data ini terlihat
bahwa cuaca, curah hujan maupun kecepatan angin yang terjadi pada saat itu
susah ditebak atau prediksi , karena datanya selalu mengalami perubahan dari
hari kehari .
Jadi kesimpulannya
dengan AWS ini kita bisa melihat cuaca , curah maupun kecepatan angin
berubah-ubah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa meteorologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta
fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini adalah sebagai ilmu cuaca.
Sedangkan klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun
di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas
atau mempelajari tentang iklim.
Dalam praktikum meteorologi dan klimatologi kita mengamati awan, intensitas radiasi
matahari, lamanya penyinaran matahari, kelembaban dan suhu, serta cuaca, curah
hujan , dan kecepatan angin .Yang dimana
dalam praktikum ini kita menggunakan
alat-alat meteorologi dan klimatologi seperti actinograph, campbell stokes,
thermohigrograph, dan Automatic Weather Seasion ( AWS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar