PRAKTIKUM I
A.
Judul :
Mengenal Struktur Sel
B. Tujuan :
1.
Menjelaskan struktur
sel hewan dan sel tumbuhan.
2.
Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan sel tumbuhan.
3.
Menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
C. Dasar Teori
1.
Struktur Sel Mahluk
Hidup
Orang yang pertama
kali mengistilahkan tentang sel adalah Robert Hooke pada tahun 1667. Ia
mengamati irisan atau sayatan gabus dengan mikroskop, dan ia melihat adanya
ruangan-ruangan kecil pada gabus yang disebut dengan cella yang berarti kamar kecil.
Sel adalah satuan
struktur dan fungsional terkecil dan dari suatu organisme hidup. Pada makhluk
hidup yang bersel satu atau tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan
oleh sel itu sendiri sedangkan pada makhluk hidup yang bersel banyak, berbagai
fungsi kehidupan itu dapat dilakukan oleh kelompok sel-sel yang berbeda,
walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel.
Secara umum sel pada makhluk hidup terdiri atas membran plasma, sitoplasma, dan
organel-organel berupa mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi,
lisosom, plastida, sentrosom, vakuola, ribosom, dan inti sel. Secara umum sel
makhluk hidup terdiri atas :
a.
Membran plasma
Satu sifat sel yang
universal adalah membran pembatas luar. Membran sel ini berguna sebagai
interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi
semua sel. Fungsi dari membran plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi
zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
b.
Sitoplasma
Penyusun utama dari
sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai
media terjadinya reaksi kimia sel. Sitoplasma
berwujud cairan kental yang di dalamnya
terdapat berbagai organel-organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk
mendukung kehidupan sel.
c.
Organel
Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan). Organel-organel
dalam sitoplasma diluar nukleus meliputi :
1.
Retikulum
Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah sistem yang sangat luas di dalam
sel yang terdiri atas sistem tubulus atau kantong-kantong pipih yang terdapat
dalam sitoplasma semua sel. Fungsi retikulum endoplasma yaitu untuk menetralkan
racun, mensintesis lemak dan kolestrol.
2.
Ribosom
Ribosom merupakan
struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Ribosom
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Sintesis protein
seperti itu terjadi dalam ribosom yang secara acak tersebar di seluruh sitoplasma.
3.
Mitokondria
Mitokondria adalah salah satu dari
beberapa bagian yang terdapat di dalam sel atau yang biasa disebut sebagai
organel sel. Mitokondria dalam sebuah sel memiliki jumlah yang bervariasi
tergantung pada kebutuhan energi pada sel tersebut. Mitokondria berfungsi
sebagai tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.
4.
Badan Golgi
Badan golgi
merupakan tumpukan kantong – kantong pipih dan butiran butiran. Kantong –
kantong pipih itu dinamakan sisternae atau sakulus. Susunan sisternae atau sakulus
biasa disebut dengan diktiosom.
5.
Lisosom
Lisosom adalah
sruktur yang agak bulat yang dibatasi membran tunggal. Lisosom berperan penting
dalam matinya sel-sel.
6.
Sentrosom
Setrosom berfungsi
sebagai tempat pembelahan sel.
7.
Vakuola
Vakuola adalah organel sitoplasmik yang dibatasi oleh
selaput tipis yang disebut tonoplas, umumnya berupa rongga atau gembungan.Fungsi
dari vakuola adalah sebagai tempat
penyimpan cadangan makanan..
8.
Plastida
Plastida adalah salah satu organel-organel pada sel-sel
tumbuhan. Didalam plastida terkandung pigmen hijau (klorofil) yang disebut
kloplas. Kloroplas berfungsi untuk mengadakan fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari.
d.
Inti sel (Nukleus)
Inti sel atau nukleus berbentuk
bulat atau lonjong yang di batasi oleh sepasang membran. Fungsi utama nukleus
adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel
dengan mengelola ekspresi gen.
2.
Perbedaan Sel Hewan
dan Sel Tumbuhan
Didalam sel hewan dan tumbuhan terdapat beberapa perbedaan
yang dapat diketahui melalui tabel.
Tabel 1. Perbedaan sel hewan dan
sel tumbuhan.
No
|
Sel Hewan
|
Sel Tumbuhan
|
1.
|
Tidak memiliki dinding sel
|
Memiliki dinding sel
|
2.
|
Tidak memiliki kloroplas
|
Memiliki Kloroplas
|
3.
|
Bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang
keadaannya tidak kaku
|
Bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari
selulosa
|
4.
|
Vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
|
Vakuola sedikit tapi ukurannya besar
|
5.
|
Jumlah mitokondria relatif banyak
|
Jumlah mitokondria relatif sedikit
|
6.
|
Sentrosom dan sentriol tampak jelas
|
Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
|
D. Alat dan Bahan
1.
Mikroskop
2.
Pipet tetes
3.
Gelas objek
4.
Gelas penutup
5.
Tisu
6.
Selaput dalam unbi bawang merah
7.
Aquadest
8.
Mukosa pipih
9.
Tusuk gigi
E. Cara Kerja
1.
Pembuatan preparat tumbuhan
a)
Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna
putih dari bawang merah, dengan
menggunakan pinset.
b)
Meletakkan selaput tipis pada gelas objek.
c)
Meneteskan aquadest, kemudian menutupnya dengan gelas
penutup
d)
Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar 2-3 sel serta
memberikan keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.
2.
Pembuatan preparat hewan
a)
Menggunakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan
pada bagian dalam pipi.
b)
Meletakkan mukosa pipi di atas kaca preparat.
c)
Meneteskan aquadest, kemudian menutup dengan gelas penutup.
d)
Mengamati di bawah mikroskop.
F.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari
hasil pengamatan dibawah mikroskop mengenai sel tumbuhan dan sel hewan pada Allium cepa dan mukosa pipi, maka dapat
diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
1.
Sel Tumbuhan (Allium
cepa)
|
|
Gambar 1.Allium cepaperbesaran
10x10. Gambar 2.Allium cepa
Keterangan:
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Inti sel
2.
Sel hewan atau mukosa pipi
|
|
Gambar 1.Mukosapipiperbesaran12,5x10. Gambar 2. Mukosapipi
Keterangan :
1.
Membran sel
2.
Sitoplasma
3.
Inti sel
G. Pembahasan
1.
Sel Tumbuhan pada bawang merah (Allium cepa)
Saat mengamati sel
tumbuhan pada bawang merah (Allium cepa)
yang dilakukan pertama adalah mengiris bawang merah secara vetikal, kemudian
mengambil selaput bagian dalam. Setelah itu selaput bagian dalam pada bawang
merah diletakan pada kaca objek, pada saat meletakan selaput bagian dalam
bawang merah jangan sampai terlipat atau sobek, karena itu dapat mempengaruhi
pada saat melakukan pengamatan. Kemudian selaput bawang merah yang sudah
diletakan di kaca objek ditetesi dengan aquadest, dan sehabis itu ditutup
dengan kaca penutup.
Selaput bagian
dalam bawang merah yang sudah diletakan, kemudian diamati menggunakan
mikroskop. Ketika melakukan pengamatan, ada beberapa bagian sel tumbuhan yang
nampak pada sel bawang merah (Allium
cepa). Bagian- bagian sel tersebut yaitu:
a.
Dinding sel
Dinding sel yang
terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium
cepa) tampak bentuk dindingnya sangat beraturan, seperti susunan batu bata.
Dinding sel tersebut berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuk tumbuhan
serta mencegah kehilanagn air yang berlebihan.
b.
Sitoplasma
Sitoplasma yang
terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium
cepa) berbentuk cairan yang terdapat didalam sel tersebut. Sitoplasma yang
terdapat pada sel tumbuhan bawang merah (Allium
cepa) berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel seperti, enzim,
glukosa, lipid dan sebagainya.
c.
Inti Sel
Inti sel merupakan
organel yang nampaknya lebih besar, terdapat pada semua sel. Inti sel yang tampak pada sel tumbuhan bawang
merah (Allium Cepa) berbentuk bulat
lonjong. Inti sel atau nukleus ini berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola eksperigen.
2.
Sel hewan atau mukosa pipi
Saat mengamati sel
hewan atau mukosa pipi yang pertama dilakukan adalah mengambil sel mukosa pipi.
Kemudian meletakan pada preparat, lalu
diamati pada mikroskop. Ketika melakukan pengamatan yang nampak bukan sel
hewan, karena diakibatkan oleh sel mukosa pipi yang terlalu tebal.
Adapun bagian
–bagian sel hewan yang dapat diamati antara lain :
a.
Membran Sel
Membran sel yang
terdapat pada sel hewan merupakan bagian
luar sel yang berupa lapisan tipis dan sangat lembut. Di membran sel yang hanya
sedemikian tipisnya sehingga hanya dapat divisualisasi dengan pembesaran tinggi
yang dicapai dengan mikroskop elektron. Struktur membran plasma sama seperti
struktur membran di dalam sel.
b)
Sitoplasma
Sitoplasma yang
terdapat pada sel hewan atau mukosa pipi berwujud
cairan kental yang di dalamnya terdapat
berbagai macam organel-organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk
mendukung kehidupan sel.Selain itu sitoplasmajuga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel seperti, enzim,
glukosa, lipid dan sebagainya.
c)
Inti sel
Inti sel yang
terdapat pada sel hewan berfungsi untuk mengatur aktivitas sel atau pembawaan
sifat keturunan.Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan
bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein.
Selain itu, inti
sel berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk menkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan
dimana ekpresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
H. Kesimpulan
Berdasarkan dari
hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sel tumbuhan bawang merah
(Allium cepa) yang diamati pada
mikroskop tampak tiga bagian yang sangat penting yaitu dinding sel,
sitoplasma, dan inti sel. Yang mana
dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan yang dilindungi oleh
selaput yang kaku. Sitoplasma adalah
cairan yang terdapat pada sel, dan inti
sel merupakan organel yang nampaknya lebih besar, terdapat pada semua sel,
kecuali sel pembuluh tapis dewasa pada sel tumbuhan, sel darah merah dewasa
pada hewan dan mamalia.
Sedangkan pada sel
hewan atau preparat mukosa pipi yang diamati pada mikroskop tidak terdapat
dinding sel, melainkan hanya membran sel, sitoplasma dan inti sel. Membran sel adalah bagian luar
sel yang berupa lapisan tipis dan sangat lembut. Sitoplasma adalah cairan yang
berada didalam sel. Sedangkan inti sel adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sel.
I.
Jawaban Tugas
1.Gambar sel hewan
dan sel tumbuhan dan tentukan bagian bagiannya.
a.
Gambar sel hewan
Gambar 1. Bentuk
sel hewan.
b.
Gambar sel tumbuhan
Gambar 2. Bentuk
sel tumbuhan.
2.
Gambar plastida
3.
Fungsi mitokondria, Aparatus golgi, Lisosom.
a.
Fungsi Mitokondria
makanan dan mengubahnya menjadi
suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas sel.
b.
Fungsi Aparatus Golgi
Ada pun fungsi dari aparatus golgi
adalah :
1. Tempat sintesis polisakaria seperti
mucus, selulosa, hemiselulosa dan pectin (penyusun dinding sel tumbuhan).
2. Membentuk membran plasma .
3. Membentuk kantong sektresi untuk
membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein, glikoproteion,
karbohidrat dan
4. Membentuk akrosom pada sperma,
kuning telur pada sel telur dan
5. Membentuk kantong (vesikula) untuk
sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil, berisi enzim dan
bahan-bahan
6. Tempat untuk memodifikasi protein.
7. Untuk menyortir dan memaket
molekul-molekul untuk sekresi sel.
8. Untuk membentuk lisosom.
c. Fungsi Lisosom
Fungsi lisosom adalah berperan dalam pencernaan
intrasel. Fungsi lisosom ada 3 yaitu endositosis, fagositosis, dan autofagi.
a. Endositosis
Endositosis ialah pemasukan
makromolekul dari luar ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang
kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan,
yang disebut endosom awal.
b. Fagositosis
Fagositosis merupakan proses
pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
c. Autofagi
Proses autofagi untuk pembuangan dan
degradasi bagian sel sendiri, organel yang tidak berfungsi lagi.
PRAKTIKUM II
A. Judul : Difusi dan Osmosis
B.
Tujuan :
Mengamati proses terjadinya
difusi dan osmosis.
C. Dasar Teori
Sistem penyerapan serta
transportasi nutrient sangat penting bagi tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan
zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel
dengan menembus plasma dan berlangsumg baik secara aktif maupun pasif.
Penyerapan atau transfer secara pasif berlangsung melalui osmosis. Plasma sel
(sitoplasma) dibungkus oleh suatu selaput tipis yang di sebut membran. Selaput
ini merupakan membran yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari
suatu lingkungan sel ke dalam sel, dan sebaliknya. Transport mikromolekul
melalui selaput plasma berlangsung melalui tiga mekanisme yaitu : osmosis,
difusi, dan transport aktif.
1.
Difusi
Difusi berasal dari kata diphus
yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport menurun yang artinya materi
yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi
rendah. Difusi merupakan pergerakan acak molekul-molekul air dari suaatu daerah
yang konsentrasinya tinggi kedaerah lain yang konsentrasinya rendah. Karena
pergerakannya bersifat acak, maka secara spontan molekul-molekul tersebut akan
berdifusi disepanjang gradien konsentrasinya. . Meskipun demikian, tidak
berarti molekul-molekul tersebut akan berhenti bergerak atau diam setelah
keseimbangan konsentrasi tercapai.
Difusi merupakan salah satu cara
pertukaran materi dari suatu sel dengan lingkungannya. Molekul-molekul gas
seperti oksigen dan karbondioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian
juga molekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air.
Sebagai akibat dari gerakan ini molekul-molekul itu akan tersebar merata
mengisi ruang yang ada. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam
amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat.
Molekul-molekul yang tidak
bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membrane
lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah
kerapatan tinggi menuju ke daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit
molekul zat atau tidak ada) sehingga kerapatannya menjadi sama dimana-mana.
Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dapat
dengan mudah dan cepat melalui membran sehingga difusi cenderung untuk
mempersamakan kerapatan suatu konsentrasi molekul-molekul didalam dan diluar
sel.
2.
Osmosis
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan mos artinya pindah. Jadi, osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui
membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsentrasinya rendah. Pada
osmosis yang berpindah adalah pelarut. Osmosis merupakan perpindahan air
melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Membran permeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak
oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Tekanan tersebut dinamakan
tekanan osmotik karena dihasilkan oleh
gerak air dengan cara osmosis.
Tekanan osmotik merupakan
mekanisme penting dalam pemeliharaan hemokinesis atau homostatis (keadaan
protoplasma yang relatif stabil) dengan cara menentukan banyak sedikitnya air
yang masuk atau keluar dari sel. Bila kadar larutan pada kedua sisi membran
sama, seperti sel dalam darah. Maka cairan di sekeliling sel tersebut dikatakan
isotonik. Artinya, tekanan osmotik pada kedua sisi membrane sama.
Seperti dijelaskan diatas, konsentrasi air dapat berubah kalau dalam air
itu dilarutkan suatu zat terlarut. Dengan larutnya zat terlarut dalam pelarut air, maka konsentrasi air dalam larutan tersebut akan lebih kecil
dibanding dengan air murni. Apabila ada dua bejana, yang satu diisi dengan air
murni dan bejana lain diisi dengan larutan, apabila kedua bejana tersebut kita
hubungkan, maka melalui saluran penghubung ini akan terjadi difusi air dari air
murni menuju ke bejana yang berisi ke
bejana yang berisi larutan. Dalam proses ini, yang berdifusi ternyata bukan
hanya air tapi zat terlarut yang berada dalam larutan, akan melakukan difusi
juga menuju bejana yang berisi air murni.
Hal ini mungkin terjadi karena pada saluran penghubung tidak ada yang
menghalangi molekul zat terlarut untuk berdifusi ke tempat air murni. Kita
dapat menghalang jalannya molekul zat terlarut melalui saluran tersebut dan
membiarkan air tetap melakukan difusinya. Ini dapat dilakukan kalau dalam
saluran penghubung tersebut dipasang suatu membran semipermiabel, yaitu membran
yang hanya mengizinkan jalannya air dan menghambat jalannya zat-zat pelarut.
Proses difusi yang demikian yang disebut osmosis, yang dengan proses ini aliran
berjalan dari air murni menuju ke larutan
D. Alat dan Bahan
1.
Gelas Beaker
2.
Pipet tetes
3.
Penganduk
4.
Stopwatch
5.
Larutan NaCL 50%
6.
Kristal CuSO4
7.
Larutan Eosin
8.
Aqudest
9.
Tuber Solanum
tuberosum
E. Cara Kerja
1.
Difusi
a)
Mengisi gelas beaker dengan aquadest ± 100 ml.
b)
Meneteskan kira-kira 10 tetes larutan Eosin ke dalam gelas
beaker yang berisi aquadest. Mengamati penyebaran warna biru dari larutan Eosin tanpa pengadukan.
c)
Mencatat berapa lama waktu yang diperlukan dari warna biru larutan Eosin.
d)
Melakukan percobaan di atas dengan menggunakan kristal CuSO4
sebanyak 1 sendok spatula.
e)
Mengulangi percobaan dengan larutan Eosin dan kristal CuSO4
dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera
diaduk. Melakukan percobaan ini satu persatu.
2.
Osmosis
a)
Mengambil tuber dari Solanum
tuberosum, menusuk dengan menggunakan stinless still kemudian potong
sepanjang 2 cm.
b)
Dengan cepat membilas irisan kentang dengan aquadest dan
segera mengeringkan dengan kertas penghisap dan menimbangnya (sebagai berat
awal).
c)
Selanjutnya memasukkan irisan kentang kedalam larutan gula
50% selama 90 menit.
d)
Setelah irisan direndam dalam larutan gula 50%, mengeluarkan
irisan kentang dari gelas beaker lalu dikeringkan dengan kertas penghisap
sebentar dan mengukur panjang irisan kentang serta bobot basah irisan kentang
tersebut.
F.
Hasil Pengamatan
1. Difusi
a) Proses difusi dengan pengadukan
Tabel 1. Waktu pengamatan dengan pengadukan.
No
|
Larutan
|
Waktu
yang diperlukan
|
1.
|
Methylen Blue
|
32:28 detik
|
2.
|
Kristal CuSO4
|
56:17 detik
|
Gambar 1. Difusi dengan pengadukan.
b) Proses difusi tanpa pengadukan
Tabel 2. Waktu peengamat tanpa pengadukan.
No
|
Larutan
|
Waktu
yang diperlukan
|
1.
|
Methylen Blue
|
55:51 detik
|
2.
|
Kristal CuSO4
|
1:37:44 detik
|
Gambar 2. Difusi tanpa pengadukan.
2. Osmosis
a) Proses osmosis Solanum tuberosum
sebelum direndam
Tabel 1. Pengamatan Solanum tuberosum sebelum direndam.
No
|
Bahan
|
Sampel
|
Panjang
|
Diameter
|
Berat
|
1.
|
Kentang
|
NaCl
|
2 cm
|
1 cm
|
1,60 gram
|
2.
|
Kentang
|
Aquadest
|
2 cm
|
1 cm
|
1,67 gram
|
Gambar 1. Osmosis sebelum direndam.
b) Prose osmosis Solanum tuberosum sesudah direndam
Tabel 2. Pengamatan Solanum
tuberosum sesudah direndam.
No
|
Bahan
|
Sampel
|
Panjang
|
Diameter
|
Berat
|
1.
|
Kentang
|
NaCl
|
1,6 cm
|
0,8 cm
|
1,21 gram
|
2.
|
Kentang
|
Aquadest
|
2 cm
|
1 cm
|
2 gram
|
Gambar 2. Osmosis sesudah
direndam.
G. Pembahasan
1. Difusi
a) Proses difusi dengan pengadukan
Saat melakukan proses percobaan
dengan menggunakan larutan methylen blue dan Kristal CuSO4 dengan bantuan pengadukan akan lebih cepat
proses larutnya didalam air dibandingkan dengan tanpa pengadukan. Meskipun
proses pengadukannya dilakukan secara bersamaan dan teratur akan membutuhkan
waktu yang berbeda pula pada larutan methylen blue yaitu 32 : 28 detik dan Kristal CuSO4 memerlukan waktu 56 : 17 detik. Hal ini disebabkan karena sifat larutan pada methylen blue bersifat cair dan mudah larut
dalam air sehingga air dan methylen blue menjadi cepat homogen dalam waktu yang tidak lama. Sedangkan pada
Kristal CuSO4 larutannya bersifat padat dan sukar larut dalam air serta
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses kelarutannya.
b) Proses difusi tanpa pengadukan
Saat melarutkan methylen blue dan Kristal CuSO4 didalam air tanpa pengadukan membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk menjadi homogen atau bersatu dengan air. Hal ini
disebabkan karena konsentrasi pada larutan methylen blue dan Kristal CuSO4 lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi air yang ada pada proses percobaan tersebut.
Sehingga besarnya konsentrasi air akan mempengaruhi cepat atau lambatnya
kelarutan pada larutan methylen blue dan Kristal CuSO4. Dalam proses percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan konsentrasi air 100 ml dan sekitar 2 tetes larutan methylen blue membutuhkan waktu sekitar 55 menit 51 detik.
Hal ini membuktikan bahwa kelarutan methylen blue sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi air. Oleh karena itu, semakin sedikit konsentrasi air yang
digunakan maka semakin cepat pula kelarutannya. Sedangkan pada larutan Kristal
CuSO4 yang menggunakan konsentrasi 100 ml air dan sekitar 1 sendok spatula
larutan Kristal CuSO4 membutuhkan waktu 1 jam 37 menit 44 detik,. Hal ini
membuktikan juga, bahwa kelarutan Kristal CuSO4 sangat dipengaruhi oleh air
juga. Tetapi jika dibandingkan dengan larutan methylen blue lebih cepat prosesnya
dibandingkan dengan larutan Kristal CuSO4 yang begitu lambat proses
kelarutannya dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi difusi merupakan transport
menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke
daerah berkonsentrasi renda.
2. Osmosis
a) Proses Solanum
tuberosum sebelum direndam
Sebelum melakukan proses percobaan yang dilakukan pertama adalah mengambil
dua sampel kentang dengan menggunakan stinles stil dengan ukuran panjang 2 cm.
Setelah melakukan proses pemotongan Solanum
tuberosum, kemudian mengukur diameternya dengan diameter 1 cm dan beratnya
1,60 gram untuk Solanum tuberosum
yang akan direndam kedalam larutan NaCl. Sedangkan untuk Solanum
tuberosum yang akan direndam kedalam air aqua di ukur diameternya dengan
diameter 1 cm dan beratnya 1,67 gram.
b) Proses Solanum
tuberosum sesudah direndam
Setelah diamati dalam proses perendaman ternyata Solanum tuberosum yang berada dilarutan NaCl mengalami perubahan
bentuk menjadi lebih kecil. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl menyerap air
yang ada pada Solanum tuberosum dan
air yang berada di Solanum tuberosum
berpindah ke larutan NaCl. Sedangkan Solanum
tuberosum yang berada di dalam air aquadest
bentuknya tetap dan tidak berubah itu dikarenakan air aquadest tidak
menyerap air yang berada di Solanum
tuberosum. Setelah dilakukan proses perendaman dua sampel Solanum tuberosum diangkat dan
dikeringkan. Setelah itu, dilakukan proses pengukuran pada dua sampel Solanum tuberosum. Pada sampel Solanum tuberosum yang berada dilarutan
NaCl diukur panjangnya dengan panjang 1,6 cm, diameternya 0,8 cm, dan beratnya 1,21
gram, ternyata berbeda ukuran panjang,
diameter, dan beratnya dari ukuran sebelum direndam dalam larutan NaCl. Hal ini di karenakan larutan NaCl menyerap air dari Solanum tuberosum yang mengakibatakan
ukuran Solanum tubrosum berubah.
Sedangkan pada sampel Solanum tuberosum yang berada di aquadest di ukur
panjangnya dengan panjang 2 cm, diameter 1 cm dan beratnya 2 gram, ternyata
ukranan panjang dan diameternya sama tetapi yang berubah hanya ukuran beratnya. Hal ini disebabkan karena aqudest terlalau
berpengaruh dalam proses tersebut namun membuatan berat Solanum tuberosum menjdi besar. Jadi proses osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui
membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsensentrasinya rendah. Namun pada osmosis yang berpindah adalah pelarut seterti contohnya
larutan NaCl dengan Solanum tuberosum.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa difusi
adalah transport menurun yang artinya materi yang berasal dari berkonsentrasi
tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Terlihat pada larutan methylen blue dan larutan Kristal CuSO4.
Pada larutan methylen blue lebih cepat larut dibandingkan pada larutan Kristal CuSO4. Hal
ini terbukti bahwa larutan methylen blue bersifat cair dan mudah larut dibandingkan dengan Kristal CuSO4
yang bersifat padat. Sedangkan osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui
membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke yang konsentrasinya rendah. Telihat
bahwa pada kedua sampel Solanum tuberosum
yang dimasukan ke larutan NaCl dan aquadest akan menghasilkan bentuk dan ukuran yang berbeda baik pada panjang,diameter,
maupun beratnya. Baik yang sebelum direndam maupun sesudah direndam.
I. Jawaban Tugas
1. Berikan penjelasan tentang :
a) Larutan
hipertonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotic lebih rendah dari yang lain.
b) Larutan
hipotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotic lebih tinggi dari yang
lain.
c) Larutan
isotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosi sama.
d) Impermiabel
adalah proses diman hanya zat tertentu saja yang dapat melewati membrane sel.
e) Semipermiabel
adalah selaput yang tidak dapat ditembus oleh air maupun zat .
f) Permeabel
adalah partikel-partikel yang tidak dapat masuk.
2. Ya, karena proses
pengadukan sangat berpengaruh pada proses difusi, dimana pada proses pengadukan
dapat memberikan tekanan dan pergerakan sehingga larutan dapat bercampur dengan
mudahnya dan membutuhkan waktu yang relatif singkat. Jika dibandingkan dengan
tanpa pengadukan prosesnya begitu lama dan membutuhkan waktu yang cukup lama
juga. Jadi kesimpulannya proses pengadukan sangat berpengaruh sekali pada saat
proses difusi.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses difusi yaitu:
a)
Tekanan reaksi
b)
Banyaknya zat dalam pelarut yang akan diangkut.
c)
Wujud materi (cair,padat,dan gas).
d)
Suhu.
e)
Ukuran molekul.
f)
Konsentrasi larutan (isotonik,hipertonik,dan hipotonik)
g)
Membran plasma (permeabel,semipermeabel dan impermeabel).
PRAKTIKUM III
A. Judul : Jaringan Penyusun Tubuh Tumbuhan
B. Tujuan Praktikum :
1.
Mahasiswa mampu menyebutkan jaringan penyusun tubuh
tumbuhan.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan masing-masing penyusun tubuh
tumbuhan.
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur berkas pengangkut pada
tubuh tumbuhan.
C. Dasar Teori
Sel-sel
penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan berdeferensiasi
menjadi bermacam-macam susunan yang disebut jaringan. Jaringan merupakan
kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan ada juga
yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya berbeda, namun tetap disebut jaringan
karena susunan selnya selalu tetap, jaringan semacam ini disebut jaringan
kompleks. Pada prinsipnya jaringan dalam tubuh tumbuhan dapat dibagi
menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa antara lain
jaringan pelindung berupa epidermis, jaringan dasar berupa parenkim, jaringan
penguat berupa sklerenkim dan kolenkim, jaringan pengangkut berupa xylem dan
floem.
1.
Jaringan Meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional (terus menerus membelah). Pembelahan
sel tersebut biasanya berlangsung secara mitosis, setiap satu sel meristematik
dapat membelah dan menghasilkan sedikitnya satu angka sel. Jaringan meristem
terbagi atas beberapa kelompok berdasarkan sifat yang ada padanya.
a.
Pembagian meristem berdasarkan tingkat perkembangannya:
1)
Promeristem terdiri dari sel misalnya apical dan letaknya
dibagian ujung.
2)
Meristem yang sel-selnya telah mengadaka diferensiasi
sebagian.
b.
Pembagian meristem berdasarkan sel-sel pembentuknya :
1)
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari
perkembangan sel-sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkembangan
embrio. Meristem ini biasanya bertanggung jawab terhadap pertumbuhan primer.
2)
Meristem sekunder adalah meristem yang berasal langsung dari
perkembangan jaringan yang telah mengalami diferensiasi, meristem ini
bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder. Contohnya cambium.
c.
Pembagian meristem berdasarkan letak tubuhnya:
1)
Meristem cipikal atau meristem ujung merupakan meristem yang
terdapat pada ujung-ujung batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem
cipikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan.
2)
Meristem lateral atau meristem samping merupaka meristem
yang terdapat sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan.
Misalnya berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan meristem lateral
menyebabkan pembesaran pada akar dan batang tumbuhan.
3)
Meristem interlialar atau meristem antara merupakan meristem
yang terdapat pada jaringan dewasa. Misalnya, dipangkal ruas-ruas batang
rumput-rumputan.
2.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan
yang sel-selnya telah berhenti atau berhenti sementara untuk tumbuh, sel-sel
penyusunnya dapat berupa sel hidup atau sel mati, berdinding tipis atau tebal.
Adapun jaringan dewasa yaitu:
a.
Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan pelindung atau Epidermis
berfungsi untuk melindungi jaringan yang barada dibawahnya yang lunak, selain
itu juga sebagai pencegah kehilangan air, penyimpan, serta penyerap air (pada
akar yang dinamakan risodermis).
b.
Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan dasar atau Parenkim yang
berfungsi selain sebagai jaringan dasar, parenkim juga mempunyai berbagai
fungsi lain, misalnya sebagai penyimpan cadangan makanan, penyimpan air, dan
sebagai alat fotosintesis.
c.
Jaringan Penyongkong (Jaringan Penguat)
Jaringan penyongkong atau penguat
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu:
1)
Kolenkim
Jaringan kolenkim
merupakan jaringan hidup yang memiliki kesamaan sifat dengan jaringan parenkim.
Jaringan kolenkim berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang tidak tumbuh.
2)
Sklerenkim
Jaringan Sklerenkim
merupakan jaringan penunjang yang
terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan kolenkim
berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang tidak tumbuh.
d.
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut merupakan
jaringan yang mengangkut air,unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil
fotosintesis dari satu bagian kebagian tumbuhan lainnya. Jaringan pengangkut
ada dua yaitu xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan
dari hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
e.
Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan
yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Jaringan gabus berfungsi untuk
melindungi jaringan lain yang berda dibawahnya dari kekeringan dan gangguan
mekanik. Pada tumbuhan dikotil jaringan gabus dibentuk kearah dalam merupakan
sel-sel hidup yang disebut flodem. Sedangkan jaringan gabus yang dibentuk
kearah luar disebut felen.
D. Alat dan Bahan
1.
Mikroskop
2.
Penampang melintang batang Zea mays.
3.
Penampang melintang daun Zea
mays.
4.
Penampang melintang batang Arachis hypogaea
5.
Penampang melintang daun Ficus
elastica
E. Cara Kerja
1.
Jaringan pada batang dan daun monokotil (Zea mays)
a)
Mengamati dengan perbesaran yang lemah penampang batang dan
daun monokotil lalu menggambar satu
sektor dari penampang tersebut dan memberi keterangan.
b)
Memperhatikan struktur batang terutama jaringan epidermis,
hipodermis, berkas pengangkut dengan selubung sklerenkim yang terbesar di
antara parenkim jaringan dasar.
c)
Memperhatikan struktur daun terutama jaringan epidermis
dengan sel kipas dan stomata,berkas pengangkut serta jaringan mesofil.
2.
Jaringan pada batang dan daun dikotil (Arachis hypogaea)
a)
Mengamati dengan perbesaran yang lemah penampang batang dan
daun dikotil lalu menggambar satu sektor dari penampang tersebut dan memberi
keterangan.
b)
Memperhatikan struktur batang terutama jaringan epidermis,
hipodermis, parenkim, beberapa lapis jaringan kolenkim,jaringan skelerenkim,dan
berkas pengangkut,jari-jari empulur serta empulur ditengahnya.
c)
Memperhatikan struktur daun terutama jaringan epidermis
(stomata,trikoma), jaringan mesofil
serta berkas pengangkut.
F.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari praktikum yang
dilakukan maka dapat diperoleh hasil pengamatan sebagai beikut:
1
1.
Penampang melintang batang Zea mays
|
||||
Gambar 1. Penampang
melintang batang Zea mays perbesaran
10x10. Keterangan:
1.
Jaringan epidermis
2.
Jarinngan pengangkut
3.
Jaringan parenkim
2.
Penampang melintang daun Zea mays
Gambar 2. Penampang
melintang daun Zea mays perbesaran
12,5x10.
Keterangan:
1.
Jaringan epidermis
2.
Stomata
3.
Jaringan pengangkut
4.
Jaringan mesofil
3.
|
Gambar 1. Penampang
melintang batang Arachis hypogaea perbesaran 10x10.
Keterangan:
1.
Jaringan epidermis
2.
Jarinagan parenkim
3.
Jaringan pengangkut
4.
|
Gambar 2. Penampang
melintang daun Ficus elastica perbesaran 10x10.
Keterangan:
1.
Jaringan epidermis
2.
Stomata
3.
Jaringan pengangkut
4.
Jaringan palisade
G. Pembahasan
1.
Percobaan 1 penampang melintang batang monokotil Zea mays
Pada percobaan yang diamati pada
preparat awetan terlihat bahwa penampang melintang batang monokotil Zea mays tersusun dari:
a)
Epidermis
Jaringan epidermis terdiri dari selapis atau lebih sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, bentuk
selnya tidak teratur, ukuran serta susunannya bervariasi. Fungsi utama jaringan
epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan dibawahnya yang lunak.
b)
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut
terdiri atas dua yaitu xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan
pengangkut yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke
daun. Sedangkan floem merupakan jaringan
pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari
daun keseluruh tubuh tumbuhan.
c)
Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim tersusun atas sel-sel parenkim yang sering
kali digambarkan sebagai cipikal sel-sel tumbuhan. Kebanyakan sel-sel parenkim
bersegi banyak dan berdinding tipis. Di dalam tubuh tumbuhan, sel-sel parenkim
melakukan berbagai fungsi seperti tempat penimbunan (makanan, air dan pigmen).
2.
Percobaan 2 penampang melintang daun monokotil Zea
mays
Pada percobaan yang
diamati pada preparat awetan terlihat penampang daun monokotil Zea mays tersusun dari:
a)
Epidermis
Jaringan epidermis pada daun berfungsi melindungi jaringan dibagian
dalam daun dari kekeringan, pathogen, serangga herbivore, dan sebagainya. Pada
jaringan epidermis, terutama epidermis bawah, dapat ditemukan stomata (mulut
daun) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas, ketika stomata terbuka,
karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
b)
Stomata
Stomata merupakan
suatu celah pada jaringan epidermis yang di batasi oleh dua sel penjaga.
Stomata berfungsi sebagai masuknya CO2 dan keluarnya O2 pada waktu
fotosintesis, sebagai penguapan , dan pernapasan masuknya O2 dan keluarnya CO2.
c)
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut
terdiri atas dua xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut
yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan
jaringan floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat
makanan hasil fotosistesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
d)
Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil
berfungsi terutama pada proses fotosintesis, karena didalamnya terdapat sel-sel
yang mengandung banyak kloroplas.
3.
Percobaan 3 penampang melintang batang dikotil Arachis hypogaea
Pada percobaan yang
diamati pada preparat awetan terlihat bahwa penampang melintang batang dikotil Arachis hypogae tersusun atas:
a)
Epidermis
Jaringan epidermis
umumnya terdiri dari lapisan sel dan memiliki
kunkula yang berfungsi sebagai pelindung. Pada epidermis terdapat terdapat trikoma berupa rambut dan kelenjar. Selain itu
epidermis juga merupakan jaringan hidup dan mampu
bermitosis pada saat tekanan dalam batang meningkat karena adanya penambahan
jaringan dalam batang, epidermis meluas secara tragensial dan membelah secara
radial.
b) Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar utama yang terdapat dalam
organ tumbuhan dan membentuk suatu jaringan yang berkesinambungan. Fungsi utama
parenkim sebagai jaringan dasar dan merupakan salah satu jaringan pengisi pada
berkas pembuluh.
c)
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut ada dua yaitu
xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Sedangkan jaringan floem
merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
4.
Percobaan 4 penampang melintang daun Ficus elastica
Pada percobaan yang
diamati pada preparat awetan nampak bahwa penampang melintang daun Ficus elastica tersusun atas:
a)
Epidermis
Jaringan epidermis pada daun berfungsi melindungi jaringan dibagian
dalam daun dari kekeringan, pathogen, serangga herbivore, dan sebagainya. Pada
jaringan epidermis, terutama epidermis bawah, dapat ditemukan stomata (mulut
daun) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
b)
Stomata
Stomata merupakan
suatu celah pada jaringan epidermis yang di batasi oleh dua sel penjaga.
Stomata berfungsi sebagai masuknya CO2 dan keluarnya O2 pada waktu
fotosintesis, sebagai penguapan , dan pernapasan masuknya O2 dan keluarnya CO2.
c)
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut
terdiri atas dua xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut
yang berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun.
Sedangkan jaringan floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan
zat-zat makanan hasil fotosistesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
d)
Jaringan palisade
Jaringan palisade
merupakan jaringan yang berbentuk pagar. Pada jaringan palisade sel-selnya
rapat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan di atas dapat di simpulkan bahwa baik pada tumbuhan dikotil maupun
pada tumbuhan monokotil terdapat jaringan penyusun tubuh tumbuhan seperti
jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim) dan jaringan
pengangkut (xilem dan floem).
Pada penampang
melintang batang monokotil Zea mays
terdapat jaringan pelindung (epidermis), jaringan pengangkut, dan jaringan
parenkim. Sedangkan pada penampang melintang daun Zea mays terdapat pula jaringan pelindung (epidermis), stomata,
jaringan pengangkut dan jaringan mesofil.Selain itu, pada penampang batang dikotil Arachis
hypogaea terdapat jaringan pelindung (epidermis), jaringan pengangkut, dan
jaringan parenkim. Sedangkan pada penampang melintang dikotil daun Ficus elastica tersusun atas jaringan
pelindumg ( epidermis), stomata,jaringan pengangkut ,dan jaringan palisade.
I.
Jawaban Tugas
1.
Jaringan
dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya telah berhenti atau berhenti
sementara untuk tumbuh. Sedangkan jaringan meristem
merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah.
2.
Jaringan
meristem bersifat embrional karena jaringan meristem terdiri dari sekelompok
sel yang tetap melakukan pembelahan atau mempertahankan kemampuannya untuk
membelah. Sel-sel ini akan tetap membelah untuk menghasilkan sel tumbuhan
berupa sel hasil pembelahan ini tetap akan berada pada daerah meristematik
untuk membentuk sel baru berikutnya.
3.
Jaringan
parenkim disebut jaringan dasar karena merupakan jaringan yang mendasari
seluruh bagian tumbuhan yang memiliki plasma sel yang sangat kompleks sehingga
dapat menjalankan fungsi anatomi dan fisiologinya. Selain itu parenkim juga
dapat mempertahankan kemampuannya untuk menjadi meristem kembali apabila dalam
kondisi yang memungkinkan.
4.
Gambar jaringan pengangkut
Gambar 1. Jaringan
pengankut.
PRAKTIKUM IV
A. Judul :
Organ dan Sistem Organ Pada Tumbuhan
B. Tujuan Praktikum :
1.
Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan
2.
Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
3.
Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
4.
Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
5.
Menyebutkan bgian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
C. Dasar Teori
Berbagai
jaringan pada tumbuhan membentuk system jaringan dan beberapa system jaringan
membentuk organ. Organ-organ pada tumbuhan yang bersifat vegetotrof adalah
akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generotif yang pokok pada tumbuhan
berbunga adalah bunga. Pada
dasarnya tumbuhan tersusun atas 3 organ pokok utama, yakni akar (radiks), batang (caulis) dan daun (folium).
Tumbuhan yang mempunyai 3 organ pokok tersebut digolongkan sebagai tumbuhan
kormofita. Sedangkan bagian lain dari tumbuhan dianggap sebagai derivat dari
salah satu atau 2 bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk
dan akar.
1. Akar
Semua tumbuhan berpembuluh mempunyai akar. Akar merupakan
bagian tumbuhan yang ada di dalam tanah. Akar merupakan tempat masuk air dan
mineral dari dalam tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar juga berfungsi
untuk melekatkan dan menopang tubuh tumbuhan agar tetap kokoh. Pada beberapa
tumbuhan, akar juga menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan, misalnya pada
ketela pohon. Pada akar terdapat anatomi akar atau bagian –bagian
akar yaitu terdiri dari :
a.
Leher akar, yaitu bagian akar yang bersambung dengan pangkal
batang.
b.
Ujung akar, adalah bagian akar yang paling muda
c.
Batang akar, bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya.
d.
Serabut-serabut akar, yaitu cabang akar yang halus
e.
Rambut-rambut akar, merupakan penonjolan epidermis akar
f.
Tudung akar
Pada pembuluh tingkat tinggi, sistem perakaran dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu, akar serabut dan akar tunggang. Sistem akar serabut
terdapat pada tumbuhan monokotil seperti pada jagung. Sistem akar tunggang
terdapat pada kelompok tumbuhan dikotil seperti papaya dan mangga.
2. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di permukaan
tanah.batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air dan
mineral serta makanan antara bagian tumbuhan yaitu antara akar, batang dan
daun. Batang juga disebut sebagai penghasil alat-alat lateral.
Pada batang terdapat bagian-bagian batang antara lain :
a.
Buku-buku batang, merupakan tempat melekatnya daun dan
tempat untuk tumbuhnya tunas baru.
b.
Ruas batang, merupakan bagian diantara dua buku-buku yang
berurutan.
c.
Daun penumpu, yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil, yang terdapat dekat pangkal tangkai daun dan umumnya berguna
untuk melindungi kuncup yang masih muda.
Pada batang terdapat struktur anatomi batang yaitu
pritiderma yang merupakan bagian luar membentuk epidermis, prokambium terletak
di bagian tengah. Sel-selnya lebuih panjang, meristem dasar merupakan jaringan
yang akan membentuk empulur dan korteks.
3. Daun
Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dan cahaya matahari melalui
fotosintesis. Fungsi dari daun ialah sebagai tempat terjadinya fotosintesis
pada tumbuhan dikotil, terjadi fotosintesis di jaringan parenkim palisade atau tumbuhan
monokotil terjadi pada jaringan spons, sebagai organ pernafasan dan tempat
terjadinya transpirasi. Adapun bagian-bagian dari daun ialah :
a.
Upih atau pelepah daun, merupakan bagian daun yang melekat
atau memeluk batang.
b.
Tangkai daun, merupakan bagian daun yang helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa.
c.
Helaian daun, merupakan bagian daun yang kurang ataupun
lokasi menarik perhatian.
d.
Tulang daun
e.
Ibu tulang daun
Dalam satu tangkai daun terdapat dua jenis daun yaitu ada
daun yang berhelai satu (daun tunggal), dan
ada juga yang lebih dari satu (daun majemuk). Pada daun majemuk terdapat anak
daun yang tersusun menyirip dan ada yang menjari.
4. Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan kelompok
angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk
vegetatif setelah dirangsang oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
Bunga
yang mempunyai organ kelopak, mahkota, stamen, dan putik disebut bunga lengkap.
Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur tidak lengkap, misalnya tidak
mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya sehingga disebut hermaprodit.
Pada
umumnya bunga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Mempunyai warna menarik.
b.
Biasanya bebau harum.
c.
Bentuknya bermacam-macam (bervariasi).
d.
Biasanya mengandung madu
Adapun bagian bunga
lengkap yaitu daun pelindung (braktea),daun
tangkai (brakteola),tangkai induk (pedunculusi), tangkai bunga (pedicelusi), dasar bunga (reseptakulum), daun kelopak (cepalia), daun mahkota (petala), benang sari (stamen), dan putik (pestilum).
D. Alat dan Bahan
1.
Loupe
2.
Pisau
3.
Pinset
4.
Tanaman Amaranthus Spinosus
5.
Tanaman Zea mays
6.
Tanaman Musa paradisiaca
7.
Tanaman Caesalpinia pulcherima
E. Cara Kerja
1. Akar
a.
Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.
Menyebutkan sistem perakarannya lalu menggambarkan akar
secara skematis dan memberikan keterangan bagian-bagiannya.
1)
akar primer
2)
leher akar
3)
batang akar
4)
cabang-cabang akar
5)
ujung akar
6)
serabut akar
7)
tudung akar
2. Batang
a.
Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.
Menggambarkan skema batang dan memberikan keterangan
bagian-bagiannya :
1)
buku-buku batang (nodus)
2)
ruas batang (internodus)
3)
daun penumpu (stipula)
3. Daun
a. Menuliskan nama
jenis dan suku dari sediaan preparat.
b. Menyebutkan apakah daun yang ada termasuk daun
lengkap atau tidak lengkap.
c. Menggambarkan secara skematis sehelai daun dan
memberikan keterangan mengenai :
1)
pangkal daun (basis)
2)
ujung daun (apeks)
3)
tepi daun (margo)
4)
pertulangan daun (nervasio)
5)
ibu tulang daun
4. Bunga
a.
Menuliskan nama jenis dan suku dari sediaan preparat.
b.
Menggambarkan dan memberikan keterangan mengenai :
1)
daun pelindung (braktea)
2)
daun tangkai (brakteola)
3)
tangkai induk (pedunculusi)
4)
tangkai bunga (pedicelusi)
5)
dasar bunga (reseptakulum)
6)
daun kelopak (cepalia)
7)
daun mahkota (petala)
8)
benang sari (stamen)
9)
putik (pistilum)
F. Hasil Pengamatan
1. Tanaman Zea mays
|
Keterangan:
1.
2.
3.
a. Daun Zea mays
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
b. Batang Zea mays
|
Keterangan
1.
2
c. Akar Zea mays
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
2. Tanaman Musa paradisiaca
|
Keterangan
1.
2.
3.
a. Daun Musa paradisiaca
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
b. Batang Musa paradisiaca
|
Keterangan
1.
3. Akar Musa paradisiaca
|
Keterangan
1.
2.
3.
4. Tanaman Caesalpinia
pulcherima
|
Keterangan
1.
2.
3.
a. Daun Caesalpinia pulcherima
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
b. Batang Caesalpinia pulcherima
|
Keterangan
1.
c. Akar Caesalpinia pulcherima
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
d. Bunga Caesalpinia pulcherima
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
4.Tanaman Amaranthus
spinosus
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
a. Daun Amaranthus spinosus
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
b. Batang Amaranthus spnosus
|
Keterangan
1.
2.
c. Akar Amaranthus spinosus
|
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
G. Pembahasan
1. Tanaman jagung (Zea
mays)
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)
akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal
adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku,
semuanya di bawah permukaan tanah. Akar kait atau penyangga adalah akar
adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi
dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah
batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air. Tanaman jagung
mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas
sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif.
Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan
pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Setiap daun terdiri atas
helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah
daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18
helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap
daun. Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat,
bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Jagung disebut juga tanaman berumah satu
(monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman.
Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel)
berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman.
2. Tanaman pisang (Musa
paradisiaca)
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang.
Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada pada bagian bawah
tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedang akar yang ada di
bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar. Dalam perkembanganya
akar samping bias mencapai 4-5 meter. Batang pisang sebenarnya terletak dalam
tanah berupa umbi batang. Tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat
akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah
yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk
dari pelepah daun panjang yang saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan
kompak sehingga bias berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu
ini berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya. Daun pisang letaknya tersebar,
helaian daun berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun
ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. Daun pisang
mudah sekali robek atau terkoyak oleh hembusan angina yang keras karena tidak
mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun. Bunga berkelamin
satu, berumah satu dalam tandan. Daun penumpu bunga berjejal rapat dan tersusun
secara spiral. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok
dengan panjang 1-25 cm. bunga tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina
berada dibawah bunga jantan (jika ada). lima daun tenda bunga melekat sampai
tinggi, panjangnya 6-7 cm. benang sari 5 buah pada betina tidak sempurna, bakal
buah persegi, sedang pada bunga jantan tidak ada.
3. Tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
Pada tanaman kembang merak
memiliki akar tunggang dan pada bagian batang bunga kembag merak (Caesalpinia pulcherima) hanya memiliki
daun penumpu (stipula) berbentuk
besar dan lebat seperti daun biasanya dan berguna sebagai alat untuk
berasimilasi seperti terdapat pada kacang karpi. Bunga kembang merak memiliki
daun yang tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun. (Lamina)
tersusun atas pangkal, ujung, dan tepi daun. Selain itu memiliki pertulangan
daun yang menyirip biasanya memiliki satu ibu tulang daun yang berjalan dari
pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Pada bagian bunga Caesalpinia pulcherima terdiri atas
tangkai induk yang berfungsi sebagai penopang seluruh bagian bunga. Tangkai
bunga yang hanya dapat menopang satu bagian bunga saja, daun mahkota berfungsi
sebagai alat pemikat bunga, serta benang sari dan putik merupakan alat
perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.
4.Tanaman bayam berduri (Amaranthus spinosus)
Bayam berduri (Amaranthus spinosus) memiliki akar
tunggang yang tersusun atas lebar akar yang terletak diantara batang dan akar
tumbuhan, akar primer yang berperan untuk mencengkramkan tumbuhan dalam tanah,
serta berfungsi untuk menyerap air, serabut yang terletak pada cabang akar yang
berfungsi untuk menyerap material-material yang diperlukan oleh tumbuhan dari
dalam tanah, tudung akar yang berfungsi untuk membantu akar dalam menembus
tanah selama pertumbuhannya, serta memiliki ujung akar yang terletak dibawah
tudung akar. Pada bayam berduri tidak memiliki derivat-derivat batang, hanya
terdapat daun penumpu yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang
kecil yang berguna untuk melindungi kuncup yang masih mudah. Amaranthus spinosus merupakan salah
satu contoh tumbuhan yang berdaun tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian
daun (lamina) yang tersusun atas
pangkal, tepi dan ujung daun. Pada amarantus
spinosus memiliki pertulangan daun yang menyirip. Daun ini mempunyai satu
ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal keujung dan merupakan terusan
tangkai daun.
H . Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas maka, dapat disimpulkan bahwa setiap organ dan sistem organ tumbuhan
berbeda-beda, seperti :
.1. Tanaman jagung (Zea mays)
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas
terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Jagung mempunyai akar serabut
dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar
kait atau penyangga.
2. Tanaman pisang (Musa
paradisiaca)
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang.
Akar ini berpangkal pada umbi batang. Batang pisang sebenarnya terletak dalam
tanah berupa umbi batang. Tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat
akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah
yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk
dari pelepah daun panjang yang saling menelengkup dan meutupi dengan kuat dan
kompak sehingga bias berdiri tegak seperti batang tanaman.
3.Tanaman kembang merak (Caesalpinia
pulcherima)
Bunga kembag merak (Caesalpinia pulcherima) hanya memiliki
daun penumpu (stipula) berbentuk
besar dan lebat. Bunga kembang merak memiliki daun yang tidak lengkap, karena
hanya terdiri dari helaian daun, serta memiliki akar tunggang.
4. Tanaman bayam berduri (Amaranthus spinosus)
Amaranthus spinosus merupakan salah satu contoh tumbuhan yang berdaun
tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian daun (lamina) yang tersusun atas pangkal, tepi dan ujung daun. Pada amarantus spinosus memiliki pertulangan
daun yang menyirip. Daun ini mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari
pangkal keujung dan merupakan terusan tangkai dau
I. Jawaban Tugas
1. Daun lengkap adalah daun yang mempunyai pelepah daun, tangkai
daun dan helaian daun. Contohnya tanaman pisang, talas. Sedangkan daun tidak lengkap
adalah daun yang tidak mempunyai pelepah daun tetapi hanya memiliki tangkai
daun dan helaian daun. Contohnya tanaman bunga merak, kembang sepatu, dan bayam
liar.
2. Gambar struktur morfologi bunga sempurna
Gambar 1. Struktur Morfologi Bunga Sempurna
3. Derivat- derivat pada akar.batang, dan daun.
1. Akar
a.
Akar primer, yaitu akar utama yang merupakan pangkal dari
batang akar.
b.
Ujung akar, ialah bagian akar yang paling muda, terdiri atas
jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan.
c.
Leher akar, ialah bagian akar yang bersambungan dengan
pangkal batang.
d.
Serabut akar, yaitu cabang-cabang akar yang lebih halus dan
berbentuk serabut.
e.
Batang akar , ialah
bagian akar yang terdapat pada antara ujung akar dan leher akar.
f.
Tudung akar, ialah
bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna
untuk melindungi akar yang masih muda dan lemah.
g.
Cabang-cabang akar, ialah bagian-bagian akar yang tidak
langsung bersambungan dengan pangkal batang.
2. Batang
a.
Buku-buku batang, merupakan tempat daun melekat.
b.
Ruas batang, merupakan bagian diantara dua buku-buku yang
berurutan.
c.
Daun penumpu, yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil, yang terdapat dekat pangkal tangkai daun dan umumnya berguna
untuk melindungi kuncup yang masih muda.
3. Daun
a.
Upih atau pelepah daun, merupakan bagian daun yang melekat
atau memeluk batang.
b.
Tangkai daun, merupakan bagian daun yang helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa.
c.
Helaian daun, merupakan bagian daun yang kurang ataupun
lokasi menarik perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar