Rabu, 03 Juni 2015

Peta Administrasi Kabupaten Banggai ( Arsana Kim_Bum )

Peta Admininistrasi Kabupaten Banggai

Laporan Praktikum Geografi Tanah UNG



LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
GEOGRAFI TANAH

DI SUSUN OLEH 

Nama               : I Wayan Purwa Arsana
NIM                 : 451 412 023
Kelas               : Geografi A

Kelompok       : 8 ( Delapan )
         


 


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kata tanah sangat umum kedengarannya, serta memiliki banyak arti. Tanah dalam pengertian secara tradisional adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang keliatan atau tidak. Dalam hal ini pengertiannya masih secara umum. Oleh karena itu sebelum kita mengetahui ilmu yang yang mengkaji tentang tanah , terlebih dahulu harus mengetahui pengertian tanah secara spesifiknya. Tanah berasal dari bahasa Yunani yang artinya  pedon dan bahasa Latin yang artinya solum ( bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik). Jadi tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan di cirikan oleh horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, yang mampu mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami.
Oleh sebab itu, karena kita sudah mengetahui pengertian dari tanah. Untuk itu, agar mengetahui lebih dalam lagi tentang tanah ada ilmu geografi yang mengkaji tentang tanah yang disebut geografi tanah. Geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang tanah bukan hanya secara fisik tetapi juga mempelajari juga tentang proses yang berlangsung di dalamnya. Proses pembetukan tanah dimulai dari proses penghancuran dan pelapukan batuan induk . Selain itu dalam perkembangan tanah dimulai ketika bahan induk tanah telah tergolong pada suatu posisi relief tertentu selama kurun waktu yang relatif panjang. Pada tanah terdapat bagian – bagian tanah yang tersusun dari profil tanah, horison tanah, warna tanah, teksrur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, pH tanah dan kelembaban tanah. Selain itu , tanah juga mempunyai sifat-sifat yaitu sifat fisika tanah, kimia tanah, dan biologi tanah.
Jadi penelitian yang dilakukan dilapangan merupakan observasi yang bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa atau praktiakan yang melakukan penelitian. Disamping itu dengan adanya penelitian tersebut,   kita bisa mencari tahu tentang keanekaragaman tanah , baik dari segi sifat tanah , profil tanah , horizon tanah , tekstur tanah, dan lain sebagainya.
1.2    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum geografi tanah adalah sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui penggunaan dari masing-masing alat praktikum yaitu GPS, soil tester, clinometer suunto,  bor tanah dan lain sebagainya.
b.    Untuk mengetahui horizon tanah, warna tanah, kelas tekstur tanah, kelembaban tanah, dan bobot isi tanah.
1.3    Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilaksanakannya praktikum geografi tanah adalah sebagai berikut :
a.    Agar mahasiswa atau praktikan mampu menggunakan atau mengoperasikan alat-alat praktikum geografi tanah seperti GPS, soil tester, clinometer suunto, bor tanah dan lain sebagainya.
b.    Agar mahasiswa atau praktikan mampu menentukan dan membedakan horizon-horizon tanah,warna tanah, kelas testur tanah, kelembaban tanah, dan bobot isi tanah.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyilimuti sebagaian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi, serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkain panjang berbagai proses yang membentuknya ( Junun Sartohadi, Dkk 2012 ).  Tanah mempunyai kemampuan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu, tanah juga sebagai bahan campuran mineral dan organik yang menjadi sumber hara bagi tanaman. Hamparan tanah yang luas disutu bentang lahan memperlihatkan secara nyata bahwa ada perbedaan sifat-sifat tanah antara satu lokasi dengan lokasi lain. 
Tanah yang terdapat dibagian dasar lembah mempunyai ketebalan,  kelembaban , dan warna yang berbeda dengan tanah yang terdapat pada bagian lereng yang relatif miring. Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati dan menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah potongan vertikal tubuh tanah , yang menampakan urutan susunan horizon tanah. Tubuh tanah jika dipotong tegak pada dinding vertikalnya akan memperlihatakan seseri lapisan tanah yang terbentuk sebagai akibat pembentukan tanah dan bukan karena proses pengendapan batuan.
2.1    Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, atau dapat dilihat pada suatu tebing yang dibersihkan secara vertikal, yang dimana terdapat batasan-batasan lapisan tanah (Modul Praktikum Geografi Tanah,  2013 ). Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan bekembang akibat terkena gaya-gaya alam ( natural forces ) terhadap proses pembentukan mineral. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri dari atas dua atau lebih horizon utama. Lapisan –lapisan dalam penampang tanah , biasanya hampir sejajar dengan permukaan tanah , tiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda sebagai hasil dari proses perkembangan tanah. Inilah yang dinamakan horizon tanah.


Pada profil tanah terdapat horizon-horizon tanah, diantaranya yaitu sebagai berikut :
a.    Horizon O
Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan mineral.
b.    Horizon A
Horizon A merupakan horison di permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian). Horizon A masih realtif subur karena masih dekat dengan lapisan humus. Warna tanah pad alapisan ini masih cenderung gelap kehitaman hingga coklat tua.
c.    Horizon E
Horison E merupakan  lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation).  Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah horison yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.
d.   Horizon B
Horison B adalah horison illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya.Tingkat kesuburan lapisan ini mulai berkurang dan dicirikan warnanya yang mulai merah kekuningan. Horizon ini juga merupakan batas akar tanaman terbawah. Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).
e.    Horizon C
Horison C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horison C disebut juga dengan regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.
f.     Horison R
Horizon R adalah batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
2.2    Sifat Fisika Tanah
Tanah memiliki beberapa sifat fisik tanah diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Berat Volume (Bulk Densit )
Berat volume ( BV) atau dalam bahasa asing disebut bulk density adalah rasio antara berat tanah kering mutlak dengan volume tanah apa adanya. Volume tanah pada komdisi alami selalu mencakup volume padatan dan volume pori dalam tanah . Tanah yang banyak mempunyai pori tentu akan mempunyai berat volume yang rendah, sebaliknya tanah yang mampat akan mempunyai berat volume yang tinggi.
b.    Porositas Tanah
Porositas tanah adalah jumlah pori yang ada dalam tanah, biasanya dinyatakn dalam satuan persen. Rumus porositas tanah :
n = 1-  x 100%
Keterangan   :
n     : porositas tanah
BV : berat volume
BD : berat jenis.
Pori tanah tersusun atas pori makro dan pori mikro. Pori makro adalah rongga yang terbentuk diantaara agregat tanah , sedangkan pori mikro adalah rongga yang terbentuk antarpartikel penyusun tanah. Pori makro lebih menentukan ketersediaan air untuk tanaman.
c.    Permeabilitas Tanah
Pemeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertical. Sedangakan pengukuran permeabilitas tanah adalah kegiatan untuk pengamatan sifat fisik tanah , khususnya untuk mengetahui kemampuan tanah meloloskan air secara vertikal.
d.   Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah sifat fisik tanah yang merupakan gambaran deskriptif komposisi ukuran butirpartikel-partikel penyususn tanah yang digolongkan kedalam tiga ukuran utama. Ukuran partikel tanah yang kasar adalah pasir, dengan diameter 2-0,05 mm. Sedangkan ukuran partikel tanah yang halus adalah lempung, dengan diameter lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel tanah dengan ukuran diantara pasir dan lempung disebut debu. Pengamatan tekstur tanah pada profil tanah biasanya berbeda antara satu horison dengan horison lainnya. Tanah pada horison A akan cenderung memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan tanah pada horison B.
e.    Struktur Tanah
Struktur tanah adalah bagian dari sifat fisik tanah yang membahas sekelompok partikel tanah yang mengalami koogulasi karena adanya kolid lempung dan organik. Penggumpalan partikel-partikel tanah membentuk pori sekunder yang perannya di dalam pengaturan keseimbangan air dan udara lebih penting daripada keberadaan pori primer. Pori primer adalah rongga yang terbentuk antara partikel-partikel tanah secara tunggal. Struktur tanah dideskripsikan berdasarkan tipe / bentuk, derajat/kemantapan, dan klas/ukuran.
f.     Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah sifat fisika tanah yang menggambarkan kuat lemahnya gaya kohesi dan adhesi antar partikel penyusun tanah. Konsistensi tanah juga dapat ditentukan secara kuantitatif dilaboratarium dengan menentukan batas-batas nilai Atterberg. Nilai-nilai Atterberg mencakup: Batas Cair  ( BC), Batas Lekat ( BL ), Batas Gulung ( BG ), dan Batas Berubah Warna ( BBw ). BC menggambarkan kondisi tanah basah , penambahan kadar air diadalam tanah akan menyebabkan tanah bergerak meluncur menuruni lereng. BL menggambarkan kondisi kadar air didalam tanah dalam kondisi ideal untuk dilakukan pengolahan. BG menggambarkan kadar air dalam tanah sehingga memungkinkan tanah dapat dilakukan modifikasi bentuknya. BBw menggambarkan kondisi tanah yang kering, jika kadar air dalam tanah melewati BBw maka tanah akan mengalami perubahan warna khususnya Value dan  Chroma akan meningkat.
g.    Warna Tanah
Warna tanah menunjukan secara relatif kandungan organik, komposisi kimia partikel penyusun tanah serta kelembaban. Pengaruh kadar bahan organik, makin tinggi bahan organik, maka warna tanah gelap (dark) dan makin stabil (matang) humusnya warna tanah makin hitam. Keberadaan mineral feldspar, kaolin, kapur, dan kwarsa menyebabkan warna putih. Kandungan besi (Fe) dalam bentuk hematit, magnetit, atau limonit memberikan warna merah, cokelat atau kuning.
2.3    Sifat Kimia Tanah
Salah satu sifat kimia tanah adalah kesamaan atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14,yang menggambarkan jumlah relatif ion H+  terhadap ion H  dalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika pH berada pada kisaran 0-6,artinya larutan tanah mengandung ion H+  lebi besar dari pada OH- , sebaliknya jika jumlah ion H+  dalam larutan yanah lebih besar dari pada OH- , larutan tanah di sebut bereaksi basah (alkali) atau memiliki pH 8-14. Adapun sifat kimia tanah yaitu antara lain :
a.    pH Tanah
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

b.    Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi air dan studi neraca air.

























BAB III
METODELOGI 
3.1    Lokasi , Waktu dan Kesampaian Daerah
Lokasi penelitian geografi tanah terletak di Desa Iloponu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo Utara dan di Laboratariun Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo.  Untuk Menempuh  lokasi praktikum yang dilakukan didesa ilopolu menggunakan waktu ± 2 jam . Perjalanan dilakukan dengan menggunakan Bis kota yaitu star dari kampus ung sampai kelokasi praktikum. Penelitian dilakukan pada daerah kemiringan tanahnya agak tinggi, dan berada dipinggir jalan raya atau jalan umum. Letak astronomis pada lokasi praktikum geografi tanah yang dilaksanakan didesa ilopolu yaitu N : 00041’08,00’’, E : 122051’ 26,7’’.
3.2    Metode Penelitian
Pada praktikum geografi tanah metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah  metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang diteliti dilapangan oleh si pengamat pada saat melakukan penelitian. Metode kualitatif ini datanya bisa berupa angka, serta catatan - catatan dilapangan saat meneliti objek. Pada metode kualitatif ini , penelitian dilakukan secara nyata, dan datanya diambil dengan akurat saat melakukan penelitian, bukan dari data dugaan.  Selain itu data yang kita dapat dari penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif , datanya alamiah yaitu datanya sesuai dengan tempat dan objek yang diteliti. Selain itu untuk dilaboratarium menggunakan metode kuntitatif, karean datanya banyak berupa angka, serta membutuhkan perhitungan yang akurat dan pasti.
3.3    Alat dan Bahan  
a.    Alat  dan bahan praktikum dilapangan
1)   Alat tulis menulis
2)   Roll meter
3)   Kuda-kuda
4)   Parang
5)   cangkul
6)   pisau
7)   Tali
8)   Spidol permanen
9)   Plastik sampel
10)    Camera
11)    Ring sample
12)    GPS
13)    Soil tester
14)    Clinometer suunto
15)    Bor tanah
b.    Alat dan bahan praktikum di laboratarim
1)   Alat tulis menulis
2)   Timbangan digital
3)   Saringan tanah
4)   Oven
5)   Sieve shaker
6)   Palu karet
7)   Cawan
8)   camera
9)   Kertas label
10)    Ring Sample tanah utuh
11)    Sample tanah setiap horizon tanah









3.4    Prosedur Kerja
a.   
Menentukan lokasi untuk pengamatan Profil Tanah
Prosedur Kerja Praktikum dilapangan

 

-  Menentukan titik koordinat lokasi praktikum dengan GPS
-  Membersihkan area disekitar profil tanah yang akan diamati, dengan menggunakan cangkul, parang, dan kuda-kuda.
-  Menentukan titik kemiringan lereng tanah dengan mengunakan clinometer suunto.
-  Mengamati keadaan profil tanah yang tampak
-  Menentukan horizon tanah yang tampak
-  Mengukur ketebalan solum pada masing-masing horizon
-  Mengklasifikasikan masing-masing horizon yang tampak
-  Mencatat kedalam tabel pengamatan profil tanah.
Mengamati Warna Tanah
 



-    Mengambil agregat tanah pada setiap lapisan atau horizon tanah.
-    Mengamati warna yang tampak pada setiap lapisan atau horizon tanah.
-    Menentukan warna apa yang terdapat pada sitiap lapisan atau horizon tanah.
-   
Mengamati Tekstur Tanah
Mencatat kedalam tabel pengamatan warna tanah



-    Mengambil sedikit tanah pada masing-masing horizon tanah
-    Meletakan tanah pada tangan, kemudian mempercikan sedikit air, dan merasakan adanya kasar,licin, dan lengket.
-    Mengklasifikasikan tekstur tanah yang sudah dirasakan.
-    Mencatat kedalam tabel pengamatan tekstur tanah.
Mengamati Kelembaban dan pH Tanah
 


-    Mengamati masing- masing horizon-horizon tanah yang tampak
-    Menancapkan alat soil tester pada masing- masing horizon
-    Menentukan skala angka kelembaban dan pH tanah pada alat soil tester .
-    Mencatat ketabel pengamatan kelembaban dan pH tanah.
Mengamabil sample tanah utuh
 


-    Membersihkan permukaan tanah terlebih dahulu
-    Meletakan ring sample pada horison tanah yang akan diambil
-    Menekan ring sample pada horizon tanah yang diambil, sampai tanah muncul di bibir ring
-    Memotong bagian bawahnya dengan menggunakan pisau
-   
Hasil pengamatan
Menutup ring sample dan menyimpannya ditempat aman.


b.    Prosedur Kerja Praktikum Di Laboratarium
Menentukan Berat Volume Tanah
 
                                  
-    Membersihkan ring sample yang berisi tanah dengan pisau.
-    Menimbang ring sample utuh, dengan menggunakan timbangan digital.
-    Mencatat hasil timbangan ring sample tanah basah
-    Memasukan  ring sample tanah kedalam oven selama satu hari (24 jam)
-    Kemudian menimbang kembali ring sample yang sudah dioven
-   
Menghitung berat volume tanah tersebut
Mencatat hasil timbangan ring sample tanah yang kering
Menentukan Tekstur Tanah Di Laboratarium
 


-    Menulis nama horizon pada kertas label, kemudian menempelnya pada cawan yang disediakan.
-    Membuka plastik sample yang berisi tanah dan menuangkannya kedalam cawan sesuai dengan nama horizon tanah yang telah diberi label.
-    Memasukanya kedalam oven
-    Mengeluarkan cawan yang ada didalam oven
-    Menghaluskan cawan yang berisi tanah dengan menggunakan palu karet.
-    Menimbang berat tanah kering yang berada pada cawan.
-    Memasukan tanah yang sudah ditimbang kedalam penyaringan , kemudian memasangnya pada alat sieve shaker, dengan untuk mengetahui jenis tanah dan klasifikasi tanah serta untuk menggoyangkan saringan tanah.
-    Membuka satu persatu saringan dan menimbangnya pada timbangan digital.
Mencatat  Hasil Pengamatan
                                     










BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1    Hasil  Pengamatan  Di Lapangan
a.    Pengamatan Profil dan horison tanah
Lokasi                      : Desa Ilopolu, Kec. Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat        : N : 000 41’ 08,0’’
        E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal             : Kamis, 06 Juni 2013
Kemiringan Lereng  : 5,7 m dan 250, 45%
Bentuk Lahan          : Perbukitan

HORIZON
KETEBALAN HORIZON/ SOLUM TANAH
Horizon O
15 cm
Horison A
20 cm
Horison C
30 cm
Tabel 1. Hasil Pengamatan Horizon Tanah
Keterangan :
Berdasarkan hasil pengamatan horizon A, pada lereng yang diamati sangat tipis. Sedangkan horizon B, E, dan R  tidak ada atau tidak ditemukan. Kaereana tidak semua lereng yang diamati horizonnya lengkap, dan horizon C yang paling banyak didapat atau paling besar. Karena pada lereng yang diamati, didapati batuan yang sudah agak besar dan sudah mengalami pelapukan . Selain itu, juga dapat dikatakan bahwa terdapat batuan induk.











      Gambar 1. Horizon O         Gambar 2. Horizon A           Gambar 3. Horizon C
b.    Pengamatan Warna Tanah
Lokasi                      : Desa Ilopolu, Kec. Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat        : N : 000 41’ 08,0’’
E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal             : Kamis, 06 Juni 2013
HORIZON
WARNA TANAH
Horizon O
Gelap
Horizon A
Cokelat ke abu-abuan
Horizon C
Cokelat kekuning-kuningan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Warna Tanah







                              Gambar 4. Warna Tanah Horizon O








    Gambar 5. Warna Tanah Horizon A         Gambar 6. Warna Tanah Horizon C
c.    Pengamatan Tekstur Tanah Di Lapangan
Lokasi                      : Desa Ilopolu, Kec. Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat        : N : 000 41’ 08,0’’
E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal             : Kamis, 06 Juni 2013

HORIZON
TEKSTUR TANAH
MODEL PROFIL
MODEL BOR
Horizon O
Geluh berlempung
Manual
Horizon A
Geluh berlempung
Manual
Horizon C
Lempung
Manual
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Di Lapangan.







Gambar 7. Tekstur Tanah Horizon O



d.   Pengamatan pH  dan Kelembaban Tanah
Lokasi                      : Desa Ilopolu, Kec. Tibawa/Kab. Gorontalo Utara
Hari/tanggal             : Kamis, 06 Juni 2013

HORIZON
pH dan Kelembaban Tanah
pH Tanah
Kelembaban Tanah
Horizon O
7
90 %
Horizon A
7,5
98%
Horizon C
-
-
Tabel 4. Hasil Pengamatan pH dan Kelembaban Tanah.






















4.2    Hasil Pengamatan Di Laboratarium Teknik Sipil
a.    Pengamatan Berat Volume Tanah

HORIZON
BERAT TANAH UTUH
BERAT TANAH BASAH
BERAT TANAH KERING
Horizon A
596,58 gram
454,52 gram
Tabel 5. Hasil Pengamatan berat Volume Tanah.
1)   Perhitungan Mencari Berat Volume Tanah
a.    Volume Ring
Diketahui :
Diameter ring = 7,4 cm
Tinggi ring      = 7 cm
Ditanya :
Volume ring ?
V = ¼
    = ¼  x 3,14 x ( 7,4 )2 x 7
    = 300,9 cm3
b.    Mencari Kadar  Air
1)   Berat ring horizon A = 202, 47 gram
                             M1 = 202,47 gram
2)   Berat tanah basah horizon A = Berat tanah basah+berat ring (horizon A)
                                               = 596,58 gram + 202, 47 gram
                                         M2 = 799,05 gram
3)   Berat tanah kering horizon A=Berat tanah kering+berat ring(horizon A)
                                               = 454, 52 gram + 202, 47 gram
                                           M3= 656,99 gram
4)   Berat Air  Horizon A = M2 – M3
  = 799,05 – 656,99
  = 142,06 gram


5)   Untuk mencari berat tanah kering horizon  A = ( M3 _ M1 )
                                                                            = 656,99 – 202, 47
                                                                            = 454,52 gram
c.    Mencari Kadar Air Horizon A (%)
Kadar air = ( M2 – M3 ) ( M3 – M1 ) x 100%
                = ( 799,05 – 656,99 ) ( 656,99 – 202,47 ) x 100%
                = 142, 06 x 454, 52 x 100%
                = 64569,1 x 1/ 100 
                = 645,69 %
d.      Berat  Isi Horizon A = Berat Tanah Kering
    Volume Ring
=  454,52 gram
                                   300,9 cm3
                               = 1,51 gr/cm3
Jadi berat volume tanahnya adalah 1,51 gram/ cm3.










Gambar 8. Ring Sample Basah Saat Di Timbang.









      Gambar 9. Ring Sample Setelah Di Oven
b.    Pengamatan Tekstur Tanah Di Laboratarium

HORIZON
BERAT  TANAH YANG BERADA DICAWAN SETELAH DI OVEN
Horizon O
89,38 gram
Horizon A
96,47 gram
      Tabel 6. Berat tanah yang berada dalam cawan setelah di oven
1)      Pengamatan Teksur Tanah Setelah Di Saring.

Nama Pengujian


Sampel O
Nomor Saringan
Ukuran Butir (mm)
Berat Tertahan Saringan (Gr)
Komulatif Berat Tertahan Saringan    (Gr)


Persentase (%)

Tertahan

Lolos
4
4,75
0,00
23,14
19,21
80,79
8
2,36
23,14
46,28
38,43
61,57
16
1,18
31,42
77,70
64,51
35,49
30
0,60
22,50
100,20
83,19
16,81
50
0,30
12,74
112,94
93,77
6,23
100
0,15
4,20
117,14
97,26
2,74
200
0,075
1,87
119,01
98,81
1,19
PAN
-
1,43
120,44
100.00
0,00
Tabel 7. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Sampel O Setelah Di Saringan


Nama Pengujian


Sampel A
Nomor Saringan
Ukuran Butir (mm)
Berat Tertahan Saringan (Gr)
Komulatif Berat Tertahan Saringan    (Gr)


Persentase (%)

Tertahan

Lolos
4
4,75
0,00
25,48
21,87
78,13
8
2,36
25,48
50,96
43,74
56,26
16
1,18
28,15
79,11
67,91
32,09
30
0,60
20,13
99,24
85,18
14,82
50
0,30
11,06
110,30
94,68
5,32
100
0,15
3,69
113,99
97,85
2,15
200
0,075
1,38
115,37
99,03
0,97
PAN
-
1,13
116,50
100,00
0,00
Tabel 8. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Sampel A Setelah Di Saring.







Rata-Rata Lolos  Saringan Sampel O dan A (%)
79,46
58,92
33,79
15,81
5,77
2,45
1,08
0,00
Tabel 9. Hasil Pengamatan Rata-rata Lolos Saringan Sampel O dan A








   

Gambar 10. Proses penimbangan tekstur tanah yang sudah disaring.







BAB V
PEMBAHASAN
5.1    Pembahasan Hasil Pengamatan Praktikum Di Lapangan
a.    Profil dan Horizon Tanah
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan terlihat bahwa wilayah tempat praktikum tersebut memiliki kemiringan lereng yang agak curam. Sebelum melakukan pengamatan, kami melihat bahwa lokasi tersebut berbentuk perbukitan dan berada didekat jalan raya atau jalan umum.  Tempat lokasi tersebut tepatnya didesa ilopolu, kecamatan tibawa, kabupaten gorontalo utara. Pada saat melakukan pengamatan untuk menentukan profil tanah yang akan diamati, kami menggunakan bantuan GPS untuk menentukan lokasi profil tanah tersebut. Pada lokasi profil tanah tersebut memiliki koordinat pada titik  N : 000 41’ 08,0’’  E : 1220 51’26,7’’. Sedangkan untuk kemiringan lerengnya kami menggunakan clinometer suunto dan berada pada kemiringan 5,7 m dan 250, 45%.
Sebelum mengamati profil tanah , terlebih dahulu kami membersihkan disekitar area profil  tanah yang akan diamati dengan menggunakan bantuan parang dan kuda-kuda. Pada saat melakukan pengamatan terhadap profil tanah kami hanya menemukan tiga horizon tanah yaitu horizon O, A, dan C. Pada horizon O,  untuk mendapatkan ketebalan solumnya kami menggunakan bantuan rool meter untuk mengukur ketebalannya. Oleh karena itu, pada horizon O hanya memiliki ketebalan solum sekitar 15 cm. Sedangkan untuk horizon A , ketebalan solumnya sangat tipis sekali sekitar 20 cm. Pada horizon C ketebalan solumnya paling banyak atau paling besar sekitar 30 cm. Sedangkan dibawah horizon C sudah banyak tampak batuan, kemungkinan sudah terlihat batuan induknya.
Jadi pada lereng yang diamati terlihat susunan horizon tanahnya sangat tipis, dan hanya horizon C yang kelihatan sangat banyak. Selain itu didapati juga batuan yang sudah agak besar dan sudah mengalami pelapukan. Selain itu, juga dapat dikatakan bahwa pada sudah terdapat batuan induk.
b.    Warna Tanah
Pada saat melakukan pengamatan pada profil tanah, terlihat bahwa warna tanah yang tampak pada setiap horizon tanah sangat berbeda-beda. Pada saat kami mengamti warna tanah pada horizon O,  terlihat warnanya sangat begitu gelap. Sedangkan pada horizon A warnanya sudah mulai kelihat terang. Di horizon A yang kami amati, tampak warna cokelat keabu-abuan. Kemudian pada horizon c yang kami amati terlihat bahwa tampak warna cokelat kekuning-kuningan dan bercampur dengan warna batuan yang menyebabkan lebih terang warnanya.
c.    Tekstur Tanah Di Lapangan
Pada saat melakukan pengamatan terhadap tekstur tanah, kami mengambil sedikit tanah pada setiap horizon untuk melihat dan merasakan tekstur tanahnya. Sewaktu melakukan pengamatan terhadap tekstur tanah, kami menggunakan bantuan air  sedikit , untuk melembekkan tanahnya agar bisa dirasakan kasarnya, licinnya, serta lengketnya. Pada horizon O , kami merasakan tanahnya licin dan lekat, dapat dipoles, dapat dideformasi dengan tenaga kuat, dan kami klasifikan tanah yang berhorizon O tersebut kedalam tekstur tanah geluh berlempung. Sedangkan pada horizo A, kami mersakan tanahnya licin, lekat, dan dapat dipolis, sehingga kami klasifikasikan ketekstur geluh berlempung. Kemudian pada tanah yang berhorizon C , tanahnya juga licin,lekat , dan dapat dipolis , serta dapat deformasi dengan tenaga yang luar biasa kuat , sehingga tanah pada horizon C kami klasifikasikan kedalam tekstur tanah lempung.
d.   Kelembaban dan pH Tanah
Pada saat melakukan pengamatan disetiap horizon , untuk menentukan kelembaban dan pH tanahnya, kami menggunakan bantuan alat  soil tester. Oleh karena itu, ketika menentukan kelembaban dan ph tanah pada horizon O, alat soil tester ditantcapkan dihorizon O, kemudian lihat skala angka yang tampak alat soil tester. Ternyata skala ph tanah yang tampak pada horizon mencapai 7, berati horizon O pH tanahnya netral, sedangkan untuk kelembababnya mencapai 90%. Selain itu, pada horizon A , pH tanahnya menunjukan angka 7,5 berarti kandungan tanah pada horizon A adalah bersifat basa. Sedangkan untuk Horizon C tidak ditemukan pH dan kelembaban tanahnya.



5.2    Pembahasan Hasil Pengamatan Praktikum Di Labotarium Teknik Sipil
a.    Pengamatan Berat Volume Tanah
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dilaboratarium teknik sipil, terlihat bahwa untuk menentukan berat volumenya terlebih dahulu harus mendapat berat utuhnya . Pada saat melakukan pengamatan kami menggunakan bantuan alat yaitu timbangan digital. Sebelum mendapatkan berat ring sample basah, tanah basah pada horizon A, terlebih dahulu kotoran yang melekat pada ring sample tanah horizon A, dibersihkan dengan menggunakan pisau. Setelah ring sample tanah horizon A bersih, kemudian ditimbang pada timbangan digital. Berat ring sample tanah pada horizon A sekitar 596, 58 gram. Selanjutnya, ring sample tanah basah pada horizon A, dikeringkan dengan menggunakan batuan alat yaitu oven. Setelah dikering atau dimasukan dalam oven selama satu hari. Kemudian ditimbang ulang menggunakan timbangan digital.  Pada saat melakukan penimbangan pada ring samplenya saja , beratnya mencapai 202, 47 gram. Setelah itu dilakukan penimbangan terhadap tanah kering yang sudah dioven berat mencapai 454,52 gram. Karena beratnya turun dari berat sebelumnya itulah berat tanah keringnya.
Selain itu untuk menentukan berat  tanah basahnya, dengan menambahkan berat tanah basah dengan ring sample pada horizon A, sehingga beratnya mencapai 799,05 gram, begitu juga sebaliknya untuk tanah kering beratnya mencapai 656,99 gram. Sedangkan untuk mendapatkan berat total tanah keringnya yaitu dengan cara megurang berat tanah  kering dengan berat tanah basah yang berat nya mencapai 454,52 gram.
Kemudian untuk mencari jumlah kadar airnya dalam % , berat air pada horizon A, dikali dengan berat tanag kering pada horizon A dibagi seratus, sehingga kadar air dalam % pada horizon A mencapai 645,69 %. Jadi untuk mendapat berat volume tanah horizon A, yaitu dengan cara berat tanah kering dibagi dengan volume ring, yang dimana jumlah volume ringnya mencapai 300,9 cm3. Jadi berat volume tanah pada horizon A, yaitu sekitar 1,51 gram/ cm3.


b.    Pengamatan Tekstur Tanah Di Laboratarium
Pada pengamatan yang kami lakukan dilaboratarium teknik sipil, sebelum mengamati tekstur tanah pada masing – masing sample horizon terlebih dahulu kami menuagkan sample tanah masing- masing horizon tanah pada cawan yang sudah diberi label. Setelah dituangkan dalam cawan kemudian dimasukan kedalam oven untuk dikeringkan. Setelah itu, cawan yang berisi sampel tanah dikeluarkan dari oven dan ditumbuk menggunakan palu karet. Kemudian cawan yang berisi sample tanah yang sudah ditumbuk atau dipukul-pukul ditimbang menggunakan timbangan digital. Pada cawan yang berlabel horizon O beratnya pada saat di timbang mencapai 96,47 gram. Setelah ditimbang tanah yang berada pada cawan tersebut, dituangkan kedalam saringan tanah. Selanjutnya, tanah yang berada pada saringan tanah, digoyang menggunakan bantuan alat yaitu sieve shaker , dan proses penggoyangan saringan berlangsung selama 5 menit.
Kemudian tanah yang berada pada saringan dikeluarkan satu persatu-satu. Pada nomor saringan 4  dengan ukuran butir 4,75 mm pada sampel tanah O tidak ada berat yang tertahan. Sedangkan untuk komulatif berat tertahan pada saringan nomor 4 mencapai 23,14 gram. Selain itu untuk persentasenya yang tertahan pada sampel O mencapai 23,14 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 80,79 %. Selanjutnya pada nomor saringan  8 dengan ukuran butir tanah 2,36 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan , yang beratnya mencapai 23,14 gram. Sedangkan untuk untuk komulatif berat tertahan pada saringan nomor 8 mencapai 46,28 gram. Selain itu untuk persentasenya yang tertahan pada sampel O mencapai 38,43 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 61,57 %. Kemudian pada nomor saringan 16 dengan ukuran butir tanah 1,18 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 31,42 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahan pada saringan nomor 16  mencapai 77,70 gram. Selain itu, untuk persentase yang tertahan pada sampel O mencapai 64,51 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 35,49 %. Setelah itu, untuk nomor saringan 30 dengan ukuran butir tanah 0,60 mm pada horizon O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 22,50 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahan pada saringan nomor 30 mencapai 100,20 gram. Selain itu, untuk persentase yang tertahan pada horizon O mencapai 83,13 % dan untuk pesentase lolos saringannya mencapai 16,81 %.  Kemudian pada nomor saringan 50 dengan ukuran butir tanah 0,30 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 12,74 gram.  Sedangkan untuk kumulatif berat tertahan pada saringan  nomor 50 pada sampel tanah O mencapai 112,94 %. Kemudian untuk persentase tertahannya mencapai 93.77 % dan untuk persentase lolos saringanya mencapai 6,23 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 100 dengan ukuran butir tanah 0,15 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 4,20 gram.  Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 100 pada sampel tanah O mencapai 117,14 gram. Selanjutnya, untuk persentase tertahannya mencapai 97,26 % dan untu7k persesentase lolos saringannya mencapai 2,74 %.
Kemudian pada nomor saringan 200 dengan ukuran butir tanah 0,075 mm pada sampel tanah  O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 1,87 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 200 pada sampel tanah O mencapai 119,01 gram. Kemudian untuk persentase tertahannya mencapai 98,81 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 1,19 %.  Selanjutnya untuk berat saringan PAN dengan ukuran butir (-) kosong pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 1,43 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahan pada nomor saringan PAN pada sampel tanah O mencapai 120,44 gram. Selain itu, untuk persentase tertahannya mencapai 100,00% dan lolos saringannya mencapai 0,00 %.
Sedangkan untuk cawan yang berisi tanah horizon A beratnya keringnya mencapai 89,38 gram. Kemudian tanah yang berada pada cawan yang berlabel horizon A, yang sudah ditimbang dituangkan atau dimasukan kedalam saringan tanah. Kemudian saringan tanah digoyangkan dengan menggunakan alat sieve shaker selama 5 menit.  Setelah selesai, saringan tanah dibuka satu persatu . Pada nomor saringan 4 dengan ukuran butir tanah 4,75 mm pada sampel tanah A berat tertahannya tidak dan lolos seratus persen. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 4 pada sampel tanah O mencapai 25,48 gram. Selain itu, untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 4 pada sampel tanah O mencapai 21,87 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 78,13 %. Kemudian pada nomor saringan 8 dengan ukuran butir tanah 2,36 mm pada sampel tanah A tertdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 25,48 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 8 pada sampel  tanah A mencapai 50,96 gram. Kemudian untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 8 pada sampel tanah O mencapai 43,74 % dan untuk lolos saringannya mencapai 56,26 %. Selanjutnya pada nomor saringan 16 dengan ukuran butir tanah 1,18 mm pada sampel tanah A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 28,15 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 16 pada sampel tanah A mencapai 79,11 gram. Selanjutnya untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 16 pada sampel tanah horizon A mencapai 67,91 % dan untuk lolos saringannya mencapai 32,09 %. Kemudian pada nomor saringan 30 dengan ukuran butir tanah 0,60 mm pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 20,13 gram.sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 30 pada sampel tanah horizon A mencapai 99,24 gram.
Kemudian untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 30 pada sampel tanah horizon A mencapai 85,18 % dan untuk lolos saringannya mencapai 14,82 %. Selanjutnya  untuk nomor saringan 50 dengan ukuran butir tanah 0,30 pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 11,06 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 50 pada sapel tanah horizon A mencapai 110,30 gram. Selanjutnya untuk persentase tertahan pada saringan nomor 50 pada sampel tanah horizon A mencapai 94,68 % dan untuk lolos saringannya mencapai 5,32 %.  Kemudian pada nomor saringan 100 dengan ukuran butir tanah 0,15  pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 3,69 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannyapada nomor saringan 100 pada sampel tanah horizon A mencapai 113,99 gram. Kemudian untuk persentase tertahan pada nomor saringan 100 pada sampel tanah horizon A mencapai 97,85 % dan untuk lolos saringannya mencapai 2,15 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 200 dengan ukuran butit tanah 0,075 mm pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 1,38 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannnya pada nomor saringan 200 pada sampel tanah horizon A mencapai 115, 37 gram. Kemudian untuk persentase tertahan pada nomor saringan 200 pada sampel tanah horizon A mencapai 99,03 % dan untuk lolos saringannya mencapai 0,97 % . Sedangkan untuk nomor saringan PAN dengan ukuran butir tanah (-) kosong pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 1,13 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan PAN pada sampel tanah horizon A mencapai 116,50 gram, Kemudian untuk persentase tertahan pada saringan PAN pada sampel tanah horizon A mencapai 100,00 % dan lolos saringannya mencapai 0,00 %.
Selain itu untuk persentase rata-rata  lolosan saringan kedua sampel yaitu sampel tanah horizon O dan sampel tanah horizon A. Pada nomor saringan 4 pada kedua sampel rata-rata lolosan saringannya mencapai 79,46 %.  Kemudian untuk nomor saringan 8 pada kedua sampel rata-rata lolosan saringannya mencapai 58,92 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 16 pada kedua sampel rata-rata lolos saringannnya mencapai 33,79 %. Setelah ittu, untuk nomor saringan 30 pada kedua sampel rata-rata lolos saringannya mencapau 15,81 %. Kemudian untuk nomor saringan 50 pada kedua sampel rata-rata lolos saringannya mencapai 5,77 %. Selanjutnya pada nomor saringan 100 pada kedua sampel tanah rata-rata lolos saringannya mencapai 2,45 %. Setelah itu, untuk nomor saringan 200 pada kedua sampel tanah rata-rata lolos saringannya mencapai 1,08 %. Sedangkan untuk yang terakhir pada nomor saringan PAN pada kedua sampel tanah rata-rata lolos saringannya mencapai 0,00%. Jadi semakin banyak saringan yang digunakan maka semakin sedikit pesentase lolos saringannya dan tekstur tanah makin halus.







BAB VI
KESIMPULAN
6.1    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah tubuh alam gembur yang menyilimuti sebagaian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi, serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkain panjang berbagai proses yang membentuknya. Selain itu dari beberapa pengamatan yang kami lakukan dilapangan terlihat bahwa pada setiap tanah tidak akan terdapat semua horizon tanah atau lapisan-lapisan tanah. Sedangkan untuk warna tanah yang kami amati memiliki keanekaragaman warna yang berbeda-beda. Pada tekstur tanah yang di amati dan rasakan dengan tangan berbeda pada penentuan tekstur tanah yang diteliti dilaboratarium.
Pada penentuan tekstur tanah dilaboratarium lebih teliti, karena menggunakan berbagai alat untuk menentukan tekstur tanah dibandingkan dengan dilapangan yang hanya dirasakan dengan indra peraba. Selain itu , dari berbagai penelitian yang dilakukan dilapangan , dapat melihat sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara nyata. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan dilaboratarium untuk menentukan berat volume tanah dapat dilakukan secara detail dan terperinci.



DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, D. 1997. Klasifikasi tanah. Edisi ketiga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hanafi, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nurfaika. 20113. Modul Praktikum Geografi Tanah. Universitas Negeri Gorontalo: Laboratotium Geografi.
Rahmat, S. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisus.
Sartohadi, Junun. 2012. Pengantar Geografi Tanah .Yogyakarta : Pustaka Belajar.