Selasa, 02 Desember 2014

Laporan Penginderan Jauh ''Arsana Kim_Bum"


Laporan Praktikum Penginderaan Jauh
KOREKSI RADIOMETRIC,
KOREKSI GEOMETRIC ,PENAJAMAN KONTRAS, FILTERING, TRANSFORMASI CITRA ,KLASIFIKASI SPEKTRAL, KONVERSI DATA , DAN
OUTPUT PETA
OLEH:
I WAYAN PURWA ARSANA
451 412 023
GEOGRAFI A
LOGO fmipa.jpg




PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2014
 




ACARA 1
KOREKSI RADIOMETRIC
I.     Dasar Teori
Koreksi radiometri ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer menyebabkan nilai pantulan obyek dipermukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi bukan merupakan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya hamburan atau lebih kecil karena proses serapan. Dengan kata lain, koreksi radiometrik dilakukan agar informasi yang terdapat dalam data citra dapat dengan jelas dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa:
a.    Penggabungan data (data fusion). Yaitu menggabungkan citra dari sumber yang berbeda pada area yang sama untuk membantu di dalam interpretasi. Sebagai contoh adalah menggabungkan data Landsat-TM dengan data SPOT.
b.    Colodraping. Yaitu menempelkan satu jenis data citra di atas data yang lainya untuk membuat suatu kombinasi tampilan sehingga memudahkan untuk menganalisa dua atau lebih variabel. Sebagai
c.    contoh adalah citra vegetasi dari satelit ditempelkan di atas citra foto udara pada area yang sama.
d.   Penajaman kontras. Yaitu memperbaiki tampilan citra dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikan dan merendahkan harga data suatu citra.
e.    Filtering Yaitu memperbaiki tampilan citra dengan mentransformasikan nilai-nilai digital citra, seperti mempertajam batas area yang mempunyai nilai digital yang sama (enhance edge), menghaluskan citra dari noise (smooth noise), dan lainnya.
f.     Formula Yaitu membuat suatu operasi matematika dan memasukan nilai-nilai digital citra pada operasi matematika tersebut, misalnya Principal Component Analysis (PCA).

II.  Alat dan Bahan
a.    Leptop
b.    Aplikasi Envi 4.2
c.    Cok Rool
d.   Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file
v Open image file
v Pilih tiff mozaik 2001 yang tiff
v Klik Open
v Pilih RGB file
v Pilih band 1, band 2, band 3











v Pili Klik menu basic tools
v Pilih preprocessing
v Pilih general Purpose ulitilities
v Pilih apply gain and offset
v Pilih citra mozaik 2001 tiff
v Klik ok
v Pada jendela menu gain and offset values, klik choose
v Simpan file dengan nama citra hasil koreksi radio metric
v Pilih open
v Klik ok
v Jendela available pilih RGB color
v Pilih band 1, band 2, band 3 pada citra hasil koreksi radiometric
v Pilih display #1
v Pilih new display
v Klik load RGB maka akan muncul seperti gambar di bawah ini.











IV.   Hasil









Gambar 1. Citra Hasil Koreksi Radio Metric
V.      Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang didapat pada penerapan aplikasi ENVI 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan citra hasil koreksi radiometric dapat dilakukan dengan cara membuka aplikasi envi 4.2 , lalu pilih menu file kemudian klik open image file , setelah itu cari  mozaik 2001 yang tiff, kemudian klik open. Untuk melihat gambarnya klik RGB color kemudian pilih band 1, 2, dan 3, setelah itu klik new display dan klik load RGB , maka akan muncul gambar citra satelit. Selanjutnya untuk mengkoreksi citra tersebut pilih menu basic tools, kemudian klik proccessing lalu pilih general Purpose ulitilities, setelah itu klik apply and offset kemudian pilih citra mozaik 2001 tiff lalu klik ok.  Pada jendela menu gain and offset values, klik choose lalu simpan file dengan nama citra hasil koreksi radio metric, kemudian klik open dan selanjutnya klik ok.
Kemudian pada jendela available pilih RGB color, setelah itu pilih band 1,2,dan 3 pada citra hasil koreksi radiometric lalu klik display # 1 dan terakhir klik Load RGB maka muncul gambar citra hasil koreksi radiometric.  Dengan demikian  koreksi radiometric merupakan prapemrosesan citra satelit untuk mengurangi kesalahan internal dan eksternal yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik dan interaksi lainnya seperti atmosfer pada saat perekaman. Selain itu koreksi radiometric juga merupakan suatu citra yang terlihat seperti image atau gambar yang aslinya
VI.   Kesimpulan
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat dimpilkan bahwa koreksi radiometrik adalah prapemrosesan citra satelit untuk mengurangi kesalahan internal dan eksternal yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik dan interaksi lainnya seperti atmosfer pada saat perekaman. Selain itu koreksi radiometric juga merupakan suatu citra yang terlihat seperti image atau gambar yang aslinya. Untuk melihat hasil koreksi radiometric dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi ENVI 4.2.


2.    Saran
Semoga laporan penginderaan jauh tentang koreksi radiometric ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang mengaplikasikan atau mempermantap pengetahuannya. Selain itu dengan adanya citra koreksi radiometric ini kita bisa mengetahui gambar citra seperti bentuk aslinya.


























ACARA II
KOREKSI GEOMETRIC
I.     Dasar Teori
Sebelum data citra dapat diolah, sistem proyeksi/koordinat peta harus didefinisikan dan disesuaikan terlebih dahulu dengan areal kerja atau dengan data spasial yang telah ada sebelumnya. Dalam koreksi geometrik,istilah rektifikasi digunakan bila data citra dikoreksi dengan peta dasar sebagai acuannya. Sedangkan untuk data citra yang dikoreksi dengan acuan citra lain yang telah terkoreksi digunakan istilah registrasi. Koreksi geometrik atau rektifikasi merupakan tahapan agar data citra dapat diproyeksikan sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan. Acuan dari koreksi geometrik ini dapat berupa peta dasar ataupun data citra sebelumnya yang telah terkoreksi. Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan (spatial distribution). Geometrik memuat informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced data), baik posisi (system koordinat lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya.
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric sistematik.
Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric. Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
II.  Alat  dan Bahan
a.    Leptop
b.    Aplikasi Envi 4.2
c.    Cok rool
d.   Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file , pilih image file
v Buka citra hasil koreksi radiometrik
v Pilih gainoff, Band 1, band 2, band 3
v Pilih load RGB maka akan muncul seperti gambar di bawah ini.








v Pilih menu file
v Klik open image file
v Filih gambar peta yang akan dikoreksi
v Klik open
v Klik map
v Pilih registration
v Pilh select GPCs image to image
v Maka akan muncul image to image registration, setelah itu untuk  base image pilih display #2, sedangkan untuk warp image pilih dispaly #1
v Klik ok
v Maka akan muncul ground control points selection
v Pilih salah satu titik yang akan diseleksi
v Klik add point
v Maka akan muncul gambar dibawah ini








v Klik file pada menu RGB Gainoff
v Pilih save image as, image file
v Klik choose
v Simpan dengan nama citra hasil koreksi geometric
v Klik open
v Klik ok
IV.   Hasil









Gambar 1. Citra Hasil Koreksi Geometric yang Base Image.









Gambar 2. Citra Hasil Koreksi Geometric yang Warp Image.



V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada penerapan aplikasi envi 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan citra hasil koreksi geometrik dapat dilakukan dengan cara membuka file envi 4.2 lalu klik menu file, kemudian pilih image file , setelah itu cari citra hasil koreksi radimetric lalu klik open setelah itu pilih gainoff, band 1, band 2, band 3, dan selanjutnya klik  load RGB maka tampil gambar citra hasil koreksi radimetric. Kemudian untuk mendapatkan koreksi geometrik klik lagi menu file, kemudian pilih image to file , setelah cari gambar peta yang akan dikoreksi lau klik open. Setelah itu klik map, baru pilh registration kemudidan pilih select GPCs image to image, maka akan muncul image to image registration, setelah itu untuk  base image pilih display #2, sedangkan untuk warp image pilih dispaly #1 lalu klik ok maka tampil ground control points selection.
Kemudian untuk mengseleksi atau mengkoreksi dua gambar tersebut terlebih dahulu menentukan titik titik yang akan diseleksi. Didalam dua gambar tersebut minimal terdapat tiga titik yang diseleksi baru setelah itu klik add point untuk mengisi titik titik seleksi yang ada pada dua gambar tersebut. Setelah didapat tiga titik yang sama pada kedua gambar tersebut lalu disimpan dengan memilih file pada menu RGB Gainoff , kemudian klik save image as lalu pilih image file , setelah itu klik choose , lalu simpan dengan nama citra hasil koreksi geometric, selanjutnya klik open dan terakhir klik ok. Dengan demikian koreksi geometric dapat dikatakan sebagai sebagai registration, untuk mereferensi citra sehingga mempunyai koordinat geografi atau mengkoreksi dan mencocokan secara geometri dengan citra yang menjadi dasar koreksinya.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa koreksi geometrik merupakan registration, untuk mereferensi citra sehingga mempunyai koordinat geografi atau mengkoreksi dan mencocokan secara geometri dengan citra yang menjadi dasar koreksinya.


2.    Saran
Semoga laporan penginderaan jauh yang membahas tentang citra hasil koreksi geometric ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan tentang penginderaan jauh . Selain itu , dengan adanya aplikasi envi 4.2 , dapat berguna bagi yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari , dan bisa mengetahui citra hasil koreksi geometricnya .

























ACARA III
PENAJAMAN KONTRAS
I.     Dasar  Teori
Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal. Histogram citra adalah suatu grafik yang menyatakan hubungan antara BV (brightness value) dengan frekuensi. Dari histogram pada suatu citra yang ada kita dapat menentukan berapa buah objek yang terdapat pada citra tersebut. Satu kurva sempurna mencerminkan satu buah objek. Jadi semakin banyak kurva yang terdapat pada suatu histogram maka semakin bervariasi pula objek pada citra tersebut. Untuk tiap band yang berbeda pada satu citra, memiliki histogram dengan bentuk kurva yang berbeda-beda pula.
Untuk penajaman citra sendiri meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik visual yang berbeda (Projo, 1996). Citra baru disini maksudnya aadalah citra dengan kenampakan yang lebih bagus dibanding dengan citra aslinya. Penajaman kontras (image enchancement) meliputi seluruh operasi untuk menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman kontras dilakukan untuk membuat citra memiliki kesan kontras yang lebih tinggi dari citra awal. Penajaman citra dilakukan dengan mentransformasikan nilai piksel, maka akan terbentuk nilai piksel maksmimum yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal dan umumnya nilai minimumnya lebih rendah dari nilai minimum awal.
II.  Alat dan Bahan
a.       Laptop
b.      Aplikasi Envi 4.2
c.       Cook Roll
d.      Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file
v Klik open image file
v Pilih citra hasil koreksi geometrik
v Klik open
v Pilih brand 1, brand 2, brand 3
v Pilih load RGB maka akan muncul seperti gambar di bawah ini.








v Klik menu enhance
v Klik interactive stretching
v Pada jendela #1 Red : warp tari kedua garis kearah yang berlawanan
v Klik apply
v Lakukan cara yang sama pada (R, G, B) maka akan muncul seperti gambar di bawah ini.








v Untuk menyimpan :
a.     klik file pada jendela #1 Red : warp,
b.     pilih save image as,
c.     pilih image file,
d.    klik output file type (JPEG)
e.    Klik Choose
f.     Simpan file dengan nama citra hasil penajaman kontras
g.    Klik ok
IV.   Hasil







Gambar 1. Citra Hasil Penajaman Kontras
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada penerapan aplikasi envi 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan hasil penajaman kontras  pada suatu citra satelit dapat dilakukan dengan cara membuka file envi 4.2 lalu klik menu file, kemudian pilih image file , setelah itu cari citra hasil koreksi geometric lalu klik open. Setelah itu pilih band 1,2,dan 3 lalu pilih load RGB maka muncul tampilan citra satelit.  Kemudian klik menu enhance pada file RGB 1, 2, dan 3 lalu klik  interactive stretching. Maka muncul jendela #1 Red : warp , kemudian pada jendela #1 red : warp tarik kedua garis kearah yang berlawanan lalu klik apply maka tampilan citra satelit akan mengalami perubahan warna kontras. Pengklikan apply diulangi secara tiga kali untuk melihat perubahan warna pada gambar citra satelit tersebut
Kemudian untuk menyimpan file tersebut klik file pada jendela #1 Red : warp, lalu pilih save image as setelah itu pilih image file , kemudian klik output file type yang ENVI diubah menjadi JPEG, lalu klik choose simpan file dengan citra hasil penajaman kontras, kemudian klik open dan terakhir klik ok. Jadi penajaman kontras merupakan upaya untuk memperoleh perbedaan kecerahan jelas antara kenampakan objek satu dengan lainnya. Selain itu penajaman kontra juga dapat diartikan untuk memperlihatkan warna yang berubah- ubah dan penerangan pada warnanya juga.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penajaman kontras merupakan upaya untuk memperoleh perbedaan kecerahan jelas antara kenampakan objek satu dengan lainnya. Selain itu penajaman kontra juga dapat diartikan untuk memperlihatkan warna yang berubah- ubah dan penerangan pada warnanya juga.
2.    Saran
Penulis menyarankan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan tentang penggunaan aplikasi envi dalam kehidupan sehari-hari.












ACARA IV
FILTERING
I.     Dasar  Teori
Filtering merupakan suatu metode untuk menonjolkan suatu kenampakan pada citra sehingga lebih mudah dibedakan dengan kenampakan lain. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Fungsi dari filter pada pemrosesan citra adalah untuk menyeleksi suatu nilai piksel sehingga memiliki variasi nilai yang mampu menggambarkan kenampakan dengan lebih jelas dari citra asli. Untuk dapat menampilkan citra yang lebih jelas daripada citra aslinya maka diperlukan suatu penonjolan dan penyamaran dari nilai piksel. Dengan dilakukan operasi filtering diharapkan interpretasi visual dapat dilakukan dengan lebih mudah karena kenampakan menjadi lebih jelas.
Berbagai metode dalam filtering dapat digunakan untuk menonjolkan aspek fisiografi pada citra. Melalui teknik pemfilteran, variasi relief yang kurang jelas pada citra asli dapat ditonjolkan, sehingga topografi suatu bentuklahan tertentu dapat dibedakan dari yang lain secara lebih baik (Projo Danoedoro, 1996).
II.  Alat dan Bahan
a.    Laptop
b.    Aplikasi ENVI 4.2
c.    Cok Roll
d.   Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik menu file
v Pilih image file, baru buka citra hasil koreksi geometrik
v Klik open
v Pilih brand 1, brand 2, brand 3
v Load RGB
v Setelah itu pilih lagi Pilih brand 1, brand 2, brand 3
v Klik load RGB
v Kemudian Klik Filter
v Pilih Adaptive, kemudian klik Frost , kemudian pada jendela frost input filter file pilih citra hasil korekso geometric
v Klik ok
v Pilih choose, simpan file dengan nama citra hasil filtering Frost, klik open
v Klik ok








IV.   Hasil








Gambar 1. Citra Hasil Filtering Frost.
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada penerapan aplikasi envi 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan hasil filtering pada sebuah citra dapat dilakukan dengan cara membuka file envi 4.2 lalu klik menu file, kemudian pilih image file selanjutnya cari citra hasil koreksi geometric lalu klik open. Kemudian pilih band 1,2, dan 3 pada RGB color lalu klik load RGB maka muncul tampilan citra satelit . Setelah itu klik menu filter , lalu pilih Adaptive, kemudian klik Frost. Maka akan mucul tampilan jendela frost input filter file lalu pilih citra hasil koreksi geometric, kemudian klik ok. Setelah itu klik choose untuk menyimpan file dan isi dengan nama citra hasil filtering frost lalu klik open kemudian klik ok.
Selanjutnya buka citra hasil filtering frost kembali untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada citra. Pada filtering frost gambar citra akan berubah menjadi hitam sehingga menghlangkan frekuensi spasial yang ada pada citra tersebut. Filtering yaitu menajamkan citra dengan cara menghilangkan frekuensi spasial.selain itu juga filtering dapat menyaring warna image yang gelap menjadi lebih cerah sebaliknya yang cerah bias menjadi lebih gelap.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diaatas maka dapat simpulan bahwa filtering yaitu menajamkan citra dengan cara menghilangkan frekuensi spasial. Selain itu juga filtering dapat menyaring warna image yang gelap menjadi lebih cerah sebaliknya yang cerah bisa menjadi lebih gelap.
2.    Saran
Penulis menyarankan semoga laporan ini dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu semoga dengan adanya aplikasi envi ini kita bisa mengetahui filter yang ada pada citra tersebut.





ACARA V
TRANSFORMASI CITRA
I.     Dasar  Teori
Transformasi citra adalah salah satu jenis operasi pengolahan citra P, dimana P dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. Contoh yang paling umum ditemukan adalah transformasi Fourier, dimana suatu citra dalam domain ruang diubah ke domain frekuensi spasial. Transformasi ini dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian matriks, antara matriks citra dengan suatu matriks uniter. Salah satu hal penting dalam transformasi adalah basis citra yang merupakan sekumpulan vektor 2D atau matriks. Seperti pada aljabar linier, transformasi membawa suatu citra ke sistem koordinat baru yang dibentuk oleh fungsi basis tersebut.
Transforms merupakan operasi citra yang akan mengubah data asli (awal) menjadi data keruangan yang lain, biasanya digunakan dengan fungsi linear. Tujuan dari hampir semua jenis transformasi adalah mempresentasikan informasi agar citra lebih mudah diinterpretasi dibandingkan citra aslinya. Transformasi ada yang mempunyai kecenderungan ke arah domain spasial seperti Image Sharpening (image merging, image fusion), yang digunakan untuk menggabungkan dua citra yang mempunyai tujuan meningkatkan kualitas spasial dan spektral pada citra yang dihasilkan. Contoh: Citra Landsat ETM+ digabungkan dengan Citra SPOT.
Dalam konteks citra, basis ini berupa matriks yang disebut sebagai n citra basis. Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan bentuk citra untuk mendapatkan suatu informasi tertentu. Transformasi bisa dibagi menjadi 2 :
a.    Transformasi piksel/transformasi geometris:
b.    Transformasi ruang/domain/space
II.  Alat dan Bahan
a.    Laptop
b.    Aplikasi ENVI4.2
c.    Cok Roll
d.   Tutorial Aplikasi Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file
v Klik open image file
v Pilih file hasil koreksi radio metric
v Klik open
v Pilih band 1,2,dan 3
v Klik Load RGB
v Maka akan muncul tampilan berikut











v Pilih menu transfom
v Klik Transeled Cap
v Pilih file yang citra hasil radio metric
v Klik ok
v Pilih choose
v Simpan file dengan nama citra hasil transformasi Transeled Cap
v Klik ok














v Klik kanan pada gambar tampilan
v Pilih quick stats
v Pada jendela statistic :
a.    Result pilih menu file
b.    Pilih save result to text file
c.    Klik ok
d.   Simpan file dengan  nama data hasil transformasi Transeled Cap
e.    Klik ok
IV.   Hasil








Gambar 1. Data Citra Hasil Transeled Cap








Gambar 2. Kelas – Kelas Hasil Transformasi Citra Transeled Cap.
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada penerapan aplikasi envi 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan transforamsi citra dapat dilakukan dengan cara membuka file envi lalu pilih menu file kemudian klik open  image file laulu cari citra hasil koreksi radiometric, setelah itu klik open lalu pilih band 1,2, dan 3 kemudian klik load RGB maka tampil gambar cita satelit. Kemudian untuk mencari transformasi citra klik menu Tranform lalu pilih Transeled Cap, setelah itu pilih citra hasil koreksi radiometric baru klik ok. Selanjutnya akan muncul jendela Transeled Cap Tranform Parameters, pada jendela tersebut ubah input file type menjadi landsat mms, kemudian klik choose lalu simpan file dengan nama citra hasil transformasi Transeled Cap, baru klik open selanjutnya klik ok .
Pada jendela #1 warp : Gainoff klik kanan , lalu pilih quick stats maka akan tampil jendela Statistics Results citra hasil koreksi geometric. Kemudian untuk menyimpan file tersebut klik menu file pada  jendela Statistics Results citra hasil koreksi geometric lalu save result to text file, kemudian klik choose lalu simpan file dengan nama  citra hasil Transeled Cap baru klik ok. Setelah itu pada jendela avaible band list klik RGB colour, lalu pilih citra hasil Transeled Cap kemudian klik new display #2 baru klik load RGB maka akan muncul kelas-kelas hasil transforamsi citra Transeled Cap. Jadi Transformasi citra merupakan  operasi citra yang akan mengubah data asli menjadi data keruangan yang lain,biasanya digunakan dengan fungsi linier.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Transformasi citra merupakan  operasi citra yang akan mengubah data asli menjadi data keruangan yang lain,biasanya digunakan dengan fungsi linier. Selain dengan adanya teransforamsi citra kita bisa mengkelas – kelaskan data hasil trasformasi citra dalam bentuk perubahan warna.
2.    Saran
Penulis menyarankan semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah pengetahuan kita mengeani citra satelit mealui aplikasi envi yang kita gunakan serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.



                                         













ACARA VI
KLASIFIKASI SPEKTRAL
I.     Dasar Teori
Klasifikasi citra merupakan proses yang berusaha mengelompokkan seluruh pixel pada suatu citra ke dalam sejumlah class (kelas), sedemikian hingga tiap class merepresentasikan suatu entitas dengan properti yang spesifik (Chein-I Chang dan H.Ren, 2000). Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification). Pemilihannya bergantung pada ketersediaan data awal pada citra itu. Proses pengklasifikasian klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur pengenalan pola spektral dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan dan selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap kelompok, kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh kelas yang digunakan sebagai dasar klasifikasi.
Klasifikasi unsupervised digunakan ketika kita hanya mempunyai sedikit informasi tentang dataset kita. Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya. Prosedur umumnya mengasumsikan bahwa citra dari area geografis tertentu adalah di kumpulkan pada multiregion dari spektrum elektromagnetik. Dengan menggunakan metode ini, program klasifikasi mencari pengelompokan secara natural atau clustering berdasarkan sifat spektral dari setiap pixel.
Analisa cluster merupakan suatu bentuk pengenalan pola yang berkaitan dengan pembelajaran secara unsupervised, dimana jumlah pola kelas tidak diketahui (James J. Simpson, Timothy J. McIntire, dan Matthew Sienko, 2000). Proses clustering melakukan pembagian data set dengan mengelompokkan seluruh pixel pada feature space (ruang ciri) ke dalam sejumlah cluster secara alami. Klasifikasi unsupersived secara sendiri akan mengkategorikan semua pixel menjadi kelas-kelas dengan menampakan spektral atau karakteristik spektral yang sama namunbelum diketahui identitasnya, karena didasarkan hanya pada pengelompokan secara natural. Pengguna harus membandingkan dengan data referensi, misalnya dengan data penggunaan lahan. Dengan demikian kelas-kelas spektral tersebut dapat diberikan identitasnya. Setelah itu informasi ini kita bisa memutuskan untuk mengkombinasikan atau menghapus kelas-kelas yang diinginkan. Kita juga perlu untuk memberi warna dan nama untuk masing-masing kelas.
Setelah kelas spectral terbentuk umumnya dilakukan proses asosiasi antara obyek dan kelas spectral terbentuk untuk mengidentifikasi kelas spectral menjadi kategori objek tertentu. Pengidentifikasian kelas spektral menjadi obyek tertentu dapat dilakukan menggunakan suatu data acuan atau referensi penunjang. Setelah semua kelas spectral teridentfikasi kemudian dapat dilakukan penyederhaan untuk menggabungkan kelas-kelas yang tergolong sama, misalnya pengabungan perkampungan 1 dan perkampungan 2 menjadi satu kelas perkampungan. Hasil klasifikasi dapat ditunjukkan dari gradasi warna yang terbentuk yang menunjukkan jenis kelas yang dikelompokkan oleh komputer.
II.  Alat dan Bahan
a.    Laptop
b.    Aplikasi ENVI 4.2
c.    Cok Roll
d.   Tutorial  Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file
v Klik open image file
v Pilih file yang citra hasil koreksi geometrik
v Klik open
v Pilih Band 1,2 dan 3
v Pilih menu overlay :
a.    Klik region of interest
b.    Pilih region pada gambar tampilan
c.    Pilih sebanyak 5 wilayah











v Klasifikasi Supervised :
1)   Klik classification
2)   Pilih supervised
3)   Klik Paralellepiped
4)   Pilih file
5)   Klik select all items
6)   Pilih choose
7)   Simpan 2 file dengan nama citra hasil supervisor
8)   Klik open
9)   Klik ok







IV.   Hasil








Gambar 1. Citra hasil Klasifikasi Spektral
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan pada penerapan aplikasi envi 4.2 untuk mendapatkan hasil klasifikasi spektral dapat dilakukan dengan cara membuka aplikasi envi lalu pilih menu file kemudian klik open image file, setelah itu cari citra hasil koreksi geometric, baru klik open , kemudian pilih band 1, 2, dan 3, lalu klik load RGB maka muncul gambar citra hasil koreksi geometric. Selanjutnya pada jendela #1 R: warp Gainoff klik overlay lalu pilih region of interest maka akan tampil jendela #1 ROI Tool. Setelah itu pada jendela tersebut pilih region pada jendela tampilan misalkan pada region 1 ganti dengan nama air dan begitu seterusnya sampai 5 region dengan nama yang berbeda .
Kemudian untuk klasifikasi supervised klik menu classificatin lalu pilih supervised, selanjutnya pilih pararellepiped maka muncul tampilan Classification Inpu File setelah itu pilih citra hasil koreksi geometric baru klik ok. Selanjutnya pada jendela parallelepiped select all kelima region tersebut baru klik choose kemudian simpan 2 file tersebut dengan citra hasil supervised lalu klik open dan setelah itu klik ok. Untuk melihat klasifikasi spektralnya klik RGB Colur lalu klik citra hasil supervised yang ada pada jendela available band list , setelah itu pilih diplay #1 Lalu klik load RGB , maka akan muncul gambar klasifikasi spektralnya. Jadi klasifikasi spektral adalah pengelompokan piksel dalam data set menjadi kelas-kelas yang berkorespondensi dengan training yang telah di definisikan oleh pengguna.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi spektral adalah pengelompokan piksel dalam data set menjadi kelas-kelas yang berkorespondensi dengan training yang telah di definisikan oleh pengguna.
2.    Saran
Penulis menyarankan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna serta dapat menambah pengetahuan kita mengenai penginderaan jauh, terutama dalam mengklasifikasikan citra seperti dalam klsifikasi spektral.



















ACARA VII
KONVERSI DATA
I.     Dasar Teori
Konversi data dalam ENVI secara umum dibagi menjadi dua yaitu konversi Raster to Raster dan konversi Raster to Vector. Konversi Raster to Raster menyangkut konversi data dari fomat Raster ENVI ke format perangkat pengolahan citra lainnya dan format raster standar. Konversi Raster to Vector biasanya dilakukan setelah proses raster selesai, misalnya mengkonversi hasil klasifikasi dalam format raster ke format vektor. Format vektor yang dimaksud adalah format vektor ENVI dan format vektor perangkat lunak lain. Untuk lebih jelasnya mengenai format raster dan vektor yang bisa dibaca di ENVI.
Contoh konversi dari data raster Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topography Mission)ke datar vektor garis kontur. Gunakan pilihan Contour Lines untuk overlay garis kontur pada citra. Garis kontur dapa diturunkan dari citra yang sedang ditampilkan atau dari citra yang berbeda. Sebagai contoh, ekstraksi garis kontur dari digital elevation model (DEM) dan dioverlaykan pada citra lain yang ditampilkan (sudah co-registered)
II.  Alat dan Bahan
a.    Laptop
b.    Aplikasi ENVI 4.2
c.    Cok Roll
d.   Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik menu file, pilih open image
v Cari citra hasil koreksi radio metric
v Klik open
v Pilih bnd 1, 2, dan 3 , baru klik load RGB
v Pilih menu overlay
v Klik countor line
v Klik ok pada jendela countur plot maka muncul tampilan berikut ini :











v Pada menu counter plot
v Klik apply maka akan muncul tampilan berikut ini :











v Untuk menyimpan file :
a.    Pilih menu file
b.    Pilih output contours to EPVs
c.    Klik choose
d.   Simpan file dengan nama citra hasil kontur line
e.    Klik ok

IV.   Hasil









Gambar 1. Citra Hasil Konversi Data Dalam Bentuk Countur Line
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari data hasil praktikum penerapan  aplikasi envi 4.2 terlihat bahwa untuk mendapatkan konversi data dapat dilakukan dengan cara membuka file envi lalu pilih menu file, kemudian klik open image file , setelah itu cari citra hasil koreksi radiometric baru klik open , selanjutnya pilih band 1, 2, dan 3 lalu klik load RGB maka akan muncul gambar citra hasil koreksi radiometric. Kemudian pada jendela #1 R: warp Gainoff klik overlay , baru pilih contour line setelah itu klik ok . Setealah itu pada menu contuur plot klik apply maka akan muncul warna merah pada citra yang dikonversikan.
Untuk menyimpan file , pada jendela #1 contour plot klik menu file baru pilih output contours to EPVs, kemudian klik choose dan simpan file dengan nama citra hasil kontur line , lalu nklik open dan terakhir klik ok. Konversi data merupakan berubahnya  warna dan terbentuknya garis-garis kontur pada image.
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Konversi data merupakan berubahnya  warna dan terbentuknya garis-garis kontur pada image.


2.    Saran
Penulis menyarankan semoga laporan ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita mengetai tentang citra satelit , serta mampu membuat konversi data menggunakan aplikasi envi ini .



























ACARA VIII
OUTPUT PETA
I.     Dasar Teori
ENVI menggunakan QuickMap untuk untuk menghasilkan output, perlengkapan ini merupakan cara yang mudah untuk membuat sebuah peta dalam ENVI. Secara cepat dapa menambah grid lines, scale bars, titles, north arrows, declination diagrams, dan logo citra untuk membuat peta output secara cepat. Ketika semua telah diatur parameternya, seting tersebut dapat disimpan sebagai QuickMap template yang dapat digunakan untuk citra lain. Setelah peta output dibuat, perubahan tambahan dapat dilakukan dengan kemampuan overlay interaktif (contoh: annotation) yang dapat ditemukan dari menu bar Image window dan peta output dapat dijadikan Postscript atau ke standard printer. Dari
1.    Available Bands List, tampilkan citra yang telah ter-georeference.
2.    Dari menu bar Image window, pilih File  QuickMap  New QuickMap.
3.    Ketika dialog QuickMap Default Layout muncul, masukan ukuran halaman,pilih orientasi halaman Portrait atau Landscape, dan masukan skala peta yang diinginkan. 
4.    Klik OK. Jendela QuickMap Image Selection muncul.
5.    Pilih dari pilihan berikut untuk memilih subset citra yang digunakan dalam QuickMap:
a.    Resize dan pindahkan kotak dengan outline merah (drag dari sudut untuk resize, klik dan drag tengah-tengah kotak untuk memindah).
b.    Masukan ukuran x dan y, dalam inches, pada kotak teks Image Size, atau gunakan tombol arrow increment untuk memilih dimensinya. Klik Spatial Subset.
6.    Klik OK.
Printing QuickMaps. Untuk mencetak QuickMaps, pada jendela QuickMap Image, pilih File à Print, pilih Output QuickMap to Printer atau Standard Printing, dan klik OK. Skala cetak output QuickMap, akan bersesuaian dengan parameter yang telah dimasukan pada QuickMap. Standard printing tidak akan mengambil kesesuain ukuran kertas dan skala peta pada QuickMap.
II.  Alat dan Bahan
a.    Laptop
b.    Aplikasi ENVI 4.2
c.    Cok Roll
d.   Tutorial Envi
III.   Cara Kerja
v Klik file , pilih image file
v Cari citra hasil radiometric, klik open
v Pilih band 1, 2, dan 3
v Klik Load RGB
v Pilih file
v Klik Quickmap
v Pilih New quickmap maka akan muncul tampilan berikut ini:










v Ganti angka width dengan cm
v Klik ok maka akan muncul tampilan berikut ini :











v Ganti skala dengan perbandingan 1: 500.000
v Klik ok maka akan muncul tampilan berikut ini:








v Tulis PETA CITRA SATELIT QUICKBIRD  SKALA 1:500.000 pada main title (di jendela quick map parameters)
v Tulis Disusun Oleh I Wayan Purwa Arsana pada lower left text (di jendela quick map parameters)
v Tulis Sumber Citra QuickBird pada lower right text (di jendela quick map parameters)
v Klik apply , maka muncul tampilan seperti ini









v Klik menu file pada gambar peta
v Pilih save image as
v Image file
v Ubah output file tipe (JPEG)
v Klik Choose
v Simpan file dengan nama peta citra Qick Bird
v Klik ok
IV.    Hasil
Gambar 1.Loyout Peta Quick Bird
V.  Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi envi tentang layout peta dapat dilakukan dengan cara membuka aplikasi envi lalu pilih menu file , kemudian klik open image file , setelah itu cari citra hasil radio metric , baru klik open selanjutnya pilih band 1, 2, dan 3 lalu klik load RGB maka akan muncul gambar citra hasil koreksi radiometric.
Pada jendela #1 R : Warp Gainoff pilih menu file lalu klik QuickMap setelah itu klik New QuickMap maka akan muncul jendela QuickMap Default Layout , pada jendela tersebut Ganti angka width dengan cm lalu klik ok. Setelah itu akan muncul jendela QuickMap Image Selection , pada jendela tersebut ganti skala perbandingannya menjadi 1 : 500.000 lalu klik ok. Kemudian muncul tampilan jendela #1 QuickMap Parameters, selanjutnya dibagian Main Titlenya isi dengan nama PETA CITRA SATELIT QUICKBIRD SKALA 1:500.000. Setelah itu dibagian Lower Left Textnya diisi dengan nama Di Susun Oleh I Wayan Purwa Arsana. Selanjutnya untuk Lower Right Textnya isi dengan nama Sumber : Citra QuickBird, lalu klik apply.
Kemudian muncul tampilan jendela #2 R : Gainof, pada jendela ini klik menu file, lalu pilih save image as, baru klik image file maka akan muncul jendela Output Display To Image File, kemudian pada Output File Type ENVI ganti dengan nama JPEG , lalu klik choose, kemudian simpan file dengan nama Peta Citra QuickBird, lalu klik open dan terakhir klik ok. Jadi output peta merupakan cara ya output ini merupakan cara yang cepat untuk membuat sebuah peta dalam ENVI. Selain output peta juga dapat menambah  grid  lines,  scale  bars,   titles,  north  arrows,  declination  diagrams,   dan  logo citra  untuk  membuat  peta  output  secara  cepat
VI.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa output peta merupakan cara ya output ini merupakan cara yang cepat untuk membuat sebuah peta dalam ENVI . Selain output peta juga dapat menambah  grid  lines,  scale  bars,   titles,  north  arrows,  declination  diagrams,   dan  logo citra  untuk  membuat  peta  output  secara  cepat.
2.    Saran
Penulis menyarankan semoga laporan ini dapat menabah pengetahuan kita dalam membuat sebuat layout peta dengan menggunakan aplikasi envi .

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.     .2012. Koreksi Radiometrik dan Koreksi Geometrik. http://tugaspraktikumsip.blogspot.com. Diaksep pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.45 wita.
Anonim.     .2008. Koreksi Radiometrik. http://konturgeo.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014 . Pada Jam 08.49 wita.
Anonim.      .2012. Koreksi Geometrik. http://rikiridwana.blogspot.com. Diakses pada Tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.34 wita.
Anonim.  .2011. Koreksi Geometrik. http://belajargeomatika. wordpress.com. Diakses pada Tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.36 wita.
Anonim.     .2012. Penajaman Kontras. http://lee-brothers.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.30 wita.
Anonim.   .2011. Penajaman Kontras Pada Pemrosesan Citra. http://pancariilmu-gorensantinta.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.32 wita.
Anonim.   .2011. Aplikasi Filtering Dalam Penginderaan. http://pancariilmu-gorensantinta.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.26 wita.
Anonim. .2012.Filters dan Klasifikasi Citra. http://nurfitriekhoirunnise.blogspot. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.23 wita.
Anonim.    .2010. Transformasi Citra. http://iqyusan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.25 wita.
Anonim.       .2009.Klasifikasi Citra. http://rahmiarini.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.15 wita. 
Anonim.  .2013.Klasifikasi Citra Digital Envi 4.5. http://akabarahikari.blogspot. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. Pada Jam 08.20 wita.
Farda, Muhamad Nur. 2007. Tutorial Envi. Fakultas Geografi: Universitas Gajah Mada.