Peta Admininistrasi Kabupaten Banggai
Arsana Purwa
Kebahagiaan Sejati (Hidup Adalah Petualangan Sejati)
Rabu, 03 Juni 2015
Laporan Praktikum Geografi Tanah UNG
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
GEOGRAFI TANAH
DI SUSUN OLEH
Nama : I Wayan Purwa Arsana
NIM : 451 412 023
Kelas : Geografi A
Kelompok : 8 ( Delapan )
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kata
tanah sangat umum kedengarannya, serta memiliki banyak arti. Tanah dalam
pengertian secara tradisional adalah medium alami untuk pertumbuhan
tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang
keliatan atau tidak. Dalam hal ini pengertiannya
masih secara umum. Oleh karena itu sebelum kita mengetahui ilmu yang yang
mengkaji tentang tanah , terlebih dahulu harus mengetahui pengertian tanah
secara spesifiknya. Tanah berasal
dari bahasa Yunani yang artinya pedon dan bahasa Latin yang artinya solum ( bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik). Jadi tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan di cirikan oleh horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat
dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan,
kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, yang mampu mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan
alami.
Oleh sebab itu,
karena kita sudah mengetahui pengertian dari tanah. Untuk itu, agar mengetahui
lebih dalam lagi tentang tanah ada ilmu geografi yang mengkaji tentang tanah
yang disebut geografi tanah. Geografi tanah adalah ilmu yang
mempelajari tentang tanah bukan hanya secara fisik tetapi juga mempelajari juga
tentang proses yang berlangsung di dalamnya. Proses
pembetukan tanah dimulai dari proses penghancuran dan pelapukan batuan induk .
Selain itu dalam perkembangan tanah dimulai ketika
bahan induk tanah telah tergolong pada suatu posisi relief tertentu selama
kurun waktu yang relatif panjang.
Pada tanah terdapat bagian – bagian tanah yang tersusun dari profil tanah,
horison tanah, warna tanah, teksrur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah,
pH tanah dan kelembaban tanah. Selain itu , tanah juga mempunyai sifat-sifat
yaitu sifat fisika tanah, kimia tanah, dan biologi tanah.
Jadi
penelitian yang dilakukan dilapangan merupakan observasi yang bertujuan untuk
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa atau praktiakan yang
melakukan penelitian. Disamping itu dengan adanya penelitian tersebut, kita bisa mencari tahu tentang keanekaragaman
tanah , baik dari segi sifat tanah , profil tanah , horizon tanah , tekstur
tanah, dan lain sebagainya.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum geografi
tanah adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui
penggunaan dari masing-masing alat praktikum yaitu GPS, soil tester, clinometer
suunto, bor tanah dan lain sebagainya.
b.
Untuk mengetahui
horizon tanah, warna tanah, kelas tekstur tanah, kelembaban tanah, dan bobot
isi tanah.
1.3
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilaksanakannya praktikum geografi
tanah adalah sebagai berikut :
a.
Agar mahasiswa atau
praktikan mampu menggunakan atau mengoperasikan alat-alat praktikum geografi tanah
seperti GPS, soil tester, clinometer suunto, bor tanah dan lain sebagainya.
b.
Agar mahasiswa atau
praktikan mampu menentukan dan membedakan horizon-horizon tanah,warna tanah,
kelas testur tanah, kelembaban tanah, dan bobot isi tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah
adalah tubuh alam gembur yang menyilimuti sebagaian besar permukaan bumi dan
mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi, serta morfologi yang
khas sebagai akibat dari serangkain panjang berbagai proses yang membentuknya (
Junun Sartohadi, Dkk 2012 ). Tanah
mempunyai kemampuan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu, tanah juga
sebagai bahan campuran mineral dan organik yang menjadi sumber hara bagi
tanaman. Hamparan tanah yang luas disutu bentang lahan memperlihatkan secara
nyata bahwa ada perbedaan sifat-sifat tanah antara satu lokasi dengan lokasi
lain.
Tanah
yang terdapat dibagian dasar lembah mempunyai ketebalan, kelembaban , dan warna yang berbeda dengan
tanah yang terdapat pada bagian lereng yang relatif miring. Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan
mengamati dan menjelaskan sifat-sifat profil
tanah. Profil tanah adalah potongan vertikal tubuh tanah ,
yang menampakan urutan susunan horizon tanah. Tubuh tanah jika dipotong tegak
pada dinding vertikalnya akan memperlihatakan seseri lapisan tanah yang terbentuk
sebagai akibat pembentukan tanah dan bukan karena proses pengendapan batuan.
2.1
Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh
tanah, atau dapat dilihat pada suatu tebing yang dibersihkan secara vertikal,
yang dimana terdapat batasan-batasan lapisan tanah (Modul Praktikum Geografi
Tanah, 2013 ). Tanah merupakan tubuh
alam yang terbentuk dan bekembang akibat terkena gaya-gaya alam ( natural forces ) terhadap proses
pembentukan mineral. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara
umum dapat dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri dari atas dua
atau lebih horizon utama. Lapisan –lapisan dalam penampang tanah , biasanya
hampir sejajar dengan permukaan tanah , tiap lapisan mempunyai karakteristik
yang berbeda sebagai hasil dari proses perkembangan tanah. Inilah yang
dinamakan horizon tanah.
Pada profil tanah terdapat horizon-horizon tanah,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
a.
Horizon O
Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah
organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Utamanya dijumpai pada
tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan horison organik yang
terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison organik merupakan tanah yang
mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral
biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral.
b.
Horizon A
Horizon A merupakan horison di permukaan yang tersusun
oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai
horison eluviasi (pencucian). Horizon A masih realtif subur karena masih dekat dengan lapisan humus.
Warna tanah pad alapisan ini masih cenderung gelap kehitaman hingga coklat tua.
c.
Horizon E
Horison E merupakan
lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A
Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan
sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah
(dalam proses eluviation). Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah
horison yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif
sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada
pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi,
sehingga berwarna agak terang.
d.
Horizon B
Horison B adalah horison illuvial atau horison
pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari
horison diatasnya.Tingkat
kesuburan lapisan ini mulai berkurang dan dicirikan warnanya yang mulai merah
kekuningan. Horizon ini juga merupakan batas akar tanaman terbawah. Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang
tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).
e.
Horizon C
Horison C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya
masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horison C
disebut juga dengan regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon.
Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam
lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.
f.
Horison R
Horizon R adalah batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari
tanah dan masih berupa batuan.
2.2
Sifat Fisika Tanah
Tanah memiliki beberapa sifat fisik tanah diantaranya
adalah sebagai berikut :
a.
Berat Volume (Bulk Densit )
Berat
volume ( BV) atau dalam bahasa asing disebut bulk density adalah rasio antara berat tanah kering mutlak dengan
volume tanah apa adanya. Volume tanah pada komdisi alami selalu mencakup volume
padatan dan volume pori dalam tanah . Tanah yang banyak mempunyai pori tentu
akan mempunyai berat volume yang rendah, sebaliknya tanah yang mampat akan
mempunyai berat volume yang tinggi.
b. Porositas Tanah
Porositas
tanah adalah jumlah pori yang ada dalam tanah, biasanya dinyatakn dalam satuan
persen. Rumus porositas tanah :
n
= 1-
x
100%
Keterangan :
n : porositas tanah
BV
: berat volume
BD
: berat jenis.
Pori
tanah tersusun atas pori makro dan pori mikro. Pori makro adalah rongga yang
terbentuk diantaara agregat tanah , sedangkan pori mikro adalah rongga yang
terbentuk antarpartikel penyusun tanah. Pori makro lebih menentukan
ketersediaan air untuk tanaman.
c. Permeabilitas Tanah
Pemeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam
tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun
vertical. Sedangakan pengukuran
permeabilitas tanah adalah kegiatan untuk pengamatan sifat fisik tanah ,
khususnya untuk mengetahui kemampuan tanah meloloskan air secara vertikal.
d. Tekstur Tanah
Tekstur
tanah adalah sifat fisik tanah yang merupakan gambaran deskriptif komposisi
ukuran butirpartikel-partikel penyususn tanah yang digolongkan kedalam tiga
ukuran utama. Ukuran partikel tanah yang kasar adalah pasir, dengan diameter
2-0,05 mm. Sedangkan ukuran partikel tanah yang halus adalah lempung, dengan
diameter lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel tanah dengan ukuran diantara pasir
dan lempung disebut debu. Pengamatan tekstur tanah pada profil tanah biasanya
berbeda antara satu horison dengan horison lainnya. Tanah pada horison A akan
cenderung memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan tanah pada horison B.
e. Struktur Tanah
Struktur
tanah adalah bagian dari sifat fisik tanah yang membahas sekelompok partikel
tanah yang mengalami koogulasi karena adanya kolid lempung dan organik.
Penggumpalan partikel-partikel tanah membentuk pori sekunder yang perannya di
dalam pengaturan keseimbangan air dan udara lebih penting daripada keberadaan
pori primer. Pori primer adalah rongga yang terbentuk antara partikel-partikel
tanah secara tunggal. Struktur tanah dideskripsikan berdasarkan tipe / bentuk,
derajat/kemantapan, dan klas/ukuran.
f. Konsistensi Tanah
Konsistensi
tanah adalah sifat fisika tanah yang menggambarkan kuat lemahnya gaya kohesi
dan adhesi antar partikel penyusun tanah. Konsistensi tanah juga
dapat ditentukan secara kuantitatif dilaboratarium dengan menentukan
batas-batas nilai Atterberg. Nilai-nilai Atterberg mencakup: Batas Cair ( BC), Batas Lekat ( BL ), Batas Gulung ( BG
), dan Batas Berubah Warna ( BBw ). BC menggambarkan kondisi tanah basah ,
penambahan kadar air diadalam tanah akan menyebabkan tanah bergerak meluncur
menuruni lereng. BL menggambarkan kondisi kadar air didalam tanah dalam kondisi
ideal untuk dilakukan pengolahan. BG menggambarkan kadar air dalam tanah
sehingga memungkinkan tanah dapat dilakukan modifikasi bentuknya. BBw
menggambarkan kondisi tanah yang kering, jika kadar air dalam tanah melewati
BBw maka tanah akan mengalami perubahan warna khususnya Value dan Chroma akan meningkat.
g.
Warna Tanah
Warna
tanah menunjukan secara relatif kandungan organik, komposisi kimia partikel
penyusun tanah serta kelembaban. Pengaruh kadar bahan organik, makin tinggi
bahan organik, maka warna tanah gelap (dark) dan makin stabil (matang) humusnya
warna tanah makin hitam. Keberadaan mineral feldspar, kaolin, kapur, dan kwarsa
menyebabkan warna putih. Kandungan besi (Fe) dalam bentuk hematit, magnetit,
atau limonit memberikan warna merah, cokelat atau kuning.
2.3
Sifat Kimia Tanah
Salah satu
sifat kimia tanah adalah kesamaan atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah
nilai pada skala 0-14,yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion H – dalam larutan tanah. Larutan tanah disebut
bereaksi asam jika pH berada pada kisaran 0-6,artinya larutan tanah mengandung
ion H+ lebi besar dari pada
OH- , sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan yanah lebih besar dari pada OH-
, larutan tanah di sebut bereaksi basah (alkali) atau memiliki pH 8-14. Adapun sifat kimia tanah yaitu antara lain :
a.
pH Tanah
pH adalah
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai kologaritma
aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen
tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. pH bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
b.
Kelembaban Tanah
Kelembaban
tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk dikaji.
Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang
turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat
penting untuk studi potensi air dan studi neraca air.
BAB III
METODELOGI
3.1 Lokasi , Waktu dan Kesampaian
Daerah
Lokasi penelitian geografi tanah terletak di Desa Iloponu, Kecamatan
Tibawa, Kabupaten Gorontalo Utara dan di Laboratariun Teknik Sipil, Universitas
Negeri Gorontalo. Untuk Menempuh lokasi praktikum yang dilakukan didesa
ilopolu menggunakan waktu ± 2 jam . Perjalanan dilakukan dengan menggunakan Bis
kota yaitu star dari kampus ung sampai kelokasi praktikum. Penelitian dilakukan
pada daerah kemiringan tanahnya agak tinggi, dan berada dipinggir jalan raya
atau jalan umum. Letak astronomis pada lokasi praktikum geografi tanah yang
dilaksanakan didesa ilopolu yaitu N : 00041’08,00’’, E : 122051’
26,7’’.
3.2 Metode Penelitian
Pada praktikum geografi tanah metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal
yang diteliti dilapangan oleh si pengamat pada saat melakukan penelitian.
Metode kualitatif ini datanya bisa berupa angka, serta catatan - catatan
dilapangan saat meneliti objek. Pada metode kualitatif ini , penelitian dilakukan
secara nyata, dan datanya diambil dengan akurat saat melakukan penelitian,
bukan dari data dugaan. Selain itu data
yang kita dapat dari penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif ,
datanya alamiah yaitu datanya sesuai dengan tempat dan objek yang diteliti.
Selain itu untuk dilaboratarium menggunakan metode kuntitatif, karean datanya
banyak berupa angka, serta membutuhkan perhitungan yang akurat dan pasti.
3.3 Alat dan Bahan
a.
Alat dan bahan praktikum dilapangan
1)
Alat tulis menulis
2)
Roll meter
3)
Kuda-kuda
4)
Parang
5)
cangkul
6)
pisau
7)
Tali
8)
Spidol permanen
9)
Plastik sampel
10)
Camera
11)
Ring sample
12)
GPS
13)
Soil tester
14)
Clinometer suunto
15)
Bor tanah
b.
Alat dan bahan praktikum di
laboratarim
1)
Alat tulis menulis
2)
Timbangan digital
3)
Saringan tanah
4)
Oven
5)
Sieve shaker
6)
Palu karet
7)
Cawan
8)
camera
9)
Kertas label
10)
Ring Sample tanah utuh
11)
Sample tanah setiap horizon tanah
3.4 Prosedur Kerja
a.
Menentukan lokasi untuk pengamatan Profil Tanah
|
-
Menentukan titik koordinat lokasi
praktikum dengan GPS
-
Membersihkan area disekitar
profil tanah yang akan diamati, dengan menggunakan cangkul, parang, dan
kuda-kuda.
-
Menentukan titik kemiringan
lereng tanah dengan mengunakan clinometer suunto.
-
Mengamati keadaan profil tanah
yang tampak
-
Menentukan horizon tanah yang
tampak
-
Mengukur ketebalan solum pada
masing-masing horizon
-
Mengklasifikasikan masing-masing
horizon yang tampak
-
Mencatat kedalam tabel pengamatan
profil tanah.
Mengamati Warna
Tanah
|
-
Mengambil agregat
tanah pada setiap lapisan atau horizon tanah.
-
Mengamati warna
yang tampak pada setiap lapisan atau horizon tanah.
-
Menentukan warna
apa yang terdapat pada sitiap lapisan atau horizon tanah.
-
Mengamati
Tekstur Tanah
|
- Mengambil sedikit tanah pada masing-masing horizon tanah
- Meletakan tanah pada tangan, kemudian mempercikan sedikit
air, dan merasakan adanya kasar,licin, dan lengket.
- Mengklasifikasikan tekstur tanah yang sudah dirasakan.
- Mencatat kedalam tabel pengamatan tekstur tanah.
Mengamati Kelembaban
dan pH Tanah
|
-
Mengamati masing-
masing horizon-horizon tanah yang tampak
-
Menancapkan alat
soil tester pada masing- masing horizon
-
Menentukan skala
angka kelembaban dan pH tanah pada alat soil tester .
-
Mencatat ketabel
pengamatan kelembaban dan pH tanah.
Mengamabil
sample tanah utuh
|
-
Membersihkan permukaan tanah
terlebih dahulu
-
Meletakan ring sample pada
horison tanah yang akan diambil
-
Menekan ring sample pada horizon
tanah yang diambil, sampai tanah muncul di bibir ring
-
Memotong bagian bawahnya dengan
menggunakan pisau
-
Hasil
pengamatan
|
b.
Prosedur Kerja
Praktikum Di Laboratarium
Menentukan
Berat Volume Tanah
|
- Membersihkan ring sample yang berisi tanah dengan pisau.
- Menimbang ring sample utuh, dengan menggunakan timbangan
digital.
- Mencatat hasil timbangan ring sample tanah basah
- Memasukan ring
sample tanah kedalam oven selama satu hari (24 jam)
- Kemudian menimbang kembali ring sample yang sudah dioven
-
Menghitung
berat volume tanah tersebut
|
Menentukan
Tekstur Tanah Di Laboratarium
|
- Menulis nama horizon pada kertas label, kemudian
menempelnya pada cawan yang disediakan.
- Membuka plastik sample yang berisi tanah dan menuangkannya
kedalam cawan sesuai dengan nama horizon tanah yang telah diberi label.
- Memasukanya kedalam oven
- Mengeluarkan cawan yang ada didalam oven
- Menghaluskan cawan yang berisi tanah dengan menggunakan
palu karet.
- Menimbang berat tanah kering yang berada pada cawan.
- Memasukan tanah yang sudah ditimbang kedalam penyaringan
, kemudian memasangnya pada alat sieve shaker, dengan untuk mengetahui jenis
tanah dan klasifikasi tanah serta untuk menggoyangkan saringan tanah.
- Membuka satu persatu saringan dan menimbangnya pada
timbangan digital.
Mencatat Hasil Pengamatan
|
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1
Hasil
Pengamatan Di Lapangan
a. Pengamatan Profil dan horison tanah
Lokasi
: Desa Ilopolu, Kec.
Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat
: N : 000 41’ 08,0’’
E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal
: Kamis, 06 Juni 2013
Kemiringan Lereng
: 5,7 m dan 250, 45%
Bentuk Lahan
: Perbukitan
HORIZON
|
KETEBALAN
HORIZON/ SOLUM TANAH
|
Horizon O
|
15 cm
|
Horison A
|
20 cm
|
Horison C
|
30 cm
|
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Horizon Tanah
Keterangan :
Berdasarkan hasil pengamatan horizon A, pada lereng yang
diamati sangat tipis. Sedangkan horizon B, E, dan R tidak ada atau tidak ditemukan. Kaereana
tidak semua lereng yang diamati horizonnya lengkap, dan horizon C yang paling
banyak didapat atau paling besar. Karena pada lereng yang diamati, didapati
batuan yang sudah agak besar dan sudah mengalami pelapukan . Selain itu, juga
dapat dikatakan bahwa terdapat batuan induk.
Gambar 1.
Horizon O Gambar 2. Horizon
A Gambar 3. Horizon C
b. Pengamatan Warna Tanah
Lokasi : Desa Ilopolu, Kec.
Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat
: N : 000 41’ 08,0’’
E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal
: Kamis, 06 Juni 2013
HORIZON
|
WARNA TANAH
|
Horizon O
|
Gelap
|
Horizon A
|
Cokelat ke abu-abuan
|
Horizon C
|
Cokelat kekuning-kuningan
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Warna Tanah
Gambar 4. Warna
Tanah Horizon O
Gambar 5. Warna
Tanah Horizon A Gambar 6. Warna
Tanah Horizon C
c.
Pengamatan Tekstur
Tanah Di Lapangan
Lokasi : Desa Ilopolu, Kec.
Tibawa/Kab. Gorontalo Utara.
Titik Koordinat
: N : 000 41’ 08,0’’
E : 1220 51’26,7’’
Hari/tanggal
: Kamis, 06 Juni 2013
HORIZON
|
TEKSTUR
TANAH
|
|
MODEL PROFIL
|
MODEL BOR
|
|
Horizon O
|
Geluh berlempung
|
Manual
|
Horizon A
|
Geluh berlempung
|
Manual
|
Horizon C
|
Lempung
|
Manual
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Di Lapangan.
Gambar 7. Tekstur Tanah Horizon O
d.
Pengamatan pH dan Kelembaban Tanah
Lokasi : Desa Ilopolu, Kec.
Tibawa/Kab. Gorontalo Utara
Hari/tanggal : Kamis, 06 Juni 2013
HORIZON
|
pH dan
Kelembaban Tanah
|
|
pH Tanah
|
Kelembaban
Tanah
|
|
Horizon O
|
7
|
90 %
|
Horizon A
|
7,5
|
98%
|
Horizon C
|
-
|
-
|
Tabel 4. Hasil Pengamatan pH dan Kelembaban Tanah.
4.2
Hasil Pengamatan Di Laboratarium Teknik Sipil
a. Pengamatan Berat Volume Tanah
HORIZON
|
BERAT TANAH
UTUH
|
|
BERAT TANAH BASAH
|
BERAT TANAH
KERING
|
|
Horizon A
|
596,58 gram
|
454,52 gram
|
Tabel 5. Hasil Pengamatan berat Volume Tanah.
1)
Perhitungan Mencari
Berat Volume Tanah
a.
Volume Ring
Diketahui
:
Diameter
ring = 7,4 cm
Tinggi
ring = 7 cm
Ditanya :
Volume ring ?
V
= ¼
= ¼
x 3,14 x ( 7,4 )2 x 7
= 300,9 cm3
b.
Mencari Kadar Air
1)
Berat ring horizon
A = 202, 47 gram
M1 =
202,47 gram
2)
Berat tanah basah
horizon A = Berat tanah basah+berat ring (horizon A)
= 596,58 gram + 202, 47 gram
M2 = 799,05 gram
3)
Berat tanah kering
horizon A=Berat tanah kering+berat ring(horizon A)
=
454, 52 gram + 202, 47 gram
M3=
656,99 gram
4)
Berat Air Horizon A = M2 – M3
= 799,05 – 656,99
= 142,06 gram
5)
Untuk mencari berat
tanah kering horizon A = ( M3 _
M1 )
= 656,99 – 202, 47
= 454,52 gram
c.
Mencari Kadar Air
Horizon A (%)
Kadar
air = ( M2 – M3 ) ( M3 – M1 ) x
100%
= ( 799,05 – 656,99 ) ( 656,99
– 202,47 ) x 100%
= 142, 06 x 454, 52 x 100%
= 64569,1 x 1/ 100
= 645,69 %
d.
Berat Isi Horizon
A = Berat Tanah Kering
Volume Ring
= 454,52 gram
300,9 cm3
= 1,51 gr/cm3
Jadi berat volume
tanahnya adalah 1,51 gram/ cm3.
Gambar 8. Ring
Sample Basah Saat Di Timbang.
Gambar 9.
Ring Sample Setelah Di Oven
b.
Pengamatan Tekstur
Tanah Di Laboratarium
HORIZON
|
BERAT TANAH YANG BERADA DICAWAN SETELAH DI OVEN
|
Horizon O
|
89,38 gram
|
Horizon A
|
96,47 gram
|
Tabel 6. Berat tanah yang berada dalam
cawan setelah di oven
1)
Pengamatan Teksur
Tanah Setelah Di Saring.
Nama
Pengujian
|
Sampel O
|
||||
Nomor
Saringan
|
Ukuran Butir
(mm)
|
Berat
Tertahan Saringan (Gr)
|
Komulatif
Berat Tertahan Saringan (Gr)
|
Persentase
(%)
|
|
Tertahan
|
Lolos
|
||||
4
|
4,75
|
0,00
|
23,14
|
19,21
|
80,79
|
8
|
2,36
|
23,14
|
46,28
|
38,43
|
61,57
|
16
|
1,18
|
31,42
|
77,70
|
64,51
|
35,49
|
30
|
0,60
|
22,50
|
100,20
|
83,19
|
16,81
|
50
|
0,30
|
12,74
|
112,94
|
93,77
|
6,23
|
100
|
0,15
|
4,20
|
117,14
|
97,26
|
2,74
|
200
|
0,075
|
1,87
|
119,01
|
98,81
|
1,19
|
PAN
|
-
|
1,43
|
120,44
|
100.00
|
0,00
|
Tabel 7. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Sampel O Setelah Di Saringan
Nama
Pengujian
|
Sampel A
|
||||
Nomor
Saringan
|
Ukuran Butir
(mm)
|
Berat
Tertahan Saringan (Gr)
|
Komulatif
Berat Tertahan Saringan (Gr)
|
Persentase
(%)
|
|
Tertahan
|
Lolos
|
||||
4
|
4,75
|
0,00
|
25,48
|
21,87
|
78,13
|
8
|
2,36
|
25,48
|
50,96
|
43,74
|
56,26
|
16
|
1,18
|
28,15
|
79,11
|
67,91
|
32,09
|
30
|
0,60
|
20,13
|
99,24
|
85,18
|
14,82
|
50
|
0,30
|
11,06
|
110,30
|
94,68
|
5,32
|
100
|
0,15
|
3,69
|
113,99
|
97,85
|
2,15
|
200
|
0,075
|
1,38
|
115,37
|
99,03
|
0,97
|
PAN
|
-
|
1,13
|
116,50
|
100,00
|
0,00
|
Tabel 8. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Sampel A Setelah Di Saring.
Rata-Rata Lolos
Saringan Sampel O dan A (%)
|
79,46
|
58,92
|
33,79
|
15,81
|
5,77
|
2,45
|
1,08
|
0,00
|
Tabel 9. Hasil Pengamatan Rata-rata Lolos Saringan Sampel O dan A
Gambar 10. Proses penimbangan tekstur tanah yang sudah disaring.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Pembahasan Hasil Pengamatan Praktikum Di Lapangan
a.
Profil dan Horizon
Tanah
Berdasarkan dari
hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan terlihat bahwa wilayah tempat
praktikum tersebut memiliki kemiringan lereng yang agak curam. Sebelum
melakukan pengamatan, kami melihat bahwa lokasi tersebut berbentuk perbukitan
dan berada didekat jalan raya atau jalan umum.
Tempat lokasi tersebut tepatnya didesa ilopolu, kecamatan tibawa,
kabupaten gorontalo utara. Pada saat melakukan pengamatan untuk menentukan
profil tanah yang akan diamati, kami menggunakan bantuan GPS untuk menentukan
lokasi profil tanah tersebut. Pada lokasi profil tanah tersebut memiliki
koordinat pada titik N : 000 41’
08,0’’ E : 1220 51’26,7’’.
Sedangkan untuk kemiringan lerengnya kami menggunakan clinometer suunto dan
berada pada kemiringan 5,7 m dan 250, 45%.
Sebelum mengamati
profil tanah , terlebih dahulu kami membersihkan disekitar area profil tanah yang akan diamati dengan menggunakan
bantuan parang dan kuda-kuda. Pada saat melakukan pengamatan terhadap profil
tanah kami hanya menemukan tiga horizon tanah yaitu horizon O, A, dan C. Pada
horizon O, untuk mendapatkan ketebalan
solumnya kami menggunakan bantuan rool meter untuk mengukur ketebalannya. Oleh
karena itu, pada horizon O hanya memiliki ketebalan solum sekitar 15 cm.
Sedangkan untuk horizon A , ketebalan solumnya sangat tipis sekali sekitar 20
cm. Pada horizon C ketebalan solumnya paling banyak atau paling besar sekitar
30 cm. Sedangkan dibawah horizon C sudah banyak tampak batuan, kemungkinan
sudah terlihat batuan induknya.
Jadi pada lereng
yang diamati terlihat susunan horizon tanahnya sangat tipis, dan hanya horizon
C yang kelihatan sangat banyak. Selain itu didapati juga batuan yang sudah agak
besar dan sudah mengalami pelapukan. Selain itu, juga dapat dikatakan bahwa
pada sudah terdapat batuan induk.
b. Warna Tanah
Pada saat melakukan
pengamatan pada profil tanah, terlihat bahwa warna tanah yang tampak pada
setiap horizon tanah sangat berbeda-beda. Pada saat kami mengamti warna tanah
pada horizon O, terlihat warnanya sangat
begitu gelap. Sedangkan pada horizon A warnanya sudah mulai kelihat terang. Di
horizon A yang kami amati, tampak warna cokelat keabu-abuan. Kemudian pada
horizon c yang kami amati terlihat bahwa tampak warna cokelat kekuning-kuningan
dan bercampur dengan warna batuan yang menyebabkan lebih terang warnanya.
c. Tekstur Tanah Di Lapangan
Pada saat melakukan
pengamatan terhadap tekstur tanah, kami mengambil sedikit tanah pada setiap
horizon untuk melihat dan merasakan tekstur tanahnya. Sewaktu melakukan
pengamatan terhadap tekstur tanah, kami menggunakan bantuan air sedikit , untuk melembekkan tanahnya agar
bisa dirasakan kasarnya, licinnya, serta lengketnya. Pada horizon O , kami
merasakan tanahnya licin dan lekat, dapat dipoles, dapat dideformasi dengan
tenaga kuat, dan kami klasifikan tanah yang berhorizon O tersebut kedalam
tekstur tanah geluh berlempung. Sedangkan pada horizo A, kami mersakan tanahnya
licin, lekat, dan dapat dipolis, sehingga kami klasifikasikan ketekstur geluh
berlempung. Kemudian pada tanah yang berhorizon C , tanahnya juga licin,lekat ,
dan dapat dipolis , serta dapat deformasi dengan tenaga yang luar biasa kuat ,
sehingga tanah pada horizon C kami klasifikasikan kedalam tekstur tanah
lempung.
d. Kelembaban dan pH Tanah
Pada saat melakukan
pengamatan disetiap horizon , untuk menentukan kelembaban dan pH tanahnya, kami
menggunakan bantuan alat soil tester.
Oleh karena itu, ketika menentukan kelembaban dan ph tanah pada horizon O, alat
soil tester ditantcapkan dihorizon O, kemudian lihat skala angka yang tampak
alat soil tester. Ternyata skala ph tanah yang tampak pada horizon mencapai 7,
berati horizon O pH tanahnya netral, sedangkan untuk kelembababnya mencapai 90%.
Selain itu, pada horizon A , pH tanahnya menunjukan angka 7,5 berarti kandungan
tanah pada horizon A adalah bersifat basa. Sedangkan untuk Horizon C tidak ditemukan
pH dan kelembaban tanahnya.
5.2
Pembahasan Hasil Pengamatan Praktikum Di Labotarium
Teknik Sipil
a. Pengamatan Berat Volume Tanah
Berdasarkan dari
hasil pengamatan yang dilakukan dilaboratarium teknik sipil, terlihat bahwa
untuk menentukan berat volumenya terlebih dahulu harus mendapat berat utuhnya .
Pada saat melakukan pengamatan kami menggunakan bantuan alat yaitu timbangan
digital. Sebelum mendapatkan berat ring sample basah, tanah basah pada horizon
A, terlebih dahulu kotoran yang melekat pada ring sample tanah horizon A,
dibersihkan dengan menggunakan pisau. Setelah ring sample tanah horizon A
bersih, kemudian ditimbang pada timbangan digital. Berat ring sample tanah pada
horizon A sekitar 596, 58 gram. Selanjutnya, ring sample tanah basah pada
horizon A, dikeringkan dengan menggunakan batuan alat yaitu oven. Setelah
dikering atau dimasukan dalam oven selama satu hari. Kemudian ditimbang ulang
menggunakan timbangan digital. Pada saat
melakukan penimbangan pada ring samplenya saja , beratnya mencapai 202, 47
gram. Setelah itu dilakukan penimbangan terhadap tanah kering yang sudah dioven
berat mencapai 454,52 gram. Karena beratnya turun dari berat sebelumnya itulah
berat tanah keringnya.
Selain itu untuk
menentukan berat tanah basahnya, dengan
menambahkan berat tanah basah dengan ring sample pada horizon A, sehingga
beratnya mencapai 799,05 gram, begitu juga sebaliknya untuk tanah kering
beratnya mencapai 656,99 gram. Sedangkan untuk mendapatkan berat total tanah
keringnya yaitu dengan cara megurang berat tanah kering dengan berat tanah basah yang berat
nya mencapai 454,52 gram.
Kemudian untuk
mencari jumlah kadar airnya dalam % , berat air pada horizon A, dikali dengan
berat tanag kering pada horizon A dibagi seratus, sehingga kadar air dalam %
pada horizon A mencapai 645,69 %. Jadi untuk mendapat berat volume tanah
horizon A, yaitu dengan cara berat tanah kering dibagi dengan volume ring, yang
dimana jumlah volume ringnya mencapai 300,9 cm3. Jadi berat volume
tanah pada horizon A, yaitu sekitar 1,51 gram/ cm3.
b. Pengamatan Tekstur Tanah Di Laboratarium
Pada pengamatan
yang kami lakukan dilaboratarium teknik sipil, sebelum mengamati tekstur tanah
pada masing – masing sample horizon terlebih dahulu kami menuagkan sample tanah
masing- masing horizon tanah pada cawan yang sudah diberi label. Setelah
dituangkan dalam cawan kemudian dimasukan kedalam oven untuk dikeringkan.
Setelah itu, cawan yang berisi sampel tanah dikeluarkan dari oven dan ditumbuk
menggunakan palu karet. Kemudian cawan yang berisi sample tanah yang sudah
ditumbuk atau dipukul-pukul ditimbang menggunakan timbangan digital. Pada cawan
yang berlabel horizon O beratnya pada saat di timbang mencapai 96,47 gram.
Setelah ditimbang tanah yang berada pada cawan tersebut, dituangkan kedalam
saringan tanah. Selanjutnya, tanah yang berada pada saringan tanah, digoyang
menggunakan bantuan alat yaitu sieve shaker , dan proses penggoyangan saringan
berlangsung selama 5 menit.
Kemudian tanah yang
berada pada saringan dikeluarkan satu persatu-satu. Pada nomor saringan 4 dengan ukuran butir 4,75 mm pada sampel tanah
O tidak ada berat yang tertahan. Sedangkan untuk komulatif berat tertahan pada
saringan nomor 4 mencapai 23,14 gram. Selain itu untuk persentasenya yang
tertahan pada sampel O mencapai 23,14 % dan untuk persentase lolos saringannya
mencapai 80,79 %. Selanjutnya pada nomor saringan 8 dengan ukuran butir tanah 2,36 mm pada
sampel tanah O terdapat berat tertahan , yang beratnya mencapai 23,14 gram.
Sedangkan untuk untuk komulatif berat tertahan pada saringan nomor 8 mencapai
46,28 gram. Selain itu untuk persentasenya yang tertahan pada sampel O mencapai
38,43 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 61,57 %. Kemudian pada
nomor saringan 16 dengan ukuran butir tanah 1,18 mm pada sampel tanah O
terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 31,42 gram. Sedangkan untuk
kumulatif berat tertahan pada saringan nomor 16
mencapai 77,70 gram. Selain itu, untuk persentase yang tertahan pada
sampel O mencapai 64,51 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai 35,49
%. Setelah itu, untuk nomor saringan 30 dengan ukuran butir tanah 0,60 mm pada
horizon O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 22,50 gram. Sedangkan
untuk kumulatif berat tertahan pada saringan nomor 30 mencapai 100,20 gram.
Selain itu, untuk persentase yang tertahan pada horizon O mencapai 83,13 % dan
untuk pesentase lolos saringannya mencapai 16,81 %. Kemudian pada nomor saringan 50 dengan ukuran
butir tanah 0,30 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya
mencapai 12,74 gram. Sedangkan untuk
kumulatif berat tertahan pada saringan
nomor 50 pada sampel tanah O mencapai 112,94 %. Kemudian untuk
persentase tertahannya mencapai 93.77 % dan untuk persentase lolos saringanya
mencapai 6,23 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 100 dengan ukuran butir tanah
0,15 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 4,20
gram. Sedangkan untuk kumulatif berat
tertahannya pada nomor saringan 100 pada sampel tanah O mencapai 117,14 gram.
Selanjutnya, untuk persentase tertahannya mencapai 97,26 % dan untu7k
persesentase lolos saringannya mencapai 2,74 %.
Kemudian pada nomor
saringan 200 dengan ukuran butir tanah 0,075 mm pada sampel tanah O terdapat berat tertahan yang beratnya
mencapai 1,87 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor
saringan 200 pada sampel tanah O mencapai 119,01 gram. Kemudian untuk
persentase tertahannya mencapai 98,81 % dan untuk persentase lolos saringannya
mencapai 1,19 %. Selanjutnya untuk berat
saringan PAN dengan ukuran butir (-) kosong pada sampel tanah O terdapat berat
tertahan yang beratnya mencapai 1,43 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat
tertahan pada nomor saringan PAN pada sampel tanah O mencapai 120,44 gram.
Selain itu, untuk persentase tertahannya mencapai 100,00% dan lolos saringannya
mencapai 0,00 %.
Sedangkan untuk
cawan yang berisi tanah horizon A beratnya keringnya mencapai 89,38 gram.
Kemudian tanah yang berada pada cawan yang berlabel horizon A, yang sudah
ditimbang dituangkan atau dimasukan kedalam saringan tanah. Kemudian saringan
tanah digoyangkan dengan menggunakan alat sieve shaker selama 5 menit. Setelah selesai, saringan tanah dibuka satu
persatu . Pada nomor saringan 4 dengan ukuran butir tanah 4,75 mm pada sampel
tanah A berat tertahannya tidak dan lolos seratus persen. Sedangkan untuk
kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 4 pada sampel tanah O mencapai
25,48 gram. Selain itu, untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 4 pada
sampel tanah O mencapai 21,87 % dan untuk persentase lolos saringannya mencapai
78,13 %. Kemudian pada nomor saringan 8 dengan ukuran butir tanah 2,36 mm pada sampel
tanah A tertdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 25,48 gram. Sedangkan
untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 8 pada sampel tanah A mencapai 50,96 gram. Kemudian untuk
persentase tertahannya pada nomor saringan 8 pada sampel tanah O mencapai 43,74
% dan untuk lolos saringannya mencapai 56,26 %. Selanjutnya pada nomor saringan
16 dengan ukuran butir tanah 1,18 mm pada sampel tanah A terdapat berat
tertahan yang beratnya mencapai 28,15 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat
tertahannya pada nomor saringan 16 pada sampel tanah A mencapai 79,11 gram.
Selanjutnya untuk persentase tertahannya pada nomor saringan 16 pada sampel
tanah horizon A mencapai 67,91 % dan untuk lolos saringannya mencapai 32,09 %. Kemudian
pada nomor saringan 30 dengan ukuran butir tanah 0,60 mm pada sampel tanah
horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 20,13 gram.sedangkan
untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan 30 pada sampel tanah
horizon A mencapai 99,24 gram.
Kemudian untuk
persentase tertahannya pada nomor saringan 30 pada sampel tanah horizon A
mencapai 85,18 % dan untuk lolos saringannya mencapai 14,82 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 50 dengan ukuran butir
tanah 0,30 pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya
mencapai 11,06 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannya pada nomor
saringan 50 pada sapel tanah horizon A mencapai 110,30 gram. Selanjutnya untuk
persentase tertahan pada saringan nomor 50 pada sampel tanah horizon A mencapai
94,68 % dan untuk lolos saringannya mencapai 5,32 %. Kemudian pada nomor saringan 100 dengan ukuran
butir tanah 0,15 pada sampel tanah
horizon A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 3,69 gram. Sedangkan
untuk kumulatif berat tertahannyapada nomor saringan 100 pada sampel tanah
horizon A mencapai 113,99 gram. Kemudian untuk persentase tertahan pada nomor
saringan 100 pada sampel tanah horizon A mencapai 97,85 % dan untuk lolos
saringannya mencapai 2,15 %. Selanjutnya untuk nomor saringan 200 dengan ukuran
butit tanah 0,075 mm pada sampel tanah horizon A terdapat berat tertahan yang
beratnya mencapai 1,38 gram. Sedangkan untuk kumulatif berat tertahannnya pada
nomor saringan 200 pada sampel tanah horizon A mencapai 115, 37 gram. Kemudian
untuk persentase tertahan pada nomor saringan 200 pada sampel tanah horizon A
mencapai 99,03 % dan untuk lolos saringannya mencapai 0,97 % . Sedangkan untuk
nomor saringan PAN dengan ukuran butir tanah (-) kosong pada sampel tanah horizon
A terdapat berat tertahan yang beratnya mencapai 1,13 gram. Sedangkan untuk
kumulatif berat tertahannya pada nomor saringan PAN pada sampel tanah horizon A
mencapai 116,50 gram, Kemudian untuk persentase tertahan pada saringan PAN pada
sampel tanah horizon A mencapai 100,00 % dan lolos saringannya mencapai 0,00 %.
Selain itu untuk
persentase rata-rata lolosan saringan
kedua sampel yaitu sampel tanah horizon O dan sampel tanah horizon A. Pada
nomor saringan 4 pada kedua sampel rata-rata lolosan saringannya mencapai 79,46
%. Kemudian untuk nomor saringan 8 pada
kedua sampel rata-rata lolosan saringannya mencapai 58,92 %. Selanjutnya untuk
nomor saringan 16 pada kedua sampel rata-rata lolos saringannnya mencapai 33,79
%. Setelah ittu, untuk nomor saringan 30 pada kedua sampel rata-rata lolos
saringannya mencapau 15,81 %. Kemudian untuk nomor saringan 50 pada kedua
sampel rata-rata lolos saringannya mencapai 5,77 %. Selanjutnya pada nomor
saringan 100 pada kedua sampel tanah rata-rata lolos saringannya mencapai 2,45
%. Setelah itu, untuk nomor saringan 200 pada kedua sampel tanah rata-rata
lolos saringannya mencapai 1,08 %. Sedangkan untuk yang terakhir pada nomor saringan
PAN pada kedua sampel tanah rata-rata lolos saringannya mencapai 0,00%. Jadi
semakin banyak saringan yang digunakan maka semakin sedikit pesentase lolos
saringannya dan tekstur tanah makin halus.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan dari
hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah tubuh alam
gembur yang menyilimuti sebagaian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan
karakteristik fisik, kimia, biologi, serta morfologi yang khas sebagai akibat
dari serangkain panjang berbagai proses yang membentuknya. Selain itu dari
beberapa pengamatan yang kami lakukan dilapangan terlihat bahwa pada setiap
tanah tidak akan terdapat semua horizon tanah atau lapisan-lapisan tanah.
Sedangkan untuk warna tanah yang kami amati memiliki keanekaragaman warna yang
berbeda-beda. Pada tekstur tanah yang di amati dan rasakan dengan tangan
berbeda pada penentuan tekstur tanah yang diteliti dilaboratarium.
Pada penentuan
tekstur tanah dilaboratarium lebih teliti, karena menggunakan berbagai alat
untuk menentukan tekstur tanah dibandingkan dengan dilapangan yang hanya
dirasakan dengan indra peraba. Selain itu , dari berbagai penelitian yang
dilakukan dilapangan , dapat melihat sifat fisik, kimia dan biologi tanah
secara nyata. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan dilaboratarium untuk
menentukan berat volume tanah dapat dilakukan secara detail dan terperinci.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawijaya, D. 1997. Klasifikasi tanah. Edisi ketiga.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hanafi, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Nurfaika. 20113. Modul Praktikum Geografi Tanah. Universitas
Negeri Gorontalo: Laboratotium Geografi.
Rahmat, S.
2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Yogyakarta : Penerbit Kanisus.
Sartohadi,
Junun. 2012. Pengantar Geografi Tanah .Yogyakarta
: Pustaka Belajar.
Langganan:
Postingan (Atom)